Pagi yang cerah diikuti kicauan burung yang saling bersahut-sahutan, cahaya matahari pagi berhasil menembus sudut kaca jendela.
Tokk...tokk**
"Non El bangun udah pagi nanti terlambat kesekolah." sahut seseorang dibalik pintu kamar El.
"Hhhmm.. Iya iyaaa aku banguun bi." ucap el dengan nada khas orang bangun tidur kepada pembantu rumahnya bi Sri.
Aurel sejak kecil sudah diurus oleh bi Sri pembantunya karna orang tua Aurel lebih mementingkan pekerjaannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 06:30 pagi. Aurel pun bergegas memepersiapkan dirinya untuk bersekolah.
Tak lupa seragam khas SMA, tas biru kecil nya yang selalu ia bawa, dan juga jam tangan putih yang mampu menambah kecantikan Aurel, siap.
Aurel segera menuruni satu persatu anak tangga, sesampai tangga terakhir matanya tertuju melihat kedua orangtuanya sudah ada dimeja makan sambil membereskan berkas-berkas kantor mereka masing-masing.
"Bi aku langsung berangkat yaa." ucap El sambil melihat kedua orangtuanya yang super sibuk dengan berkas mereka.
"Non el gak sarapan dulu ini udah bibi siapin." ucap bibi Sri kepada El.
"Gak usah bi udah kenyang." ucap El sambil melirik kedua orangtuanya dengan menekan kata terakhir dengan sedikit keras.
"El sarapan dulu sini." perintah Alviona bunda El.
"Gak usah udah kenyang." ucap El tanpa membalikkan badannya.
" El kalo dikasih tau orangtua jangan membalikkan badan." ucap Reyhan papah El.
"Kan udah bilang kalo El itu gk laper." ucap El dengan sinis.
"El sarapan dulu nanti kamu sakit." ucap Alviona
"Ohh masih peduli sma kesehatan El, kirain lebih peduli sama berkas-berkas." ketus El.
"Bi aku berangkat ya jangan lupa makan bi, assalamualaikum." pamit El kepada bi Sri.
"Walaikumsalam non." jawab bi Sri yang tak enak hati kepada majikannya yang sedari tadi melihat sikap El.
El memang sedikit kesal dengan orang tuanya karna sejak kecil orang tuanya lebih mementingkan berkas-berkas dibandingkan anaknya sendiri.
Walupun orang tuanya bekerja demi El, tapi El pun sama dengan anak lain yang membutuhkan kasih sayang dan tempat berkeluh kesah.
Jika El ditanya apa yang El butuhkan sekarang jawabannya adalah bunda dan ayahnya kembali memerhatikan Aurel.
El punya satu kakak bernama Elin tapi Elin tengah kuliah di sebuah universitas luar negri, tak bisa diragukan Elin pun cukup pintar dan berprestasi hingga ia mampu mendapat beasiswa diluar negri.
El sendiri terbilang cukup dekat dengan Elin, bahkan Elin lah yang menggantikan kasih sayang orang tuanya.
Tapi karna pendidikan El harus megikhlaskan Elin untuk belajar dinegri orang.
***
Disini lh El, di rofftop sekolah yang cukup sebagai penenang hati El setiap pagi.
Dengan topi khas SMA yang dipakai terbalik oleh El.
Agak tomboy memang.
"Kenapa lagi lo, brntem lagi ama orang tua lo?" tanya Lestari sahabat sejak smpnya saat El masuk kekelas.
"Apa lagi kalau bukan itu.?" El berjalan menuju tempat duduknya dan meletakkan tas birunya.
"Kesel gue lama-lama dirumah bikin stress." lanjut El sambil menyilangkan kedua tangan didadanya.
"Udeh gk usah cemberut terus ntar pulang sekolah kita refreshing." rayu Lestari menggoda dengan menyolek dagu aurel.
El mengangguk pelan tak lama bell masuk pun berbunyi, semua murid duduk ditempat nya masing-masing.
***
Sorry kalau masih kurang greget eaa..:v
Masih pemula jadi mohon dimaklumin.Aku trima kritikan dan sarannya.
Tq readers❤
-RACN
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Kakel [ Completed ]√
Teen FictionK ( 1 ) FOLLOW sebelum membaca ya readers manis^^ [Tahap Revisi] Ketika benci menjadi cinta. Ketika rasa ada karna terbiasa. Begitu pula yang dirasakan anggraeni aurelia gadis sedikit tomboy dan manis bertemu dengan aditya alfarel yang tidak lain a...