Alvaro 05

2.9K 115 0
                                    

Aku Bersama Mu

Entah apa yang harus diekspresikan fio. Gadis itu tak tau harus bahagia atau mencibir hal ini. Sedari tadi fio hanya menatap harap sebuah punggung tegap yang tengah berbicara dengan seorang guru.

Sepulang sekolah tadi, fio tiba-tiba merasakan sakit yang amat dibagian perutnya. Dan mungkin saat itu keberuntungan memang berpihak padanya. Dengan tak tau malunya fio memohon kepada salah satu guru agar alvaro mau mengantarnya pulang.

Bisa fio lihat, raut wajah kesal saat ini telah terpampang diwajah tampan alvaro. Bagaimanapun fio tak peduli, ia berjanji akan mengubah raut wajah kesal itu menjadi sebuah senyuman lebar.

Suara deru motor membuyarkan lamunan fio. Gadis itu mengerjapkan matanya pelan, saking tidak percayanya atas apa yang ia lihat saat ini. Bayangkan saja, seorang alvaro menyodorkan sebuah helm kepadanya.

"Naik!."

Suara dingin itu membuat fio mengangguk patuh. Gadis manis itu menyambar helm yang disuguhkan alvaro, lalu memakainya. Fio segera menaiki motor sport milik alvaro. Dan keduanya mulai pergi meninggalkan kumpulan-kumpulan asap yang menari-nari diudara.

Hening!. Tak ada percakapan diantara kedua manusia itu. Entah mengapa fio tiba-tiba diserang kegugupan hebat hingga merubah dirinya yang cerewet menjadi diam seperti ini.

"Kak. Makasih ya udah mau nganterin fio. Makin sayang deh." kekeh fio.

Alvaro hanya diam, cowok itu tak memiliki niat sedikitpun untuk meladeni omongan fio yang menurutnya tidak penting. Kadang alvaro heran, apa gadis itu tak kelelehan karena terus berbicara sepanjang waktu?.

"Kak...kapan putus sama kak filia?."

Motor sport alvaro berhenti secara mendadak, membuat tubuh mungil fio menabrak punggung kokoh alvaro. Hangat, gadis itu merasakan kehangatan. Namun deheman keras dari alvaro membuat fio cepat-cepat melerainya.

"Jaga omongan lo!!."

Kendaraan roda dua itu kembali berjalan, fio hanya mengerucutkan bibirnya kesal atas jawaban dari alvaro barusan.

Fio mengerutkan dahinya bingung, saat motor alvaro berubah arah menjadi menjauhi area rumahnya. Gadis itu menatap kesekelilingnya dengan cengo. Kemana alvaro akan membawanya?.

🌿🌿🌿
Motor sport angkasa berhenti disebuah taman. Sedikit banyak fio terkesima, betapa cantiknya taman itu. Fio menggeleng kagum, hingga sedetik kemudian ia menyadari sesuatu.

Fio hendak menuntut penjelasan pada alvaro. Namun, ia segera mengurungkan niatnya itu saat menyadari sesuatu. Fio dengan langkah pelan mengikuti langkah cepat alvaro. Ada aura yang berbeda dari cowok tampan itu.

Fio membelalakkan matanya, sangat kaget atas apa yang dilihatnya saat ini. Entah apa yang harus dirasakan fio, ia harus senang atau ikut bersedih.

Disana, ada filia bersama cowok lain. Sekarang fio mengerti alasan alvaro membawanya kesini. Mengapa ia tak menyadari sesuatu saat alvaro terlihat tengah membuntuti seseorang.

Fio masih heran, mengapa filia dapat mengkniati cowok sempurna seperti alvaro. Padahal, ia tengah bersusah payah untuk merebut hati alvaro. Namun, filia dengan mudahnya menyakiti cowok itu.

Filia memasang wajah kagetnya, manik matanya yang memancarkan kegelisahan beradu dengan mata tajam alvaro. Gadis itu gelagapan tak tau harus berbuat apa.

"Al, ak-"

"Apa yang kamu lakuin filia?." Alvaro berucap pelan, namun dingin.

"Anu itu, ak-"

"JAWAB!"

Filia terlonjak kaget, gadis cantik itu terkejut atas bentakan dari alvaro. Sedetik kemudian raut wajah gelisah filia berganti dengan raut wajah datarnya.

Filia tertawa renyah, membuat alvaro mengerutkan dahinya bingung. "Lo nggak liat gue lagi ngapain?."

Deg

Alvaro menatap tak percaya kepada filia. Gaya berbicara filia yang berbeda membuat sesak didada alvaro. Cowok itu mencoba ingin menggenggam tangan filia, namun gadis itu berjalan mundur.

"Gue capek sama lo!."

Alvaro menggeleng kuat. Sungguh, ia tak mau mendengar ucapan dari filia selanjutnya. "Ma-maksud kamu apa filia?."

"Gue capek ngehadapin cowok dingin kayak lo!. Lo kira gue nggak muak apa ngedapetin perlakuan membosankan dari lo. Sikap lo terlalu dingin al. Gue muak!!!."

Alvaro memasang senyum kecut. Ia kira filia akan dapat menerima ia apa adanya. Dan jika filia ingin ia berubah, mengapa filia tak mengeluarkan keluh kesahnya sedari dulu.

"Aku akan berubah."

"Tinggalin dia!." lanjut alvaro.

Filia tertawa meremehkan, gadis berkulit putih itu tersenyum miring kepada alvaro. "Nggak. Gue cinta sama dia!."

Bagai disambar petir disiang bolong, alvaro terkejut bukan main. Gadis yang ia cintai memutuskan ikatan yang telah ia bangun dengannya?.

"Fil, a-"

"Kita putus!."

"Yesss!."

Semua tatapan mengarah kepada fio. Gadis itu gelagapan, lalu segera membuang wajahnya kearah lain. Filia yang sudah merasa semuanya sudah selesai pergi meninggalkan tempat itu.

"Cepet banget doa aku dikabulin. Kak varo udah putus. Yeee yee!." sorak fio dalam hati.

Alvaro menatap datar fio yang mengusap-usap lengannya. Sungguh, ia tengah malas untuk membentak fio. Hatinya tengah hancur, dipatahkan dengan mudahnya oleh orang yang sangat ia cintai.

***
Mohon
Vote
Dan
Commentnya:)

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang