Alvaro 41

2.5K 115 14
                                    

Masalah perasaan
Tidak ada yang tau.
Bisa saja yang membenci
Jadi mencinta.
Yang mencinta jadi
Membenci.


Fio turun dari motor dibantu oleh Alvaro. Gadis itu menundukkan kepalanya, tak berani menatap ke sekeliling. Alvaro yang menyadari itu mengerutkan dahinya bingung.

"Kenapa lo?."

Fio menatap Alvaro. "Itu kak, banyak yang liatin."

"Biarin. Kalau ada yang ganggu-"

Fio mendongakkan kepalanya, menatap Alvaro dengan mata berbinar. "Aduin ke kak varo ya."

"Gak. Kabur aja." ujar Alvaro.

Fio mengerucutkan bibirnya atas jawaban tak terduga dari Alvaro. Gadis itu mengekori langah Alvaro yang telah mendahuluinya itu. Ia masih setia menundukkan kepalanya.

"Woy. Ngapain lo ngikut ke kelas gue."

Gadis itu seketika mendongakkan kepalanya, ia berdecak dikala ia tak memperhatikan jalanan dan hanya mengikuti langkah Alvaro. Terang saja ia berakhir di sini. Dikelas cowok itu.

"Hallo.. Pagi Bro."

Fio melirik pada Dika, dani dan Devin yang berjalan ke arah mereka. Gadis itu hanya berdiam diri di sana. Seakan tak mau melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu.

"Eh, ada lo fio." tutur Dani.

Devin menghela nafasnya. "Lo di suruh lagi sama si Al?."

"Enggak kak." sanggah Fio.

"Kalian udah pacaran ya?." pertanyaan dari Dika itu membuat suasana seketika hening.

Alvaro berdehem, melirik Fio yang tengah memasang wajah kagetnya. "Pacaran apa sih?. Gak mutu pertanyaan lo."

"Mentang-mentang tu orang udah punya pacar. Sombong ceritanya." ledek Dani.

"Syirik aja lo jomblo." ucap Dika tak mau kalah.

Devin hanya sibuk memperhatikan Fio yang tampak sedikit kecewa. Sepertinya gadis itu masih berharap pada Alvaro. Devin hanya menghela nafasnya panjang.

"Al. Aku mau ngomong sama kamu."

Hening, seketika keadaan menjadi sepi dikala Filia datang ke kerumunan mereka. Fio hanya diam melihat interaksi antara keduanya. Sementara Dani, dika dan devin secara terang-terangan menunjukkan ketidak sukaan mereka.

"Ngomong aja." ujar Alvaro sarkas.

Filia berdecak. "Gak di sini al. Aku cuma mau ngomong berdua sama kamu. Ayolah al."

Fio melihat kepergian Alvaro dan Filia hingga keduanya lenyap dari pandangannya. Gadis itu menghela nafasnya panjang. Ia tak mempunyai hak untuk cemburu. Lantas, mengapa rasa cemburu itu datang dengan tidak sopannya?.

🌿🌿🌿

Pergerakan dari Fio terhenti dikala ia ingin melangkahkan kakinya menaiki angkutan umum. Ia menatap bingung kearah Alvaro, dan hanya membiarkan angkutan umum itu pergi melaju begitu saja.

"Kenapa gak nungguin gue?." tanya Alvaro datar.

Fio melepas cengkraman Alvaro. "Aku udah sering nunggu kok."

Alvaro mengalihkan pandangannya, ia tau maksud dari perkataan Fio itu. Gadis itu secara terang-terangan menyinggungnya perihal perasaan gadis itu padanya.

"Lo gak takut?." tanya Alvaro.

Fio menyatukan alisnya bingung, tak mengerti akan pertanyaan cowok itu. "Apanya yang takut?."

"Nginep di rumah gue aja. Mama nyuruh."

"Gue tau lo tinggal sendiri." lanjut Alvaro.

Fio mendongakkan kepalanya, menatap kedua netra mata Alvaro yang berwarna cokelat. Ia membuang wajahnya lagi, entah mengapa ingatan disaat filia bersama Alvaro tadi membuat moodnya kembali memburuk.

"Kak varo masih cinta sama kak Filia?." tanya Fio, membuat cowok itu menatap Fio tajam.

"Rasa itu ada batas waktu. Gue gak begitu setia untuk masih mempunyai rasa buat orang lain." jawab Alvaro tenang.

Fio sedikit tersenyum akan jawaban dari Alvaro barusan. "Jepit rambutnya cocok buat Tante Arini kan kak."

"Entah kenapa aku sedikit lega kalau jepit rambut itu di kasi ke Tante Arini. " lanjut Fio.

Fio memperhatikan pergerakan Alvaro yang tengah merogoh tas milik cowok itu. Ia membelalakkan matanya terkejut saat Alvaro mengeluarkan sebuah boneka berbentuk anjing.

"Buat aku?." tanya Fio tak percaya saat cowok itu menyodorkan boneka itu padanya.

Alvaro hanya menganggukkan kepalanya. Fio menyambar boneka itu dengan tidak sabaran. Ia tau boneka ini, boneka ini tak sengaja Fio peluk dikala ia tengah menemani Alvaro dikala cowok itu membeli hadiah dulu. Fio tak percaya jika Alvaro melihatnya memperhatikan boneka ini.

***
Mohon
Vote
Dan
Comment:)

Follow my akun wattpad ya
Mohon kerja samanya.

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang