Alvaro 55

2.3K 125 26
                                    

Lucu, aku membencimu
Namun, aku juga
mengkhawatirkanmu.
Apa aku masih waras?.


Helaan nafas terus dilontarkan Fio diruangan tempatnya untuk mencari ilmu itu. Hari ini free class karena para guru tengah rapat untuk membahas perihal acara perpisahan anak kelas dua belas.

Tiba-tiba terbesit dalam pemikirannya tentang apa yang diucapkan Alvaro pada Filia kemarin. Apa benar cowok itu bisa sejahat itu?. Memikirkan perilaku cowok itu padanya, Fio yakin Alvaro dapat berbuat sedemikian.

Ia melirik ke seisi ruangan kelasnya itu, semua orang sibuk dengan urusan masing-masing. Mengenai Yola dan Lita, kedua Temannya itu tengah pergi untuk menonton Alvaro bersama teman-temannya yang tengah bermain basket.

Fio lebih memilih mati kebosanan di sini, dari pada harus menyaksikan Alvaro yang tebar pesona. Ia harus was-was, mengingat perilaku cowok itu yang suka membuat baper lalu meninggalkan.

"Fio, lo harus ke UKS sekarang!."

Gadis itu mengernyitkan dahinya bingung melihat Yola dan Lita yang tampak kelelahan dihadapannya. "Kalian kenapa?."

Lita mencoba mengatur nafasnya. "Lo harus ke UKS sekarang!."

"Hah?. Buat apa aku ke sana?." Tanya Fio lagi tak mengerti.

Yola memutar bola matanya jengah, apa Fio tidak bisa langsung pergi saja?. "Ck. Kak Alvaro masuk UKS."

"Hah?!. Kenapa?!. Kok bisa?!." Tanya Fio beruntun.

"Kan tadi kami lagi lihat mereka main tuh. Terus pas dipertengahan permainan Kak Alvaro langsung pingsan gitu aja." Perjelas Lita.

"Masak lo gak tau sih?. Lo ngapain aja?, padahal orang-orang pada ribut tauk." Ujar Yola.

"Lo tidur ya?. Atau g-"

"Woii anjir. Gue ditinggal gitu aja!." Sorak Yola dikala Fio berlari meninggalkannya.

Fio terus mempercepat laju larinya, raut wajahnya menampilkan kekhawatiran. Segala pemikiran buruk melintas dipemikirannya. Bagaimana jika keadaan cowok itu benar-benar buruk?.

"Kak, Kak Varo gimana keadaannya?." Tanya Fio melirik Dika dan Devin yang tengah berdiri di ruangan itu.

"Masuk aja." Titah Devin.

Baru menginjakkan kakinya diruangan itu, Fio dibuat bingung oleh Alvaro. Cowok itu tengah menyelimuti seluruh tubuhnya menggunakan selimut diruangan itu.

"Kak?." Fio sekedar ingin mengetahui apakah Alvaro sudah sadar apa belum.

"Hmm."

Fio menghela nafasnya lega. "Kak Varo kenapa?. Kok bisa pingsan?."

"Gpp." Jawab Alvaro dibalik selimut itu.

"Kak Varo ngapain gitu sih?. Gak panas apa?." Tanya Fio.

Alvaro menyibak selimut itu, lalu menatap Fio yang tengah menatap padanya. "Mau cari tau kenapa lo kayak gitu waktu Di UKS kemarin. Ternyata, ngumpet dibalik selimut sedikit membantu dalam merenung ya."

🌿🌿🌿

"Malam ma."

Fio membalas pelukan dari Tante Arini. "Kamu kemana aja sih. Jarang main ke sini lagi."

"Ga kemana-mana kok ma. Oh ya, Kak Varo gimana?, udah baikan?." Tanya Fio.

"Lumayan. Gih, cek aja dikamarnya."

Fio menganggukkan kepalanya, lalu berlarian kecil untuk menuju ke kamar Alvaro. Tante Arini yang menyaksikan kekhawatiran dari Fio itu hanya tersenyum tipis.

Gadis itu menutup pintu kamar milik Alvaro secara pelan-pelan dikala menyadari cowok itu tengah tertidur pulas. Fio menghampiri Alvaro, lalu meletakkan punggung tangannya pada dahi cowok itu.
"Ga terlalu panas." Gumam Fio.

Gadis itu hanya diam membeku, menatap wajah tampan Alvaro yang tengah tertidur. Bagaimana ia tidak bisa ia terjatuh dalam pada pesona yang luar bisa seperti ini.

Teringat sesuatu, Fio berjalan menuju nakas kamar Alvaro. Ia Sebaiknya menyiapkan obat cowok ini terdahulu. Biar, ketika Alvaro sudah bangun cowok itu tak perlu repot-repot lagi.

Tangan Fio tergerak untuk mengambil sebuah kotak obat yang terlihat aneh. Obat ini sama dengan yang ia lihat dulu, ketika Alvaro mengatakan itu adalah Vitamin.

Tak mau dibuat semakin bingung akan teka-teki obat ini, gadis itu berniat untuk mengambil satu buah obat itu dan akan menanyakannya ke apotik.

"Lo ngapain?."

***
Mohon
Vote
Dan
Comment.

Follow my akun wattpad ya.
Mohon kerja samanya.

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang