Alvaro 07

2.7K 111 0
                                    

Kapankah hangatnya tanganmu
Dapatku genggam?

Seorang gadis tengah berlarian kencang disepanjang koridor sekolah. Rambutnya yang hanya sepanjang bahu terlihat samar bergerak kekanan dan kekiri.

Huff

Fio menghela nafasnya lega setelah berhasi menghadang langkah alvaro dan teman-temannya. Gadis itu memberi senyuman manis.

"Ngapain dedek manis?." goda dani.

Dika memukul pelan kepala cowok berambut ikal itu, membuat dani mendengus pelan. "Iri ae lo karung goni."

Dika memutar bola matanya jengah. "Ketahuan pacar lu si rona bohai baru tau rasa lo."

"Lu mah mainnya gituan." dani mengerucutkan bibirnya kesal.

Fio yang melihat perdebatan antara dua cowok itu hanya terkekeh pelan. Manik matanya berpindah menatap alvaro yang sedari tadi hanya diam.

"Hai kak varo." sapa fio.

Alvaro hanya diam, cowok itu malah membuang wajahnya kearah lain. Tentu saja aksi itu membuat fio berdecak kesal. Sampai kapan alvaro akan seperti itu?.

"Kak varo mau kemana?." fio masih berusaha.

"Ke kelas lah. Masak ke toko bangunan. Ada-ada aja pertanyaan lo."

Fio menatap tajam kearah dika yang menjawab pertanyaannya. Gadis itu menggesek-gesekan giginya kekanan dan kekiri. Dika yang menyadari hal itu hanya menampilkan deretan giginya.

"Kak varo. Yuhuu."

Merasa jengah, alvaro terpaksa menatap gadis didepannya itu. Cowok itu mengerutkan dahinya bingung saat melihat fio mengulurkan tangannya kepadanya.

"Selamat kak." tutur fio.

Alvaro hanya menaikkan sebelah alisnya. Sungguh, ia tak mengerti maksud dari gadis dihadapannya itu.

Fio yang menyadari tak ada respon dari alvaro berdecak kasar. Gadis itu menarik tangan kanan alvaro yang tergantung bebas, agar dapat membalas salamnya.

"Selamat menjani hari sebagai seorang jomblo kak varo."

Setelah mengutarakan pernyataan itu, fio melenggang pergi dari sana. Gadis itu terkekeh pelan saat mendengar samar-samar suara ricuh dari pertanyaan para teman-teman cowok itu perihal ucapannya.

                             🌿🌿🌿
Fio sedari terus bergumam kesal. Pasalnya, ia sudah sedari tadi berdiri didepan kelas alvaro. Namun, cowok itu belum menampakkan dirinya.

Lucu memang, seharusnya alvarolah yang menungguinya didepan kelasnya. Namun, saat ini yang terjadi malah fio yang menunggui cowok itu didepan kelasnya.

"Eh anjir, kaget gue." seru dika kaget.

"Ngapain kesini sih. Nggak kapok dicuekin si al?." tanya dani.

Fio menggeleng antusias. "Nggak lah."

"Hai kak." sapa fio yang baru menyadari kedatangan alvaro.

Seperti biasanya, alvaro hanya diam. Cowok itu hanya memasang wajah datar kearah fio. Teman-teman alvaro yang melihat aksi fio itu hanya menggeleng heran. Mental fio terlalu kuat.

"Kak gimana pelajarannya hari ini?."

"Susah nggak?."

"Oh iya aku de-"

Fio mengerutkan dahinya bingung saat melihat alvaro tak menatap kearahnya. Dengan perasaan keingin tahuan yang sudah tinggi, fio memutar kepalanya untuk mengetahui apa yang ditatap alvaro.

Gadis manis itu menghela nafasnya panjang saat melihat apa yang alvaro tatap. Cowok itu menatap filia, mantannya itu.

Fio ingin sekali tau, hal apa yang membuat alvaro sampai sebegitu cintanya sama filia. Sungguh, fio akan bersedia melakukan hal yang sama.

Fio tak tau apakah perjuangannya ini akan berakhir sia-sia atau tidak. Yang jelas yang ingin ia lakukan saat ini hanyalah, melakukan semua ini dengan ketulusan.

Mata gadis itu berkaca-kaca saat mengingat betapa dinginnya alvaro kepadanya. Betapa tidak pedulinya alvaro kepadanya.

Sedetik kemudian fio menggeleng cepat, ia tak boleh cengeng seperti ini. Ia harus bisa mendapat perhatian dari alvaro. Bukankah ia sudah terbiasa mendapat perlakuan seperti ini?.

"Kak, main basket yuk. Kalau aku kalah, aku bakalan jauhin kakak. Kalau aku menang, selama seminggu kakak harus nurutin semua kemauan aku."

Dani, dika dan devin yang mendengar hal itu melongo tak percaya. Bagaimana bisa fio menantang seorang ketua basket sekolah mereka. Sungguh, fio seperti tengah menantang maut saja.

Alvaro yang mendengar hal itu hanya menatap fio datar. Apa yang difikirkan gadis itu?.

***
Mohon
Vote
Dan
Kommentnya

Follow my wattpad ya:)

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang