Alvaro 28

2.6K 104 6
                                    

Ada kalanya sebuah hal
Terasa sangat rumit.

Tubuh ramping yang tengah dalam gendongan cowok itu terus meronta-ronta minta diturunkan. Alvaro sedari tadi terus menghela nafasnya kasar.

Sungguh, alvaro sangat tak menyangka jika fio dapat melakukan hal konyol seperti ini. Bagaimana bisa gadis manja ini menghabiskan alkohol dengan jumlah yang tak bisa dibilang sedikit.

"Aku capek ma."

Sudah beberapa kali gadis itu meracau mengucapkan kata sedemikian. Gadis itu terus memasang wajah sedihnya, lalu kembali tertawa tanpa sebab.

Dani refleks menyemburkan minuman yang tengah ia minum dikala menatap objek langka didepannya. Apakah ia tak salah lihat?.

"Eh, dikampret liat deh. Itu si alvaro kan?."

Dika yang tengah sibuk memainkan game online diponselnya itu langsung mendongakkan kepalanya. Cowok beralis tebal itu memasang wajah kagetnya.

Kedua teman dari alvaro itu tak sengaja melihat alvaro yang tengah menggendong fio ketika mereka tengah menghabiskan waktu didepan pesta milik devin.

Dengan rasa keingin tahuan yang sangat tinggi kedua cowok itu berlari kencang kearah alvaro yang tengah berdiri disamping mobil cowok itu.

"Itu si fio kan al?."

Alvaro menolehkan kepalanya, cowok itu memutar bola matanya jengah melihat dika dan dani yang tengah menatap horror kearahnya.

"Eh al, ni anak mabuk?." kali ini dani yang mengajukan pertanyaan.

"Hmm."

Dika menggelengkan kepalanya heran, diiringi dengan decakan yang keluar dari bibirnya. "Wah, ini gila seh."

"Buka." titah alvaro.

Dika dan dani saling melepar tatap, kedua cowok itu sungguh tak mengerti akan maksud dari cowok jangkung itu.

"Pintu mobil." lanjut alvaro.

"Yaelah bilang gitu aja pake dijeda segala." dumel dika dengan tangan yang sudah tergerak membukan pintu mobil.

Kedua cowok itu tak kunjung mengalihkan pandangannya dari mobil alvaro yang perlahan menjauh. Baru kali ini ia melihat alvaro bereaksi sedemikian.

Alvaro sesekali menolehkan kepalanya, cowok tampan itu menghela nafasnya kasar melihat tingkah fio yang awalnya sedih lalu tertawa.

"Kak, pengen muntah."

Cowok yang tengah memakai stelan kemeja rapi itu refleks menghentikan laju mobilnya. Alvaro segera turun dari mobilnya menuju fio yang tengah berusaha memuntahkan sesuatu.

Kening alvaro berkerut dalam, menatap fio yang tengah jongkok dengan menenggelamkan kepalanya dikedua lipatan tangannya.

Lipatan pada dahinya semakin dalam ketika melihat bahu fio yang bergetar. Apakah gadis itu tengah menangis?. Sungguh, alvaro tak mengerti dengan apa yang terjadi pada gadis itu.

Fio perlahan mendongakkan kepalanya ketika merasakan tetesan air jatuh kekepalanya. Gadis itu segera bangkit dari posisinya ketika menyadari hujan yang turun semakin lebat.

Alvaro terkejut bukan main dikala tangannya ditepis kasar oleh fio dikala ia ingin menarik gadis itu menuju mobilnya karena hujan yang semakin deras.

"Gak mau." fio mengerucutkan bibirnya.

Alvaro memijit pelipisnya bingung. "Hujan fio. Ntar lo sakit."

"Udah sakit kok. Disini." fio menunjuk kearea dadanya.

Alvaro hanya menatap setiap pergerakan fio yang tengah bermain hujan dengan pemikiran yang sudah bercabang-cabang. Bahkan, cowok itu mengabaikan tubuhmya yang sudah basah diguyur hujan.

Cup.

Alvaro membelalakkan matanya kaget dikala fio mencium singkat bibirnya. Tatapan cowok itu menatap kaget kearah fio yang tengah menampilkan senyumamnya.

🌿🌿🌿
Suara keras alarm milik fio membuat gadis itu refleks bangkit dari tidurnya. Gadis itu memegang pelipisnya, ia tengah pusing sekarang.

Gadis itu terus memijit pelipisnya, bersamaan dengan pemikirannya yang tengah berpikir keras untuk memikirkan hal apa yang sudah terjadi.

"Gak mau."

"Udah sakit kok. Disini."

Cup.

"Aaaaa."

Fio memukul-mukul kepalanya kesal,mengapa ia dapat bertingkah konyol seperti kemarin. Bukan masalah itu, namun mengapa ia mencium bibir alvaro.

Gadis itu memasang wajah frustasinya, bagaimana nantinya ia bersikap didepan alvaro?. Bagaimana jika cowok itu nantinya akan marah atas apa yang ia lakukan?.

Fio menolehkan kepalanya kearah jam yang menunjukkan pukul enam. Gadis itu segera turun dari kasurnya lalu bersiap-siap untuk pergi kesekolah.

Tatapan gadis itu terus menyapu kearah sekitar dengan tubuh yang tengah bersembunyi disebuah pilar. Ya, fio tengah berusaha agar tidak berjumpa dengan alvaro.

Gadis itu terus berpindah tempat dari pilar satu kepilar lainnya menuju kearah kelaasnya. Tentu fio sangat berharap agar keberuntungan berpihak padanya.

"Aw."

Fio membalikkan tubuhnya kesal dikala merasakan sesuatu mendarat pada tubuhnya. Gadis itu memasang wajah horrornya dikala melihat alvaro berdiri didepannya.

***
Mohon
Vote
Dan
Commentnya:)

Follow juga ya my wattpad
Mohon kerjasamanya:)

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang