Alvaro 15

2.7K 123 0
                                    

Bahkan luka yang besarpun
Dapat lenyap hanya karena
Senyumanmu

Suasana meriah mendominasi keadaan sekolah hari ini. Banyak hiasan dimana-mana, bahkan keadaan parkir sekolah sangat penuh.

Titik pusat keramaian itu berada pada lapangan basket. Banyak murid-murid yang mengerumuni area itu untuk melihat pertandingan basket.

Fio berdecak kagum melihat keantusian para murid sekolahnya dan murid sekolah lawan. Pertandingan itu dilaksanakan disekolah lawan, dan karena itu juga murid dari sekolah lawan lebih mendominasi keramaian lapangan basket itu.

Jangan tanyakan keberadaan fio, gadis itu sudah dahulu menempatkan dirinya dideretan kedua dari tempat duduk yang dipersediakan untuk melihat berlangsungnya pertandingan.

"Hey, sini."

Lambaian tangan itu membuat lita dan yola menganggukkan kepalanya. Kedua teman dari gadis itu berjalan pelan menuju fio, lalu mendudukkan tubuh mereka disamping kiri dan kanan fio.

"Cepet banget lo sampe kesininya." lita menggeleng heran.

Yola menganggukkan kepalanya, setuju akan ucapan lita. "Tau lo. Orang-orang pada kekantin buat makan. Lo malah diem disini."

"Kalau aku pergi. Nanti tempatnya kehabisan, aku kan pengen lihat kak varo tanding. Mau nyemangatin dia." kukuh fio.

Lita terkekeh pelan, membuat fio menolehkan kepalanya kepada gadis itu. "Kayak kak alvaro pengen disemangatin lo aja."

Fio mengerucutkan bibirnya kesal atas ungkapan dari lita. Tentu saja ucapan itu sangat menohok bagi fio. Ia tau, alvaro belum memperlihatkan respon yang membuat fio terbang melayang. Sungguh, fio sadar itu.

Melupakan hal itu, tatapan berbinar fio lontarkan pada area lapangan. Disana, anggota sekolahnya dan anggota sekolah lawan telah berkumpul dilapangan.

Mereka telah bermain, perhatian fio teralihkan sepenuhnya kepada alvaro. Cowok itu begitu panas dilihat dalam keadaan seperti itu. Tatapannya yang fokus, seragam yang memperlihatkan otot kekarnya, apalagi keringat cowok itu yang membuat fio meneguk susah salivanya.

"SEMANGAT KAK ALVARO."

"KAK VARO!."

Lita dan yola menutup kedua telinganya, gadis itu menggeleng heran atas sorakan dari fio. Apa tenggoran gadis itu tak sakit karena berteriak seperti itu?.

Pertandingan telah selesai beberapa menit yang lalu, para murid yang menonton pertandingan itu perlahan membubarkan diri. Memandang pertandingan ini merupakan final, tentu sangat menjadi momok perbincangan.

Senyum fio tak hentinya merekah, apalagi sekolahnya lah yang memenangkan pertandingan. Tak heran, gadis itu semakin mencintai alvaro. Cowok itu benar-benar sangat mampu memikatnya.

Langkah fio terhenti dikala ia ingin menuju kearah alvaro. Gadis itu tersenyum kecut, meremas sebotol air mineral yang berada pada tangannya. Niatnya yang ingin memberikan minuman itu kepada alvaro terhenti, dikala melihat alvaro sudah menerima minuman dari filia, mantan cowok itu.

Gadis itu berbalik, berjalan tertatih menyelusuri koridor sekolah. Fio terlonjak kaget saat minuman yang berada pada tangannya direbut seseorang.

Fio mendongak, menatap seorang cowok tampan yang meminum minumannya tanpa permisi itu dengan nyalang. Padahal kan itu minuman itu alvaro,.... Niatnya saja.

"Maaf ya gue minum minuman lo. Gue haus banget habis tanding. Gak ada yang ngasi minuman lagi."

Cibiran fio hadiahkan untuk cowok didepannya itu. Jelas sekali cowok itu berbohong, padahal dengan jelas fio lihat segerombolan para gadis tengah memegang minuman menatap sendu kearah mereka berdua.

"Kenalin. Nama gue, varrel adrinan." cowok itu mengulurkan tangannya kearah fio.

Fio tersenyum kikuk, lalu menerima uluran tangan cowok itu. "Fiorenza Quenzi."

"Gue panggil lo apa nih?. Quen aja ya, biar kayak seolah-olah ratu gitu loh." kekeh varrel.

"Gak bisa lah. Ratu itu kan ejaannya gak begitu. Queen, huruf E nya ada dua!." perjelas fio.

Varrel terkekeh pelan, cowok it terpesona akan kepolosan fio. Sepertinya varrel akan mencari alasan lain agar bisa bersama gadis didepannya ini.

"K-kamu yang ikut tanding tadi kan?. Anak sekolah sini?." fio memberanikan diri untuk bertanya.

Varrel menganggukan kepalanya. "Ya, lo bener."

Diseberang sana alvaro mengerutkan dahinya bingung melihat fio yang tengah mengobrol dengan lawan tandingnya tadi. Dengan langkah besar, cowok itu mendekati keduanya.

Fio refleks melebarkan matanya saat melihat alvaro berada diantara mereka. Bahkan gadis itu nyaris terkena serangan jantung saat alvaro tiba-tiba menariknya dari sana. Ada apa dengan cowok ini?.

                            🌿🌿🌿
Entah apa yang membuat fio memberanikan diri untuk melepaskan tarikan dari alvaro. Cowok itu ikut berhenti, menatap fio kerutan dalam.

"A-aku gak bisa pulang bareng kak." tutur fio.

Alvaro menghela nafasnya panjang. "Mau kemana?."

Tentu fio tak mau memberi tau jika ia akan kerja paruh waktu sore ini. Ia tak mau jika alvaro tau, dan malah menaruh rasa kasihan padanya.

"Hmm... Ada urusan penting pokoknya." jawab fio.

Fio berbalik, melanjutkan langkahnya menjauhi fio. Seperkian detik kemudian ingatan gadis itu tertuju saat melihat interaksi antara alvaro dan filia ,lantas fio membalikkan tubuhnya.

"Lagian, sana anterin kak filia pulang. Biar makin lengket." fio mengembungkan kedua pipinya, lalu menghentakkan kakinya dan berlalu dari sana.

Cowok itu masih berusaha untuk mencerna ucapan fio. Oh tunggu, apa fio melihat ia dan filia dilapangan tadi?. Bukannya gelisah, justru cowok itu terkekeh pelan. Masih diingatnya sikap fio beberapa menit yang lalu. Lucu.

***
Mohon
Vote
Dan
Comment:)

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang