Alvaro 61

2.1K 122 29
                                    

Kembalilah!
Aku butuh kamu.


Tatapan tajam Alvaro mengarah pada Fio yang tengah diantar oleh Varrel. Mengapa gadis itu masih mau berhubungan dengan cowok itu setelah apa yang dilakukannya tempo hari lalu.

Oke, mari kita bermain jujur. Ia cemburu!. Rasanya Alvaro ingin membunuh Varrel saat itu juga. Ia bahkan menyampingkan hal bahwasannya Varrel itu adalah saudaranya.

Alvaro melangkahkan kakinya menuju kedua manusia itu diiringi dengan tatapan tajamnya. Ia akan memberi pelajaran pada cowok itu. Dimana letak rasa malunya!.

Tarikan pada tangannya yang secara tiba-tiba membuat Fio hampir berteriak. Tubuhnya berpindah posisi pada belakang tubuh jangkung seseorang. Ia membelalakkan matanya kaget dikala menyadari jika itu adalah Alvaro.

"Mau ngapain lagi lo?!." Alvaro menatap tajam pada Varrel.

Varrel hanya tersenyum tipis. "Lo gak punya mata?. Liat kan kalau gue lagi nganter Fio ke sekolah!."

"Lo pasti mau macam-macam lagi kan?!." Tuduh Alvaro.

"Terserah lo!."

Fio yang hampir putus asa akan terjadi perperangan akhirnya mengambil alih untuk menarik Alvaro menjauh. Merasa jarak akan keduanya sudah menjauh, Fio menghentikan langkahnya lalu menatap cowok itu tajam.

"Kak Varo apaan sih?!." Bentak Fio.

Alvaro hanya menghela nafasnya panjang. "Lo ngapain lagi mau berhubungan sama dia Fio?!. Lo gak inget kejadian di taman dulu?!."

"Kejadian yang mana?, yang kita ketemu pas Kak Varo lagi pacaran itu?." Fio tertawa renyah.

Alvaro menyatukan alisnya bingung. "Kok lo bahas itu lagi?. Lo masih marah soal itu?!."

"Marah?. Buat apa aku marah Kak?. Gak guna." Tutur Fio.

"Lo kenapa sih Fio?!. Kenapa lo jadi kayak gini?!. Gue punya salah apa sama lo?!." Bentak Alvaro.

Lagi-lagi Fio tertawa. "Masalahnya itu aku udah gak mau lagi deket-deket sama cowok stress kayak Kak Varo. Aku malu!."

Alvaro hanya diam membeku, menatap kepergian Fio yang berjalan menuju ke arah Varrel. Cowok itu hanya mampu menghela nafasnya kasar.

🌿🌿🌿

"Enak ya kalau punya pacar."

Jitakan keras mendarat pada kepala Dika. Cowok itu meringis, menatap tajam kearah Dani. Devin yang melihat aksi itu hanya tertawa, sementara Alvaro masih betah dengan wajah datarnya.

"Enaknya cuma di awal doang. Ntar, dipertengahan lo bakalan galau-galauan." Cibir Dani.

Devin menganggukkan kepalanya. "Lagian si Yola kan belum tentu jodoh lo!."

"Enak aja lo ngomong Vin. Yola itu jodoh gue kok." Dika menatap tajam pada Devin.

Dani dan Devin hanya tertawa, mengganggu orang sedang bucin itu memang menyenangkan. Apalagi yang sejenis Dika, cowok ambyar itu memang mudan dibawa emosi.

"Kok mereka gak keluar-keluarnya. Panas nih." Protes Dika yang telah lama menunggu lama di lapangan sekolah.

"Katanya cinta, ya berjuang dong." Cibir Devin.

Perhatian semua manusia itu teralihkan pada tiga orang gadis yang menampakkan dirinya. Mereka menatap bingung dikarenakan Yola dan Lita menuju kearah mereka, sementara Fio berjalan lurus.

Mereka hanya menatap iba pada Alvaro yang berlarian untuk menyusul gadis itu. Dulu, Fio yang mengejar Alvaro. Lantas sekarang apa yang terjadi?. Dunia memang lucu.

"Tunggu!." Fio menatap cengkraman pada lengannya.

Fio menepis cengkraman itu. "Ck. Apaan lagi sih?. Ganggu aja."

Alvaro hanya menampilkan senyumannya. "Nih, ada coklat buat gadis cantik."

Fio menatap sebuah coklat yang berada pada tangannya, matanya berkaca-kaca. Ia harus melakukan ini, demi kebaikan semua orang. Lagi dan lagi ia harus melepas kebahagian itu.

Alvaro menatap tak percaya dikala Fio melempar coklat itu kehadapannya. Perlahan, tatapan sendu milik Alvaro mengarah pada Fio. Cowok itu hanya tersenyum tipis.

"Sorry Kak. Gak butuh!."

***
Mohon
Vote
Dan
Comment.

Follow my akun wattpad ya.
Mohon kerja samanya.

Detik-detik menuju ending nih
Tim happy ending
Tim sad ending

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang