Alvaro 12

2.6K 107 0
                                    

Setidaknya sedikit demi sedikit
Mulai pasti.

Fio refleks membuka lebar mulutnya saat ia tak sengaja melakukan sebuah kesalahan. Gadis itu gelapan, manik matanya masih lurus menatap kepada tante damita yang tengah mengibas-ngibaskan bajunya.

Tepatnya semenit yang lalu, fio tak sengaja menumpahkan minuman teh yang diminta oleh mamanya itu. Sialnya, kakinya tersandung karpet dan pada akhirnya minuman itu mendarat pada pakaian tante damita.

Keringat dingin meluncur menyeluruh dipelipis fio. Gadis itu ketakutan setengah mati dikala sang mama mendekat kearahnya. Tatapan wanita paruh baya itu sangat tajam. Fio hanya dapat menundukkan dalam kepalanya.

"Ma-maaf ma. Fi-fio g-"

Aww

Fio meringis kesakitan saat tangan panjang tante damita menarik kuat rambut pendeknya. Penglihatan gadis itu perlahan mengabur, genangan air mata sudah berkumpul dipelupuk matanya.

"Kamu tau. Pakaian ini lebih penting dari pada kamu. Tau nggak, hah?!." tante damita semakin memperkuat tarikannya.

Ringisan fio terdengar hampir keseluruh ruangan yang sepi, gadis itu tau hal ini akan terjadi. Meminta tolong pada siapa?, bahkan kakaknya itu pun akan setuju atas perbuatan mamanya.

"Hari ini. Lupakan soal jajan!. Saya tidak akan mau memberi kamu sepeserpun!." tarikan tante damita melepas kasar tarikannya.

Dapat fio lihat, beberapa helai rambutnya melayang jatuh kelantai rumahnya. Bahkan, ia masih merasakan denyut dikepalanya. Seberapa kuat tarikan wanita paruh baya itu?.

"Ma. Ha-hari ini fio harus bayar b-buku!."

"Anak sialan!."

Tubuh fio terlempar kedepan, dorongan kuat dari tante damita membuat wajahnya menabrak meja. Gadis itu meringis menahan sakit, bahkan lebih keras dari sebelumnya.

"Dasar tidak tau diuntung. Bukannya merenungi kesalahan. Kamu dengan tidak tau malunya meminta uang kepada saya?!."

"Kalau mau uang. Sana! Cari sendiri. Hidup kamu itu sudah nyusahin. Jadi, jangan nambah nyusahin!." lanjut tante damita.

Samar-samar fio mendengar derap kaki tante damita yang perlahan menjauh. Gadis itu perlahan mendongakkan kepalanya, tangan panjangnya meraba kearea matanya. Ya, dorongan tadi membuat matanya terbentur kemeja.

Tangan fio tergerak mengambil sebuah ponsel dari sakunya. Gadis itu membuka kamera, lalu menatap sendu wajahnya. Matanya sedikit menghijau, gadis itu hanya memasang wajah datarnya.

Alvaro menatap aneh kearah seorang gadis yang berjalan kearahnya. Raut wajah cowok tampan itu semakin terlihat bingung dikala gadis itu berdiri didepan ia dan motornya.

"Pagi kak."

Alvaro hanya menganggukkan kepalanya, lalu cowok itu memberikan sebuah helm kepada fio. Perlahan fio menaiki motor cowok itu dan keduanya perlahan menghilang dimakan jarak.

                            🌿🌿🌿
Tatapan aneh dari seorang alvaro dan semua murid disekolah itu tak pernah lepas dari fio. Gadis itu hanya bereaksi datar, ia tau semua ini akan terjadi padanya.

Bagaimana ia tidak diperhatikan. Seorang gadis dengan memakai kaca mata hitam tengah berjalan mantap melewati ramainya koridor sekolah. Tentu fio harus menutupi cidera dimatanya, dan cara yang dipilih fio adalah memakai kaca mata hitam.

Kring.. Kring.. Kring

Bel bertanda istirahat telah berbunyi, semua murid berlarian menuju tempat yang ingin mereka tuju. Ya, sebagian besar menuju kantin.

"Lo beneran nyusul kan fio?." tanya ulang lita.

"Iya-iya. Aku keperpustakaan dulu. Ntar nyusul kok." jawab fio untuk kesekian kalinya.

Fio menghela nafasnya panjang menatap punggung lita dan yola yang semakin menjauh dimakan jarak. Fio berbalik, lalu memilih melewati lapangan basket agar cepat sampai menuju perpustakaan.

Tentu saja masih dengan tatapan penuh cibiran dari semua orang. Ya, mereka berfikir dirinya memakai kaca mata hitam ini agar dilirik oleh semua orang. Mereka mengira fio tengah berusaha mencari perhatian.

Brakk

Aduhh

Tubuh fio terjatuh kelantai lapangan basket, dengan kedua tangannya yang menahan bobot tubuhnya. Sial, mengapa bola basket itu dapat mengenai kepalanya.

Dapat fio lihat kaki seseorang yang berdiri didepannya. Gadis itu tak mendoangkkan kepalanya, ia masih berusaha mengatur ritme nafasnya yang sedikit tidak teratur.

Fio mendongakkan kepalanya dikala cowok itu menjongkokkan tubuhnya. Kedua manik mata itu beradu, fio terkejut setengah mati dikala menyadari cowok itu adalah alvaro.

Lain dengan fio, justru cowok itu tengah menatapnya tajam. Dapat alvaro lihat mata kiri gadis itu yang menghijau. Jadi ini alasan mengapa fio memakai kaca mata. Dan apa yang terjadi pada gadis manja itu?.

Fio gelagapan setengah mati dikala menyadari sesuatu. Tangan gadis itu tergerak meraba area matanya. Sial, kacamatanya terlepas. Dan apakah alvaro sudah melihat matanya?.

Dengan cekatan fio memungut kacamatanya, lalu memakainya. Gadis itu segera berlari, meninggalkan alvaro yang hanya diam membeku. Alvaro menatap kepergian fio dengan perasaan aneh. Entah mengapa sesuatu yan tak enak tengah mengganjal diperasaannya.

***
Mohon
Vote
Dan
Comment:)

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang