Sepuluh

2.2K 107 3
                                    

Selamat Membaca!💋

Masih dengan mata yang terpejam, Meli mendengar suara Tania Yang sedang mengobrol dengan seseorang. Ingin sekali Meli segera membuka matanya, namun rasanya sangat berat. Bahkan kepala Meli kembali terasa pusing.

"Aku tinggal dulu ya... " ujar Tania yang membuat Meli teronta ronta dalam tidurnya.

Gue ini kenapa? Kok susah banget buat bangun? Apa ini adalah saatnya...
....saat terakhir bagi Gue untuk hidup? Tapi Gue belum mau mati!!!. Batin Meli.

Tiba tiba saja ada sebuah tangan yang menggenggam tangan kanan Meli. Tangannya terasa sangat besar, entahlah itu tangan siapa.

Siapa ini yang pegang tangan Gue? Bukannya tadi Tania udah pergi dari sini? Itu artinya Gue sendirian. Lah tapi ini tangan siapa dong??? Jangan jangan tangan setan lagi... Ahhhhhh lepasin!.

Entah sekeras apapun usaha Meli untuk bangun dari tidurnya, namun tetap saja hasilnya nihil. Ia tetap tertidur, walaupun jiwanya tidak tenang di dalam organ tubuhnya.

"Lia"

Huh?

Meli memberhentikan ocehannya, ia tertegun dengan suara seseorang yang tengah memanggilnya. Lia adalah nama panggilan Meli waktu kecil dulu. Semua orang memanggil Lia. Namun Meli mengganti sebutan itu, sejak trageni mengenaskan itu datang.

"Lia... Aku kangen"

Kangen?

.... Gue nggak lagi budeg kan? Baru juga ketemu, udah maen kangen kangenan aja!

Usapan lembut pada Puncak kepala Meli terasa sangat menghangatkan jiwanya, tubuhnya, hatinya, dan juga pikirannya.

Ini sebenarnya siapa sih? Kenapa Gue mendadak jadi deg deg an gini yah?.

Meli terus bertanya tanya siapa yang hadir di sampingnya, siapa yang telah memberikan kehangatan ini. Siapapun orang itu, Dia telah membuat Meli merasa sangat nyaman.

"Maaf telah membuatmu mengalami kondisi ini, Aku sangat menyesal. Andai saja waktu itu Aku langsung menarikmu dalam pelukanku.. Pasti kejadian ini tidak akan terjadi... Maaf"

Entah apa yang sedang ia ucapkan, Meli sungguh tak mengerti.

"Maaf Lia... "

Kata terakhirnya lalu pergi meninggalkan Meli. Entah mengapa Meli tak kunjung bangun meski ia sangat ingin segera bangun.

Keesokan paginya. Meli menggeliat kecil dalam balutan selimut putih yang ia kenakan. Matanya mengerjap menatap seseorang di sampingnya. Dan sedetik berikutnya ia langsung terbangkit dari tidurnya dengan mata terbuka lebar.

"Tante!!!"

Yang di tatap Meli hanya tersenyum lebar melihat keterkejutan dalam wajah Meli. Dengan senang Meli langsung memeluk Nina, Mama-nya Tania.

"Tante pulang?" tanya Meli dengan melepas pelukannya.

"Menurut kamu?" tanya balik Nina, dan Meli kembali memeluk Nina dengan hati bahagia.

"Ekhemm!"

Meli dan Nina sama sama menoleh kearah sumber suara.

"Aku cemburu!" katanya acuh dengan bersedekap dada.

Meli dan Nina tersenyum lebar mendengarnya. Lalu mereka sama sama merentangkan satu tangan mereka untuk mengajak Tania gabung dalam acara peluk pelukan. Dengan senang Tania berlari dan berhambur dalam pelukan Nina dan Meli.

You And Me [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang