Enam

2.3K 119 1
                                    

Selamat Membaca💋

Setelah ujian di kelas usai, Meli mengarahkan kakinya menuju taman Kampus dengan lesu. Ujian di kelas tadi membuat otak dan seluruh tubuhnya capek.

"Bang es krimnya satu, rasa coklat"

Meli menerima es krimnya dan menyodorkan selembar uang lima ribu.

"Makasih" kata Meli dan mendapat anggukan dari Abang tukang es krim.

Meli mendudukkan dirinya pada bangku kosong di dekat pohon besar. Ia menjilat es krimnya dengan cermat.

Enak. Serunya dalam hati.

Dari jauh Meli sudah melihat sesosok Tania yanh tengah celingukan. Mungkin ia sedang mencari Meli. Meli pun melambaikan tangannya. Dan kala itu juga pandangan Tania tertuju pada Meli.

"Adohh... Gue cari di mana mana, ternyata malah di sini"

Meli hanya nyengir sambil menjilati es krimnya.

"Enak tuh... Mintak"

"Enak aja! Beli sendiri" ketus Meli bersungut.

"Ck, pelit!"

Meli berdecak sebal mendengar ejekan Tania.

"Btw, tadi pagi gimana?" tanya Tania tiba tiba. Meli teringat kejadian pagi tadi, ia berjalan sendiri menuju kampus, lalu bertemu dengan Mico, dan mendapat amukan pagi dari Karina. Namun ia juga mendapatkan perkataan manis dari Mico.

"Woy, malah bengong" ujar Tania dengan menyenggol bahu Meli.

"Ck, diem ya. Gue lagi kesel sama Lo"

"Bucin nggak ketulung" sambung Meli mengejek.

Baru juga Meli mengucapkan kalimat itu, eh... Sih Fian malah datang. Meli sempat melirik kearah Tania, dan benar saja Tania malah tersenyum menatap Fian.

Ngeselin.

Meli beranjak dsri duduknya dengan kesal.

"Mau kemana Mel?" tanya Tania menengok pada Meli yang mau berjalan.

"Pergi, Gue nggak mau jadi obat nyamuk!" ketusnya lalu berlalenggang pergi.

Bukan menahan Meli, justru Tania tertawa geli menatap Sahabatnya itu. Meli selalu pergi jika Tania sedang bertemu dengan pacarnya ataupun calon pacarnya. Meli merasa jika dirinya tak pantas diantara mereka yang sedang memadu kasih. Lagi pula juga ia tidak ingin jika sampai teringat dengan bayang bayang masa lalu nya dengan melihat mereka.

"Itu Meli?" tanya Fian yang sudah berdiri satu langkah di depan Tania. Tania mengangguk dengan tersenyum manis.

"Kenapa pergi?"

"Karena ada kamu" ujar santai Tania.

"Emang kenapa kalau ada Aku?" Fian menggaruk garuk tekuk lehernya karena merasa heran.

"Takut jadi obat nyamuk katanya... "

"Obat nyamuk?"

Tania mengangguk.

"Antara kita, berdua"

Fian berdengus geli mendengarnya.

"Emang ada apa di antara kita berdua?" tanya Fian menggoda Tania.

"Dih, sok sok an nggak peka" cibir Tania sebal dan mendapatkan cubitan kecil pada pipi kirinya.

Di sisi lain Meli sedang terduduk di sebuah bangku koridor kampus dengan korang yang berada di tangannya.

You And Me [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang