selamat Membaca💋
Sabtu sore. Meli melangkahkan kakinya lebar lebar. Ia sangat bersemangat hari ini, suasana hatinya sangat baik.
"Tania" panggilnya yang melihat Tania sedang berdiri sendirian di koridor kampus.
"Meli?"
"Lagi apa di sini?" tanya Meli dengan menatap lurus kearah Tania.
"Itu... " tunjuk Tania ragu ragu dengan menunjuk kearah bawah, karena letak mereka sekarang ada di lantai dua.
Meli mengernyit, matanya pun bergerak mengikuti arah telunjuk Tania. Dan betapa terbelalaknya mata Meli saat melihat adegan yang menurutnya sangat Waw!.
"Omg!" pekik Meli dengan mata melebar.
"Itu anak orang di apain??" kejut Meli.
Ia melihat Karina dengan Geng-nya sedang membuli salah satu Mahasiswa Cewek di hadapan Mahasiswa lainnya. Keadaan Cewek itu sangat kacau dengan tubuh basah karena di siram air lumpur.
"Dengar dengar sih, cewek itu habis nembak Kak Mico... "
Dengan cepat Meli menoleh kearah Tania, menampakkan kerutan di dahinya serta bibirnya yang ternganga.
"Apa?!"
Tania mengangguk cepat.
"Mangkanya Kak Karina lakuin itu sama Dia"
Meli menelan air ludahnya dengan susah payah. Gadis itu hanya menembak Mico dan hukuman seperti itu?? Di permalukan dan menjadi bahan tontonan satu kampus? Apa pantas?!.
"Salahnya di mana? Kan cuma nembak aja!" kata Meli tak terima dengan sikap Karina yang egois.
"Apa karena Kak Karina suka sama Kak Mico, jadi dengan seenak jidat ia melakukan hal semacam itu pada Cewek yang suka sama Kak Mico? Menyukai seseorang itu hal yang wajar bukan? Apalagi Kak Mico sangat tampan, pintar, dan tajir... Siapa coba Cewek yang nggak mau sama Dia!"
Tania menatap Meli dengan aneh.
"Kenapa? Apa Gue salah ngomong?"
Tania menggeleng setelah tiga detik terdiam.
"Kenapa Lo jadi semarah itu?" tanya Tania yang membuat Meli terdiam. Bingung mau jawab apa.
"Mel, kok diam?"
"Si--siapa yang marah? Gue cuma... Ngak terima aja kalo ada orang di bully kayak gitu" elak Meli seakan tak terima dengan ucapan Tania.
"Ooh... Gitu ya" Tania pun ngangguk ngangguk. Dan itu membuat Meli menghembuskan nafas leganya. Bersyukur karena ia berhasil mengelamui Tania.
Karena sejujurnya alasan Meli jadi semarah itu yaaa... Karena kecemburuan nya. Cemburu akan sifat Karina yang over posesif terhadap Mico.
"Tapi, menurut Gue Kak Karina nggak salah Mel. Cewek itu emang harus di beri pelajaran"
Meli mengangkat satu satu alisnya dengan bingung.
"Maksud Lo?"
Tania menatap Meli sejenak lalu kembali melihat kearah bawah.
"Menurut Gue cewek itu yang salah, Dia terlalu frontal sampai sampai bikin Kak Mico jadi risih... Beberapa hari ini memang Gue sering lihat cewek itu teriak teriak dengan mengungkapkan isi hatinya pada Kak Mico. Kak Mico juga udah nolak dengan baik, sebaik mungkin hingga ia tidak ingin melukai perasaan Cewek itu. Dan memang pada dasarnya Cewek itu yang nggak punya otak, sehingga hari ini ia berani untuk mencoba mencium Kak Mico"
Meli melongo tidak percaya.
"Untung saja waktu itu ada Kak Karina, yang dengan sigap menyeret paksa Cewek itu dan menampar pipi nya..."
Deg!
Mau di cium?
....iko mau di cium?
Meli menelan salifanya susah payah, ia merasa ludahnya kaluh.
Tania menoleh dengan mengernyit kan dahinya.
"Mel? Lo kenapa?"
Meli menggeleng tanpa bersuara.
"Kita pulang yuk!" ajak Tania dengan menarik tangan Meli.
Sampai di depan gerbang Kampus, Tania dan Meli sama sama terdiam. Kedua mata mereka menatap pada satu titik yang sama. Menatap Karina dengan Mico yang saling memeluk satu sama lain.
Dan betapa teririsnya hati Meli saat melihat itu semua. Kebencian semakin menyeruak di dalam hati kecilnya. Ia benar benar di lupakan oleh Mico. Orang yang sangat ia percayai dan juga orang yang ia cintai. Perlahan air mata Meli mulai mengalir tanpa seperizinannya. Hatinya hancur, bagai di hantam benda yang begitu keras.
"Mel Lo kenapa?"
"Ayo pulang" ajak Meli dengan bibir bergetar.
Tania yang cengo pun akhirnya mengikuti Meli tanpa bertanya apapun.
Sesampainya di rumah. Meli langsung saja masuk ke kamar mandi dan menguncinya. Tania ingin menyusul Meli, namun kecepatan Meli mengunci pintu jauh lebih cepat.
Di dalam kamar mandi meli terduduk dengan kaki selonjoran. Menangis tersedu sedu dengan meremas remas baju bagian dadanya. Ia membasahi dirinya dengan air shower.
"Gue benci sama Lo! Lo udah ninggalin Gue... Lo bilang akan kembali, tapi Lo bohong!" rilih Meli dengan sesenggukan.
Satu jam berlalu.
Tania berteriak dengan mendobrak dobrak pintu kamar mandi. Sudah lama Meli di dalam kamar mandi, dan itu membuat Tania khawatir bukan main.
"MEL BUKA MEL!!!"
BRAK! BRAK! BRAK!
"MEL KAMU BAIK BAIK AJA KAN?! JAWAB MEL!! MELI BUKA PINTUNYA JANGAN BUAT AKU KHAWATIR!!!"
BRAK!! BRAK!!
Di dalam kamar mandi silir silir Meli mendengar teriakan dari Tania serta gedoran pada pintu kamar mandi. Meli mengerjab ngerjabkan matanya perlahan. Sepertinya Meli ketiduran dengan posisi yang sama dan air shower yang masih menyala.
Tubuhnya bergetar merasakan dinginnya air yang terus membasahi dirinya.
"Tania... " rilih pelan Meli. Namun seketika penglihatannya mulai memburam dan berubah menjadi gelap.
Tbc.
Maaf ya lama update, author lagi sibuk, dan banyak ujian. Dan ya jangan bosen bosen nungguin part selanjutnya. 😃😃😃
Jangan Lupa Vomments🙃
KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me [Tahap Revisi]
Romance[TAHAP REVISI] Menceritakan tentang kehidupan Meli dan Mico. Dua anak yang sama sama tinggal di sebuah panti asuhan kecil. Mereka berdua seperti matahari dan sinarnya. Mereka bersama untuk saling melengkapi satu sama lain. Namun bagaimana jika merek...