Tiga puluh

1.4K 87 7
                                    

Selamat Membaca!💋

"Kamu kenapa?" tanya Mico yang melihat raut cemberut di wajah Meli.

"Aku kapan pulang?"

Mico menaikkan satu alisnya kala mendengar jawaban Meli. Mico pun beranjak duduk di samping tempat tidur Meli.

"Kenapa pengen buru buru pulang? Kondisi kamu kan belum pulih total, kamu harus menunggu"

Meli hanya bisa pasrah dengan nasehat Mico. Meli memilih memainkan jari jari tangannya ketimbang harus bertatap muka dengan Mico.

"Aku udah ngerasa sembuh... " ujar Meli sambil menatap Mico kembali. Mico terlihat mengulas senyumnya kepada Meli.

"Nanti Aku tanya ke Dokternya, kamu boleh pulang apa enggak"

Mendengar itu mata Meli langsung melebar senang.

"Bener ya? Janji!" seru Meli sambil menunjukkan jari kelingkingnya. Mico pun langsung menautkan jari kelingking mereka.

"Janji!"

"Makasih"seru senang Meli dengan memeluk leher Mico. Dan Mico pun membalas pelukan Meli.

Entah kebahagian macam apa yang tengah di rasakan oleh Mico saat ini. Ia sangat dan sangat bahagia bisa kembali bersama Meli. Dari sekian tahun terpisah dan ada banyak sekali rintangan, namun sekarang semuanya sudah beransur membaik. Dan bahkan kini Meli terlihat sangat dekat dengannya. Mico masih mengiat betul, malam di mana Meli dan Mico sendiri yang saling mengungkapkan rasa cintanya. Mungkin itu adalah hari terindah bagi Mico. Hari dimana Meli terlihat malu malu dengan semburat warna merah dipipinya, memberi kesan imut dan sangat menggemaskan.

Meli menyudahi pelukannya lalu menatap Mico lekat lekat.

"Aku mau makan es krim"

"Es krim?"

Meli mengangguk cepat.

"Emm.... " Mico seakan tengah berpikir pikir untuk mengabulkan permintaan Meli.

"Ayolah, Iko... " rengek Meli dengan wajah cemberut. Mico mencubit kecil hidung Meli.

"Iya iya, ayo... "

"Yeyh!" seru Meli.

Mico mengajak Meli pergi ketaman rumah sakit karena Mico pikir jika Meli pasti sangat bosan berada di kamarnya.

"Kamu tunggu sini dulu, Aku mau pergi beli es krimnya sebentar" ujar Mico yang di angguki oleh Meli.

Selepas dari kepergian Mico, Meli hanya tersenyum senyum menikmati rasa kebahagian yang ia rasakan sekarang.

"Aku harap kebahagian ini nggak akan pernah berakhir... " gumam Meli dengan mengulas senyum cantiknya.

Dihadapan Meli kini ada beberap ada kecil yang sedang bermain kejar kejaran, ada yang main perosotan, dan ada juga anak kecil yang sedang duduk diatas kursi rodanya, sama halnya dengan Meli. Meli merasa kasihan dengan anak itu, anak itu seperti ingin bermain seperti teman yang lainnya, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan yang menyebabkan dirinya harus tetap duduk diatas kursi rodanya.

Sampai pada akhirnya Meli dikejutkan dengan rasa dingin yang ada di pipinya.

"Iko ih! Kaget tahu!" seru Meli yang kaget karena Mico menempelkan es krimnya di pipi Meli. Dan bukannya minta maaf, Mico justru tertawa melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Meli.

"Dasar nyebelin!" dengus Meli menatap kesal kepada Mico. Meli pun mengambil satu es krim di tangan Mico. Setelah itu Mico berjongkok di samping kursi roda Meli.

You And Me [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang