Selamat Membaca💋
Sedari tadi Meli menangis sesenggukan dengan menggerutu dirinya sendiri.
Iko jahat banget... Gue udah lama nungguin Dia, eh... Dia nya malah ngelupain Gue. Dan sekarang Dia malah deket sama Karina yang galak itu...
Penantian Gue selama ini tuh nggak ada artinya! Entah Gue nya yang terlalu bego atau Iko nya yang jahat.
Sesekali Meli mengusap air matanya yang tak henti hentinya mengalir.
"Mel! Lo kenapa?!" tanya Tania terkejut saat melihat Meli yang terduduk di pojokan kamar.
"Taniaaa..." rengek Meli dengan memeluk Tania.
Dengan gesit Tania menghampiri Meli dan memelukanya.
"Kenapa Mel? Kenapa lagi sih?"
"Iko Tan, Iko... "
"Iko? Kenapa dengan Iko? Lo ketemu Iko???"
Meli tak menjawab, hanya menangis dan menangis.
Tania yang tak tahu harus berbuat apa jadi hanya bisa mengusap usap rambut Meli hingga ia mulai tenang. Dengan Setia Tania memeluk Meli sampai tangisannya mereda.
"Udah nangisnya?" tanya Tania dengan merenggangkan pelukannya. Meli mengangguk.
"Sekarang bisa cerita?"
Meli terdiam tak langsung menjawab, lalu ia menggeleng.
"Nggak mau cerita?"
"Enggak"
"Ck" decak sebal Tania.
Tania memang sering di buat kesal oleh Meli. Meski sudah kenal cukup lama, namun Meli tak sekalipun membuka rahasia tentang kehidupannya kepada Tania. Bukan karena Meli tidak percaya Tania, justru ia sangat mempercayai Tania. Namun Meli lebih memilih menyembunyikannya karena tidak ingin Tania merasa khawatir sekaligus merasa iba kepada Meli. Meli tidak suka di iba i oleh seseorang, karena jika Meli mengalami hal itu. Meli akan semakin merasa sedih dan putus asa dalam menjalani takdir yang Allah berikan kepadanya.
"Dari pada nangis nangis nggak jelas mending Lo ikut Gue" seru Tania dengan mengambil dompet dan ia masukkan kedalam tas-nya.
"Kemana?" tanya Meli paruh, efek habis menangis.
"Ikut aja, Lo pasti seneng... Gue jamin!" ujar Tania pede dengan senyum mengembang.
Meli hanya menggaruk garuk pipinya yang gatal.
"Ngak mau iku?" tanya Tania.
"Jadi obat nyamuk nggak?" tanya Meli yang membuat Tania berdengus.
"Enggak"
Meli tetap diam, seakam ia tidak percaya dengan perkataan Tania.
"Beneran, suwerrr!" seru Tania dengan membentuk huruf 'V' pada jarinya, saat ia mengerti arti ekspresi Meli.
"Yaudah iya, Gue mau" Meli pun bergegas menuju kamar mandi untuk bersiap siap.
Sekitar satu jam berlalu. Kini Meli dengan Tania sudah sampai di sebuah Cafe yang hanya menjual es krim, ada banyak keanekaragaman rasa es krim. Hal itu membuat mata Melebar lebar. Es krim adalah kesukaannya sejak kecil, tepatnya sejak Mico dulu memberinya es krim.
"Mel jangan lihat ke atas terus, nanti kejedot meja loh"
Meli tak menghiraukan nasehat Tania, mata nya hanya terfokus pada dekorasi Cafe dan juga nama nama es krim yang terpampang pada daftar menu.
"Mel kesini!" Tania yang gemas dengan sikap Meli pun mau tak mau harus menggeret Meli untuk tetap bersamanya.
"Kak Fian!" panggil Tania. Sontak Meli mengalihkan pandangannya dan menatap kearah di mana Tania memanggilnya.
Dan betapa terkejutnya ketika Meli melihat ada Mico yang tengah terduduk bersama Fian di sana. Seketika senyum di wajah Meli memudar.
"Ayo Mel, mereka di sana" tunjuk Tania dengan sumringah. Meli hanya diam dengan raut wajah yang sudah berubah.
"Kenapa-Mel?" tanya Tania yang heran melihat perubahan raut wajah Meli.
"Gue tunggu di depan aja yah"
Tania mengernyitkan dahinya.
"Kenapa? Bukannya Lo suka sama tempatnya?" tanya Tania lagi dengan muka serius.
"Tan Gue--"
Ucapan Meli terputus karena dengan secepat kilat Tania menutup bibir Meli dengan jari telunjuknya.
"Diem ya! Kita udah sampai di sini... Jadi ikutin aja alurnya" kata Tania tegas. "Gak ada penolakan!" sarkas Tania cepat sebelum mendengar protesan Meli.
Meli pun pasrah dan Tania menggandeng tangan Meli untuk menghampiri Mico dan juga Fian.
"Maaf ya lama..." ujar Tania seraya duduk di depan Fian, dan Meli duduk di depan Mico. Meli hanya diam dengan sedikit menundukkan wajahnya, tak perduli dengan obrolan yang terjadi di antara Tania dan Fian.
"Meli mau pesan apa?" tanya Tania dengan memperlihatkan buku menu yang ia bawa.
Meli hanya menatapnya, cukup lama.
"Coklat?" tebak Tania. Meli mengangguk dengan senyum kecil.
Tania pun tersenyum dan pergi menyusul Fian yang tengah memesan es krim miliknya dengan Mico. Dan yang ada di bangku ini sekarang hanyalah ada Meli dan Mico. Mereka sama sama diam, berkalut dengan pikiran mereka masing masing.
Ya Allah kuatkan aku!!!. Teriak Meli dalam hati.
Jantungnya terasa melompat lompat di dalam sana. Meli sempat mendongak untuk melihat isi Cafe, namun saat itu juga kontak mata antara Meli dan Mico bertemu. Dengan cepat Meli kembali menundukkan wajahnya. Entah sedari kapan Mico mengamatinya. Yang jelas detak jantungnya semakin menggila di dalam sana.
Seharusnya tadi Gue tolak aja ajakan Tania, Gue mau pergi jauh dari Iko... Tapi kenapa malah jadi bertemu Iko kayak gini.
"Kamu pacaran sama Rio?"
Kerutan di dahi Meli menajam lalu segera mendongak menatap Mico.
"Beneran?"
Meli menggeleng keras. Untuk apa coba Mico mempertanyakan hal semacam itu. Lagi pula tak mungkin Meli berpacaran dengan Rio, teman sejurusannya.
"Mel" panggil Tania dengan menyodorkan es krim rasa coklat. Meli pun meraih es krim tersebut dengan senang hati.
Kelanjutannya hanya terdengar suara obrolan Tania bersama dengan Fian. Sedangkan Mico hanya berkutat dengan ponselnya. Dan Meli hanya terfokus menghabiskan es krimnya.
Tanpa mereka sadari ada satu orang yang tengah menatap mereka dengan sinis.
Tbc.
Vommentsnya di tunggu😉
Jangan lupa beri saran di kolom komentar👌👌👌
KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me [Tahap Revisi]
Romance[TAHAP REVISI] Menceritakan tentang kehidupan Meli dan Mico. Dua anak yang sama sama tinggal di sebuah panti asuhan kecil. Mereka berdua seperti matahari dan sinarnya. Mereka bersama untuk saling melengkapi satu sama lain. Namun bagaimana jika merek...