Dua belas

2K 111 1
                                    

Selamat Membaca!💋

"Lo udah ngerti semuanya kan?"

Tania mengangguk mengerti.

"Gue harap Lo ngertiin posisi Gue saat ini, semuanya nggak mudah... Bagi Gue maupun bagi Meli" ujar sedih Mico pada Tania.

Ternyata malam itu. Malam di saat Meli nggak bisa bangun dari tidurnya, dan Dia mendengar suara Cowok. Itu semua adalah nyata. Karena Itu adalah suara milik Mico.

-Flashback on-

Malam itu Fian mengajak Mico untuk ke rumah Tania. Mico mengiyakan ajakan Fian karena Dia sendiri ingin melihat Meli. Semua tentang Meli, Mico tahu. Mico juga tahu jika Meli tinggal di rumah Tania.

"Lo yakin mereka ada di rumah?" tanya ragu Mico, karena dari depan rumah Tania terlihat sangat sepi.

"Iya ada lah... Gue tadi udah chat Tania kok"

Mico mangut mangut.

Teng Tong!

Seorang Art membukakan pintu untuk Mico dan Fian.

"Permisi, Tania nya ada?" tanya Fian sopan pada Art itu.

"Nona ada di kamar--" ucapan Art itu terpotong oleh teriakan Tania dari lantai atas.

"MEL KAMU BAIK BAIK AJA KAN?! JAWAB MEL!! MELI BUKA PINTUNYA JANGAN BUAT AKU KHAWATIR!!!"

Sontak Mico, Fian, dan Art itu langsung menoleh kearah sumber suara.

"Ada apa?" tanya Fian bingung dengan menatap Mico dan Art itu secara bergantian.

Dengan bergegas Mico dan Fian langsung menaiki anak tangga dan langsung masuk kedalam kamar Tania, karena pada saat itu pintu kamarnya sedang terbuka.

"Kenapa? ada apa?" tanya Fian panik.

"Kak Fian? Kak Mico??" kejut Tania saat Fian dan Mico tiba tiba ada di kamarnya.

"Ada apa Tania? Meli kenapa?" tanya Fian dengan menepuk pelan pundak Tania.

Tania pun tersadar dari lamunannya.

"Eh... Meli itu Dia ada di dalam kamar mandi! Udah lama banget Dia di dalam sana... Gue ketok ketok pintunya tapi nggak ada jawaban" jelas Tania panik.

Dengan sigap Mico langsung mendobrak pintuk kamar mandi. Mata Mico terbelalak saat Melihat Meli yang sedang pingsan di dalam sana, dengan keadaan basah kuyup.

"Meli!" panik Tania langsung masuk kekamar mandi dan sedikit mengguncang tubuh Meli.

"Meli bangun!" Tania yang saking paniknya langsung terisak melihat keadaan Meli.

Mico langsung menggendong Meli dan menidurkannya pada ranjang. Suhu tubuh Meli sangat panas.

"Dia demam" gumam Mico.

"Demam?! Ya ampun Meli!" Tania semakin menangis histeris karenanya. Tania langsung berlari dan berteriak.

"Bibi!! Siapkan air hangat cepetan!"

Tania berjalan kearah lemari dengan mengeluarkan handuk dan baju untuk Meli.

"Kalian keluar dulu deh... Gue mau gantiin bajunya Meli"

Tanpa protes Fian dan Mico langsung keluardan menunggu di ruang tamu.

Tania langsung mengganti baju Meli. Setelahnya ia menutupi tubuh Meli dengan selimut tebal.

"Bibi air hangatnya mana?" tanya Tania yang sudah tiba di dapur.

"Ini Non sedang Bibi siapkan"

Tania mengangguk kecil. Tania berjalan kearah Mico dan Fian duduk.

"Dia nggak apa apa kan?" tanya Mico khawatir.

Tania menatap Mico dengan heran.

"Kenapa? Lo khawatir?" tanya heran Tania.

"Banget"

Tania melongo mendengarnya.

"Mico itu teman sepanti asuhan sama Meli" sahut Fian.

"Ha-apa?" Tania semakin terkejut mendengarnya.

"Gue itu Iko. Teman Meli waktu kecil" kata Mico.

"Ooh... Jadi Elo Iko Iko itu??"

Mico mengangguk.

"Kenap?" tanya Mico. "Meli pernah cerita tentang Gue?" tanya Mico penasaran.

"Ck, hampir tiap hari Dia bahas Iko Iko itu... Dia juga suka ngelamun terus nangis" jelas Tania pada Mico dan juga Fian.

"Huh? Seriusan?" tanya Fian melongo. Tania ngangguk ngangguk.

Fian menepuk pundak Mico.

"Tuh dengerin! Meli itu nggak benci sama Lo, jadi udah deketin Dia. Nggak usah sok sok an jaga perasaannya Meli... Orang anaknya aja tiap hari nangis karena Lo" cerocos Fian yang membuat Mico terdiam.

"Non air hangatnya sudah siap"

Tania menoleh dan menerima baskom yang berisi air hangat itu.

"Gue keatas dulu ya"

Mico dan Fian mengangguk kecil pada Tania.

"Oh ya Bi, tolong buatkan minum buat mereka.

"Baik Non"

Tania pun berjalan menuju kamarnya. Meli masih terlihat berbaring dalam keadaan pucat pasi. Tania merasa sedih saat melihatnya.

"Gue nggak nyangka, kalau Kak Mico itu Iko... Kenapa Lo sembunyiin ini dari Gue Mel, apa Lo masih nggak percaya sama Gue?" tanya Tania sedih. Meli tetap bergeming dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Tania tersenyum kecil menatap wajah Meli.

"Sudahlah... Gue nggak akan marah walaupun Lo sembunyiin ini semua dari Gue, semua orang punya privasi kan. Yang penting sekarang Lo harus sembuh, karena kebahagiaan Lo sebentar lagi akan tiba" ujar Tania bahagia dengan mengkompres jidat Meli dengan kain yang sudah di celupkan kedalam air hangat.

Tok. Tok.

Tania menoleh pada pintu yang terbuka, dan ia mendapati Mico yang sedang berdiri di sana.

"Masuk Kak" kata Tania.

"Kakak duduk sini aja temani Meli" ujar Tania mempersilahkan, karena Tania pikir jika Mico pasti sangat merindukan Meli, begitu juga sebaliknya.

"Makasih ya"

"Iya sama sama"

Tania pun membereskan bekas kompresannnya.

"Aku tinggal dulu ya..."

Mico mengagguk kecil, dan Mico oun mulai mendekat dan duduk di samping ranjang.

-flashback off-

Dunia ini terasa kecil sekali. Dari sekian tahun terpisah, kini Meli dan Mico bisa kembali bersama. Cinta masa kecil yang berujuk dewasa. Cinta sejati. Batin Tania.

"Gue nggak akan buka mulut kok sama Meli. Lo tenang aja, rahasia Lo amam sama Gue... Tapi Gue harap, Lo segera tahu semuanya ke Meli, sebelum kebencian Meli terhadap Lo semakin menjadi jadi" saran Tania pada Mico.

Mico mengagguk dengan tersenyum.

"Iya, makasih ya" kata Mico.

"Sama sama"


Tbc.

Vomments😊

You And Me [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang