Selamat Membaca!💋
Meli dan juga Tania kini berjalan beriringan untuk menuju ke Kantin. Suasana di Kantin tidaklah terlalu ramai, karena ini sudah mau menjelang Magrib.
"Pak, Bakso nya dua ya... Sama es jeruk nya dua juga" ujar Tania lalu menyodorkan uangnya.
Tania dan Meli pun memilih bangku untuk ia duduki.
"Sini aja Tan"
Tania mengangguk patuh. Tak butuh waktu lama pesanan mereka berdua pun sampai.
"Asli Gue laper banget!" seru Meli seraya meminum es jeruk miliknya dan segera memakan makanannya.
Tania yang melihat itu pun terkekeh geli.
"Laper Neng" celotehnya.
"Banget!" ujar Meli dengan mulut penuh makanan.
Setelah makan. Meli dan Tania memutuskan untuk pergi ke Masjid untuk melakukan sholat magrib.
"Lo kenapa bengong gitu?" tegur Tania saat melihat Meli.
Meli pun terkesiap dan mulai melipat mukena yang ia pakai.
"Enggak, Gue cuma penasaran aja siapa yang azan tadi" ujar Meli.
"Ooh.. Iya ya, suaranya merdu banget" sahut Tania yang teringat dengan suara Azan yang merdu sekali.
"Siapapun Dia, Dia pasti orang yang berhati baik..."
"Mungkin" ujar Tania dengan tersenyum.
Satu jam berlalu. Meli maupun Tania sama sama menghela nafasnya kasar. Mereka saling menatap satu sama lain, dan sedetik kemudian mereka langsung tertawa.
"Lama!" dengus Meli di sela tawanya.
"Tau nih... Udah sejam nungguin Bus- nya tapi nggak nongol nongol sampai sekarang" kesal Tania dengan memainkan kuku nya.
"Terus gimana nih? Mau tetep nungguin atau Kita jalan aja... Barangkali nanti ada angkot atau ojek gitu" ujar Meli.
"Jalan ya?" tanya Tania malas. Meli pun mengangguk.
"Ayo!" kata Meli dengan berdiri. Tania tetap bergeming dalam duduknya.
"Males tau Mel, capek!" rengeknya.
Meli memutar bola matanya jengah.
"Terus gimana dong? Kita udah nunggu sejam... Bus nya nggak lewat Tania"
Tania menghela nafas pasrah, ia pun bangkit dengan rasa malasnya.
Tin! Tin!
Meli dan Tania sama sama menoleh saat mendengar suara klakson dari Mobil yang ada di depan mereka. Kaca jendela Mobil itu terbuka, dan menunjukkan Cowok tampan di dalamnya. Yaitu Mico.
"Ada yang butuh tumpangan nih" seru Fian tersenyum lebar.
"Kak Fian!" seru Tania bahagia.
"Hai Tania" sapa Fian. Tania yang tadinya merasa sangat malas menjadi sangat bersemangat.
"Hai Kak Fian!" seru semangat Tania.
Meli yang melihat itu pun hanya geleng geleng kepala. Fian tersenyum saat melihat Meli menggelengkan kepalanya.
"Hai Meli" sapa Fian pada Meli. Meli hanya membalas sapaan Fian dengan senyum manis.
"Ayo naik" ajak Mico dengan wajah cool khasnya.
Tania pun langsung kegirangan dan segera masuk kedalam mobil. Meli yang melihat itu pun langsung cengoh. Tak habis pikir dengan tingkah abstruk Tania.
"Meli ayo cepetan masuk!" teriak Tania di dalam sana.
Meli pun melihat kearah Mico, ia mengkode Meli untuk segera masuk kedalam Mobil. Dan Meli pun segera masuk kedalam Mobil. Sepanjang jalan menuju Rumah. Tania dan juga Fian tak ada henti hentinya untuk bercanda dan tertawa bersama. Meli pun sesekali tersenyum melihat tingkah Tania. Meli merasa sangat beruntung memiliki Sahabat seperti Tania. Orangnya yang baik dan sangat periang. Tak heran jika banyak Cowok menyukai Tania. Dia gadis cantik yang suka tertawa, siapapun yang ada di dekatnya selalu merasa bahagia.
Meli pun mengalihkan penglihatannya pada kaca Mobil. Di luar hujannya rintik rintik. Semua orang pada berlari untuk mencari tempat yang pas untuk berteduh.
Kasihan. Pikir Meli dengan tersenyum tipis terukir di bibirnya.
"Meli kenapa Lo senyum senyum sih?" tanya Tania jutek.
"Ah, enggak kok. Enggak papa" jawab Meli.
"Jangan senyum terus, entar yang nyetir itu.." kata Tania dengan melirik kearah Mico. "Jadi nggak fokus. Lo mau kita nabrak" lanjut Tania.
Meli yang tak mengerti maksud dari perkataan Tania pun hanya bisa mengerutkan dahinya bingung.
"Hah?"
"Udalah... Lo emang nggak pernah peka!" ketus Tania dengan tangan bersedekap.
Meli pun jadi tambah bingung. Mico yang sedari tadi hanya menyimak pun berusaha untuk mengendalikan dirinya. Berusaha fokus pada kendaraan yang sedang ia kendarai. Tania benar, jika senyum Meli mampu membuyarkan fokus Mico. Bisa bisa nanti kalau salah fokus bakal nabrak.
Setibanya di Rumah. Mico dan Fian mampir terlebih dahulu. Tania pergi kekamarnya untuk meletakkan tas miliknya dan juga milik Meli. Sedangkan Meli sendiri sedang menyiapkan teh hangat untuk mereka berempat. Art Tania sedang libur untuk pulang kampung. Jadi Tania dan Meli harus menyiapkan segalanya sendiri, termasuk makanan, minuman, bahkan tugas membersihkan rumah.
"Di minum Kak Teh nya" kata Meli dengan menyodorkan teh kehadapan Mico dan Fian.
"Makasih Mel" jawab Fian sumringah. Meli pun mengangguk dan juga meminum teh nya sendiri.
"Meli kamu mandi duluan gih" titah Tania yang datang. Tania pun duduk di sebelah Meli.
"Hmm"
Meli hanya menurut dan mulai pergi ke kamarnya. Tania menatap Meli sampai sampai Meli menghilang dari penglihatannya.
"Kok Kamu suruh pergi sih Tania?" tanya Fian heran pada Tania.
"Sstttt!" Tania meletakkan jari telunjuknya pada mulutnya sendiri.
"Jangan kenceng kenceng ngomongnya" kata Tania setengah berbisik.
"Hah? Kenapa?" tanya Fian lagi.
"Kak Mico, kapan Kak Mico mau mengungkapkan semuanya pada Meli?" tanya Tania pada Mico yang terdiam.
"Jangan Buru Buru dong" ujar Fian mencoba untuk tidak usah buru buru.
Tania berdecak mendengarnya.
"Masalahnya Meli itu sepertinya mau berusaha move on dari Kak Mico. Kemarin Gue dengar Meli bergumam, Dia bilang kalau Dia akan melupakan Iko segera... Itu kan gawat. Gue udah pernah bilang kan, cepet lurusin permasalahan ini segera. Sebelum Meli semakin benci apalagi sampai berhasil menyingkirkan nama Kak Mico dalam hatinya" ujar Tania menggebu gebu.
"Hmm... Bener juga" sahut Fian dengan wajah serius.
"Makanya gerak cepet. Gue nggak mau kalian sampai pisah lagi... Gue mau kalian bersatu" kata Tania dengan menautkan jari kelingkingnya sendiri.
Mico mengangguk paham.
"Gue akan lakukan segera... Tapi sebelum itu Kalian harus bantuin Gue" kata Mico, yang diangguki serempak oleh Tania dan Fian.
Percakapan mereka pun berakhir dengan Tos bersama.
Tbc.
Vomments.☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me [Tahap Revisi]
Romance[TAHAP REVISI] Menceritakan tentang kehidupan Meli dan Mico. Dua anak yang sama sama tinggal di sebuah panti asuhan kecil. Mereka berdua seperti matahari dan sinarnya. Mereka bersama untuk saling melengkapi satu sama lain. Namun bagaimana jika merek...