Selamat Membaca!💋
Satu minggu berlalu.
Meli semakin menguatkan tekadnya untuk menjauhi Mico. Seperti hal nya sekarang, ia berusaha menjauhi Mico.
"Dion!" Panggil Meli saat melihat Dion Yang sedang berjalan. Dengan cepat Meli menghampiri Dion.
"Ada apa Mel?" Tanya Dion heran, pasalnya Meli terlihat sangat tergesah gesah.
"Gue nebeng" ujar Meli. Dion pun tersenyum lalu mengangguk.
"Dengan senang hati... " kata Dion, lalu mereka berjalan bersama menaiki Mobil Dion.
Meli merasa sangat lega. Tadi Dia merasa jantungnya akan copot saja karena melihat Mico berjalan kearahnya. Entah mengapa akhir akhir ini Mico selalu mencari cara untuk dekat dengan Meli, sedangkan Meli sendiri ingin menjauh dari Mico.
Kini Meli sudah berada di dalam Mobil milik Dion. Mobil mulai berjalan, terlihat dari kaca spion. Mico tengah berdiri di belakang Mobil dengan menatap Mobil Dion.
Dia kenapa sih?. Itu Yang ada dalam benak Meli.
Mico sudah pergi beberapa tahun Yang lalu, bahkan ia sudah melupakan Meli. Tapi, kenapa dengan sekarang? Kenapa ia bersikap seperti mengejar Meli? Apa Mico suka sama Meli?.
"Mel?" Panggil Dion melirik kearah Meli Yang hanya diam.
"Mel!" panggilnya lagi namun sedikit lebih keras.
"Huh?"
"Lo dari tadi bengong?" tanya Dion.
"Em... Engak, Gue cuma... Cuman capek! Iya capek!" kata Meli bohong. Dion pun hanya mangut mangut saja.
Gue harus move on! Ingat apa kata Kak Karina! Gue harus jauhin Iko!. Tekan Meli dalam hati.
Flashback on.
Kejadian ini terjadi saat Meli dan Tania berangkat bersama Mico dan Fian. Saat hendak pulang, tiba tiba saja Tania menelvon. Ia mengatakan jika ia ada rencana pergi dengan Fian. Meli hanya tersenyum mendengarnya. Meli pun melanjutkan berjalan menelusuri koridor yang lumayan sepi.
Tiba tiba saja, di belokan ke kanan Meli di hadang oleh Karina dkk. Meli hanya terdiam waktu itu, bahkan Karina sudah menatap Meli bagaikan burung elang menatap mangsanya. Meli tak memperdulikan hal itu, ia kembali berjalan. Namun dengan gesit Karina mencekal tangannya dan mendorong Meli kearah tembok yabg ada di sebelahnya.
"Kakak apa apaan sih!" marah Meli karena merasa tak terima dengan apa yang Karina perbuat.
"Kenapa? Nggak suka Lo?" tanya Karina dengan nada suara songong.
"Ya jelas dong! Siapa orang yang mau di perlakukan seperti ini" cerca Meli pada Karina. Teman teman Karina hanya bersikap sok, dengan tangan bersedekap.
"Berani Lo sama Gua hah?!" bentak Karina tepat di hadapan wajah Meli.
"Kenapa nggak!" jawab Meli cepat dengan wajah menantang.
Karina marah. Wajahnya terlihat merah padam seperti orang kesurupan.
"Guys!" panggil Karina dengan tangan mengada, temannya pun memberi sebotol air meniral pada Karina.
Ingatan Meli terputar pada kejadian, diaman Karina membuli Mahasiswa Cewek waktu itu. Karina membuka tutup botolnya.
"Mau apa Lo?" tanya Meli sedikit gugup.
"Memberi pelajaran... Supaya Elo tahu apa itu sopan santun" katanya, dengan tersenyum miring menatap Meli.
"Ngaca dong! Siapa yang nggak tahu sopan santun" bantah Meli dengan tajam.
"Diam!" bentak Karina.
Meli ingin segera pergi. Namun sayang keduanya tanggannya di cekal oleh teman temannya Karina.
Dasar Nenek sihir!. Dengus Meli dalam hati.
Sudahlah. Meli pasrah jika ia harus di guyur oleh air. Tangan Karina sudah berada tepat di atas kepala Meli. Meli memejamkan matanya, ia bersiap menerima guyuran air dari karina. Tapi... Kenapa nggak terasa basah ya? Meli pun membuka matanya. Karina hanya diam dengan wajah marah. Meli menengok kearah samping, dan ada Mico di sana.
Alhamdulillah. Batin Meli lega.
"Kenapa?" tanga Karina tajam.
"Gue nggak suka sama apa yang Lo lakuin sama Dia" kata Mico, namun terdengar sangat santai.
Tania dengan kesal melepas tangan Mico dari tangannya. Teman teman Karina pun melepaskan tangan Meli. Tiba tiba saja Mico meraih tangan Meli dan menggandengnya saat hendak berjalan, Karina menarik tangan Meli yang satunya. Sontak saja Meli berbalik.
"Dia Cowok Gue! Jangan jadi orang ketiga dalam hubungan Gue sama Mico! Ngerti Lo!" kata Karina tajam.
Mico langsung menarik tangan Meli dan mereka pun pergi menjauhi Karina. Entah mengapa Meli hanya diam dalam genggaman Mico. Pikirannya masih berkecambuk dengan peristiwa beberapa saat yang lalu. Seketika Meli tersadar, ia pun melepaskan tangannya dari tangan Mico.
"Kenapa?" tanya Mico.
"Gue mau pulang" kata Meli, namun tidak menatap Mico.
"Biar Aku antar" tawarnya.
"Nggak usah, terimakasih... Gue bisa pulang sendiri" ujar Meli lalu pergi, namun Mico mencekal tangan Meli.
"Aku antar... "
Meli segera menempis tangan Mico.
"Gue bisa sendiri... Mending Kita nggak usah akrab Kak, karena Gue nggak mau sampai Pacar Kakak itu, berpikiran yang aneh aneh tentang Gue" jelas Meli dengan menekankan kata 'pacar'.
Mico pun hanya diam. Dan Meli kembali melangkah.
Flashback off.
"Mel?!"
"Huh!" teriak Meli terkejut.
"Lo ngelamun lagi?"
Meli manatap kearah Dion dengan cengoh.
"Astaga Meli... Lo kenapa sih?" gemas Dion dengan mencubit pelan pipi Meli.
"G-gue mau pulang" kata Meli gugup.
Terlihat Dion menghela nafas pelan.
"Dari tadi juga Gue udah bilang kalau udah sampai... Tap Elo nya bengong terus" ujar Dion yang membuat Meli menggaruk garuk jidatnya.
"Lihat noh.... Udah sampek" kata Dion lagi dengan menunjuk kearah rumah Tania.
"Ah iya... Makasih ya Dion" kata Meli dengan terkekeh, ia merasa sangat bodoh di hadapan Dion. Astaga Dia merasa malu sekali.
"Iya sama sama... "
"Lo hati hati di jalan... "
Dion tertawa.
"Lo tuh yang ati ati... Takutnya nanti bengong di tengah jalan terus jatoh" ujar Dion dengan terkekeh.
Meli pun hanya cemberut lalu segera keluar dari Mobil Dion.
Tbc.
Vomments😘
KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me [Tahap Revisi]
Romance[TAHAP REVISI] Menceritakan tentang kehidupan Meli dan Mico. Dua anak yang sama sama tinggal di sebuah panti asuhan kecil. Mereka berdua seperti matahari dan sinarnya. Mereka bersama untuk saling melengkapi satu sama lain. Namun bagaimana jika merek...