Tiga belas

2K 101 0
                                    

Selamat Membaca💋

Meli berjalan menelusuri koridor kampus dengan kepala yang terus menoleh kearah kanan dan kiri.

"Tania di mana sih!" gerutu Meli.

Tiba tiba saja Meli teringat izin Tania pada Nina pagi tadi.

"Perpustakaan" gumam Meli.

Dengan langkah lebar Meli berjalan menuju Perpustakaan. Setelah sampai, Meli segera membuka pintu dan masuk kedalam. Hanya ada sedikit Mahasiswa yang ada di sini. Itu pun sederet Mahasiswa rajin saja.

Mata Meli bergerak menyelusuri ruangan Perpustakaan, dan tak ada Tania di sana.

"Ck, Tania mana sih... " gerutu Meli sebal. Meli pun memilih untuk duduk di salah satu bangku yang ada di Perpustakaan. Tangannya di lipat di atas meja, dan ia menyandarkan kepalanya di atas tangannya.

Srettt.

Meli menoleh kearah sampingnya saat mendengar suara kursi di tarik. Dan betapa terkejutnya Meli saat mendapati Mico yang tengah duduk dengan santainya di sana. Meli menelan salifanya dengan kasar.

"Kenapa? Aku nggak boleh duduk sini?" tanya Mico saat melihat raut wajah Meli.

Meli pun mengerjab dan menegakkan tubuhnya.

"Gapapa kok, silahkan aja" ujar Meli formal.

Mico pun mengangguk dengan tersenyum tipis pada Meli. Lalu Mico membuka bukunya.

Meli mengigit bibir bawahnya karena merasa gugup. Tanganya terasa panas dingin, serta detak jantungnya pun menggila di dalam sana.

Bisa sakit jantung nih kalau Gue lama lama di sini. Batin Meli.

Ingin rasanya Meli segera bangkit dari duduknya. Namun entah mengapa rasanya sangat berat sekali, seperti ada lem saja di pantatnya. Meli pun juga duduk dengan gelisa, sehingga kursi yang ia duduki jadi bergeser geser dan menghasilkan bunyi 'sret sret'.

Mico menoleh dengan memandang intens pada Meli.

"M-maaf, Kakak terganggu ya?" tanya Meli takut takut. Sudah tiga detik berlalu, namun Mico tetap diam dengan mata yang masih menatap intens pada Meli. Meli semakin deg deg an tidak karuan.

"Sekali lagi m-maaf" ujar Meli lalu segera berdiri, namun dengan gesit Mico meraih pergelangan tangan Meli. Sehingga Meli terduduk kembali.

Meli syock mendapati perlakuan semacam itu oleh seseorang yang sangat ia rindukan selama ini. Mico dan Meli saling menatap satu sama lain. Dalam pikiran Mereka saling berkecambuk satu sama lain.

"Mico!"

Meli dan Mico sama sama terkejut mendengar suara Karina yang melengking jadi satu ruangan.

Karina menatap horor pada tangan Mico yang sedang menggandeng tangan Meli.

"Apa apaan ini Mico?!"

Karina pun melepaskan tangan Mico dan tangan Meli.

"Karina" panggil Mico seakan meminta Karina untuk diam.

"Kita perlu bicara!" ujar Karina tegas.

Mico bergeming menatap Karina. Karina pun melakukan hal yang sama. Meli yang melihat itu hanya bisa memalingkan wajahnya.

Setelah itu Mico merapikan tas dan bukunya. Ia pun pergi bersama dengan Karina. Meli sempat menoleh kearah pintu, mendapati Mico dengan Karina berjalan bersama.

"Itu Karina sama Mico lagi berantem apa ya? Tapi mereka tetap So sweet" kata cewek yang baru saja masuk Perpustakaan.

Meli menidurkan kepalanya dengan tangan sebagai bantalnya.

Sempat Gue pikir Lo ingat Gue, tapi sepertinya Gue salah... Atau harapan Gue aja yang terlalu tinggi, berharap Lo sama Gue bisa bersama lagi seperti dulu. Nyatanya semuanya sudah berubah. Dan sepertinya perasaan Gue juga akan berubah sama Lo... Gue lelah menanti ini semua, Gue Cinta sama Lo tapi Elo nya enggak. Lo pergi sama cewek lain. Gue cuma berharap Lo akan bagia selalu Iko....

Satu jam berlalu. Kini Meli dan Tania sedang di dalam kelasnya, mendengar kan materi materi yang di jelaskan oleh Dosen mereka.

"Sekian dari penjelasan Saya hari ini. Kalau penjelasan Saya kurang jelas kalian bisa baca bukunya sendiri. Kalian bisa pinjam di Perpustakaan" jelas Dosen laki laki itu. Setelahnya pun kelas usai.

Meli maupaun Tania sibuk mengemasi buku buku mereka.

"Tadi Lo kemana?" tanya Meli dengan menoleh ke Tania.

"Kenapa?" tanya balik Tania.

"Gue tadi datang kesini lebih awal, Gue cariin Lo di seluruh Kampus, Gue juga pergi ke Perpustakaan. Tapi Lo nya nggak ada" ujar Meli dengan cemberut.

"Lo bohong ya? Bilangnya belajar tapi malah ngilang!" tuduh Meli dengan mata menajam menatap Tania.

"Eh! Enak aja Lo nuduh nuduh Gue!" semprot Tania tak terima. "Gue nggak bohong ya. Lo tanya aja sama Kak Fian, Dia tadi sama Gue. Kita belajar bareng, ada Kak Mico juga kok di sana. Lo bisa aja tanya ke Dia"

Meli terdiam saat Tania menyebut nyebut Mico. Tanya sama Mico? Ya kali!.

"Mungkin Lo datang waktu Gue lagi ke Kantin" jelas Tania lagi.

"Oh ya? "

"Iya!"

Meli pun hanya mengangguk saja. Tak mau urusannya menjadi panjang.

"Eh Mel!" panik Tania dengan kursinya di dekatkan kearah Meli.

"Apaan sih?"

"Bastian Kuliah di sini" ujar Tania dengan suara pelan. Meli yang mendengar itu langsung terpekik kaget.

"Seriusan?!"

Tania mengangguk cepat.

"Demi apa?!"

"Demi Lo nikah sama Iko!"

Raut wajah Meli yang tadinya serius jadi berubah masam. Dengan kesal ia menjitak kepala Tania.

"Sakit tau Mel!" sungut sebal Tania.

"Ya Elo ngeselin. Gue tanya serius serius juga jawabnya ngawur" kesal Meli.

"Ngawur dari mananya" gumam Tania.

"Apa? Lo bilang apa?" tanya Meli saat mendengar Tania bergumam. Tania segera menggeleng dengan cepat.

"Lo tahu dari mana Bastian Kuliah di sini?" tanya Meli kembali pada topik pembicaraannya.

Tania diam. Mengingat kejadian tadi pagi. Dan ia pun menceritakan semuanya kepada Meli.

"Anjir, nggak berubah berubah tuh anak"

Tania mengangguk setuju, mata berkaca kaca serta bibirnya bergetar, menahan rasa sesak yang ada dalam hatinya. Raut wajah ketakutan itu dapat Meli lihat kembali. Meli pun bergerak memeluk Tania.

"Eh udah jangan nangis" kata Meli. "Dia nggak akan bisa deketin Lo lagi!" tutur Meli dengan nada suara yang kesal.

"Nggak usah takut Tania, kalau dulu Kita bisa lewati itu semua... Kenapa sekarang tidak? Tenang aja nggak usah nangis... Gue akan nampar Bastian lagi Kalau sampai Dia berani macam macam lagi sama Lo" tegas Meli.

Tania yang mendengar itu pun langsung mempererat pelukannya.

"Makasih" rilihnya.

"Aduh... Jadi pengen mewek juga nih Gue" canda Meli dengan ekting mewek.

"Dih apaan sih Lo" kata Tania memukul pelan lengan Meli. Ia pun menghapus air matanya dan tersenyum. Meli pun turut senyum melihatnya.

"Gitu dong! Senyum!" seru Meli dengan menunjukkan senyum lebarnya.

Tbc.

Vomments😄

You And Me [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang