Tiga puluh delapan

1.1K 68 5
                                    

Selamat Membaca!💋

"Jadi Om Haris udah pulang?" tanya Meli dengan sumringah.

"Iya, tadi Aku malah udah bertemu sama Om Haris, terus Aku bilang kalau kamu mau bertemu... dan Beliau bilang kamu bisa datang sore nanti"

Meli tersenyum lebar mendengar suara Mico disebrang televon. Ia merasa sangat gembira dengan kabar kepulangan Haris.

"Ooh ya... Kalau gitu nanti sore Aku akan mengucapkan banyak banyak terima kasih sama Om Haris" seru Meli senang. Mico yang mendengarnya juga ikut senang.

Setelah selesai televonan, Meli beranjak dari kamarnya untuk pergi ke dapur.

"Cari apa Mel?" tanya Tania yang lagi duduk di kursi makan.

"Cari minum, tenggorokan Gue kering banget"

"Lah, emang di kamar nggak ada air minum?"

Meli tampak menghela napas sambil menuangkan air kegelas.

"Seharusnya sih ada, tadi juga Gue udah suruh orang buat ngisi air dibotol minuman yang ada dikamar... Tapi karena tuh orang sibuk mulu sama Hp nya, yah... Jadi lupa mungkin" sindir Meli. Meli membawa gelas yang sudah berisikan air, ia mendudukkan dirinya di depan Tania.

Tania yang merasa tersindir langsung tersenyum senyum menatap Meli.

"Ihh... Maaf, Gue lupa"

Meli mengusap bibirnya setelah meminum airnya.

"Udah biasa... " jawab Meli santai.

"Ehehe... Sekali lagi maaf ya, abis Kak Fian nih ngajak Vidio call terus"

"Iya iya, Gue maklum kok. Emang kalau udah bucin itu susah. Apa apa selalu lengket sama sih doi, dan bawaannya pengen ketemu terus"

"Nggak gitu" elak Tania sambil cengar cengir.

Sekali lagi Meli meminum airnya.

"Mel mel, Lo tahu nggak?!" kata Tania yang tiba tiba bernada heboh. Meli menatap Tania lalu menggeleng pelan.

"Dion. Kak Dion, semalam mabok loh"

Meli memicingkan matanya kala mendengar itu.

"Yang bener"

"Ih, bener Mel"

Meli sejenak berpikir kali terakhir ia bertemu dengan Dion.

"Gue di kasih tahu sama Kak Fian"

"Kak Fian tahu dari siapa??" tanya Meli.

"Lihat sendiri"

Mata Meli sedikit melebar mendengarnya.

"Kak Fian main ke club?"

Kini mata Tania lah yang sedikit melebar.

"I-iya" jawab Tania jujur.

"Itu artinya Iko juga dong???"

"Em... E-nggak tahu, i-iya kali"

Meli sama Tania sama sama diam saling memandang.

"Eh Mel, Gue kan bahas Dion. Kenapa jadi malah bahas Kak Fian sama Mico" ujar Tania sewot.

"Udalah jangan bahas Dion lagi, Dia mabuk juga bukan urusan kita. Nggak usah urusin urusan orang lain"

Tania berkecibik mendengarnya.

"Ya benar sih kalau itu emang bukan urusan Gue, tapi itu urusan Lo. Dia mabul kan karena, Elo"

You And Me [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang