Dua puluh dua

1.9K 98 2
                                    

Selamat Membaca!💋

"Mel Lo masih sedih ya atas kejadian tadi?" cemas Tania setiba di depan gerbang Rumahnya. Meli hanya menoleh sambil tersenyum simpul.

"Gue tanya serius Mel" tekan Tania karena sedikit jengkel dengan respon Meli.

"Kejadian tadi... Lupain aja" katanya lalu berjalan lebih dulu. Tania terbengong mendengarnya. Yah yang benar saja, Tania aja merasa kesal dengan apa yang terjadi... Eh Meli malah bersikap sesantai itu, bahkan menyuruhnya untuk melupakan masalah itu.

"Mel Mel tunggu Mel!" teriak Tania sambil berjalan cepat menyusul Meli.

"Gue bilang tunggu!" kesal Tania sambil menarik lengan Meli.

"Apa lagi sih Tani? Gue udah capek sama ini semua, jadi udah ya... Jangan di bicarain lagi" jelas Meli yang membuat Tania bungkam. Meli pun pergi ke kamarnya setelah melihat Tania diam.

Sebenarnya Meli sakit hati sama Mico. Tapi ini bukan yang pertama kali. Ini udah kebanyak kalinya Meli sakit hati karena Mico. Tapi kenapa, kenapa Meli merasa sakit ini sangat sangat sakit. Seharusnya Meli tak perlu merasa sesakit ini. Seharusnya ia sudah kebal dengan semua rasa sakit ini. Tapi tidak, semuanya tetap terasa menyakitkan.

"Hufftt... " hembusan nafas panjang Meli sambil merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Bayangan Mico dan Karina saat berpelukan masih terlihat jelas dalam sorot mata Meli.

"Hubungan Mereka itu apa sih?" gumam Meli.

"Apa Karina itu Cewek kedua yang berhasil mengambil hati Iko? Iko bilang Mereka Sahabat, emang ada ya sahabat Cewek Cowok? Yang ada pasti mereka akan jatuh Cinta. Lalu... Peran Gue di sini apa? Orang ketiga?"

Meli terus saja menebak nebak.

"Apa perhatian yang di berikan Iko beberapa hari ini itu cuma iba? Iba sama nasib Gue yang nggak seberuntung Dia? Atau jangan jangan Dia cuma kangen sesaat sama Gue, terus Dia bakalan ninggalin Gue lagi. Eh... Tapi masak iya Iko sejahat itu?"

Meli mengacak acak rambutnya frustasi.

Drrttt... Drrrtttt....

Meli menoleh kearah samping dan memperlihatkan Ponselnya menyala.

"Dion... " gumam Meli membaca nama yang tertera di layar ponselnya. Meli pun segera menekan tombol hijau.

"Hai Mel... " sapa Dion di sebrang.

"Hai... Ada apa Dion? Tumben telfon" sahut Meli to the poin.

"Kenapa? Gaboleh?" tanya Dion dengan kekeh kecilnya.

"Boleh lah... Tapi ya, cuma tumben aja gitu telfon. Pasti ada sesuatu kan" tebak Meli. Setelah itu ia dapat mendengar suara tawa dari Dion.

"Iya, Lo bener"

"Lo entar malem sibuk gak?" tanya Dion.

"Enggak, kenapa?"

"Gue mau ajak Lo jalan jalan aja gitu cari angin, mau?"

Meli seperti berpikir dulu sebelum menjawab ajakan Dion.

"Boleh boleh aja sih... Lagi gak sibuk juga. Boleh deh" jawab Meli sumringah.

"Oke, nanti jam tujuh Gue jemput"

"Humm... "

Setelah itu sambungan terputus. Meli pikir tak ada salahmya jika ia menerima ajakan Dion, lagi pula Meli juga butuh refresing untuk menjernihkan otaknya. Tugas Kuliah di tambah persoalan Mico dan Karina membuatnya merasa pusing dan juga jenuh. Jadi Meli siap untuk di ajak jalan sama Dion.

Beberapa jam kemudian. Meli sudah siap dengan sweater putih senada dengan celana yang berwarna cosku. Rambutnya di ikat satu, menunjukkan dahi bersih tanpa jerawat. Meli mengenakan tas kecil beserta sepatunya.

"Siap deh" serunya sambil berkacak pinggang di depan cermin.

Meli segera turun ke lantai satu, di sana ada Tania yang sedang menonton Televisi.

"Mau ke mana Lo?" tanya Tania sambil mengunyah camilan miliknya.

Meli langsung merampas camilan Tania dengan gesit.

"Ehh!" kejut Tania. Meli langsung saja memakan camilan itu, dan tentu itu membuat mata Tania menyalang tajam.

"Punya Gue!" ketusnya sambil berusaha mengambil kembali camilannya.

"Nih nih... Gue minta dikit doang juga" rajuk Meli, sedangkan Tania tetap memasang wajah juteknya.

"Dikit dikit! Ini banyak tahu!" semprot Tania tak terima.

"Pelit Lo... " ejek Meli. Tania semakin kesal, lalu Meli menjulurkan lidahnya dan Tania semakin kesal lagi.

"Meli ihhhh.... Lo ngeselin banget sihh!" teriak Tania jengkel. Dan Meli malah tertawa melihat wajah masam Tania.

"Bodo yeee.... " ejek Meli lagi.

Karena merasa kesal sekali, Tania pun melempar bantal sofa kearah Meli.

"Gak kena gak kena... " tawa Meli lepas saat itu juga. Tania yang ingin melempar lagi pun jadi terhenti karena mendengar suara.

Tin! Tin!!!

Tania menaruh bantalnya kembali dengan kesal.

"Udah dateng tuh!" ketusnya.

"Ahahaaaaa... nikmati nonton TV sama makan tuh semua camilannya oke... Gue mau pergi duluuuu" seru Meli sambil tertawa karena Tania memanyunkan bibirnya.

Tbc.

Vomments🤪

You And Me [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang