45| Rencana

4.4K 460 64
                                    

Tidak semua cerita mempunyai akhir yang bahagia. Begitu pula dengan hidup. Bahkan, sering kali hidup punya kejutan tersendiri.

"eh bang! Bang! Beli bubur nya!" seru Taufan membuat seorang pedagang Bubur Ayam langsung berhenti.

"beli berapa porsi dek?"

"lo mau gak Ya?" tanya Taufan pada Yaya.

"boleh deh."

"yaudah tiga Bang."

"bungkus atau makan sini?"

"ya bungkuslah Bang, ya kali kita makan depan rumah gini?"

"Kalo neng nya boleh saya bungkus?" canda Tukang Bubur itu.

"yeu si Abang bisa aja." Cibir Taufan. "punya Kakak saya nih, ntar dia ngamuk."

"eh! Sembarangan!" ketus Yaya seraya menjitak Taufan.

"oke siap! Tunggu bentar ya." jawab Tukang Bubur tersebut lalu mulai membuat Buburnya

"jangan lama lama Bang, soalnya nunggu tuh gak enak." Celetuk Taufan.

"apalagi nunggu yang gak pasti ya?" tanya nya balik.

"Eaakkk!" seru mereka bersamaan, membuat Yaya geleng geleng kepala.

Hening beberapa saat, tiba tiba Tukang Bubur itu kembali berbicara. "eh Dek, tau gak?"

"gak Bang." Potong Taufan seraya menggelengkan kepala.

"ealah, saya belom selesai ngomong,tebak tebakan nih."

"iya iya bang, maap, lanjut!"

"Tukang tukang apa yang suka Halusinasi?" tanya nya yang masih sibuk pada pesanan Taufan.

"tukang ramal?" tebak Taufan.

"salah."

"Tukang ngehalu?"

"salah."

"lah terus?"

"Tukang ... Abang!"

"ha? Apaan? Gak paham saya?" tanya Taufan heran.

"abang tukang apa?" tanya Tukang Bubur tadi pada Taufan.

"Tukang Bubur..."

"nah, Tukang Bubur kan suka Halusin Nasi."

"lah bener juga!" seru Taufan lalu tertawa.

Sementara Yaya hanya menatap datar pada kedua makhluk di depan nya. Ternyata seperti ini ya yang terjadi, ketika dua orang yang kewarasan nya masih diambang keraguan dipersatukan?

"btw, nama Abang siapa?"

"nama Abang? Zuuned."

"oh, Juned."

"bukan, Zuuned."

"yaudah bener Juned."

"beda Dek, Pake Z, bukan J."

"sama aja Bang."

"beda lah, Zuuned lebih halus, Kalo Juned kasar."

"yaudah serah abang lah." Jawab Taufan mengalah.

Tau ekspersi Yaya sekarang? Yang jelas dia jadi ikutan stress. Orang gak waras kalo debat ternyata gini ya? pikir Yaya, lalu masuk ke dalam rumah. Ia tidak mau tambah stress gara gara dua makhluk itu.

Setelah Buburnya selesai, Taufan pun masuk kedalam rumah untuk membahas sebuah rencana. Kalau kalian tanya untuk siapa Bubur itu yang jelas satu nya untuk Yaya dan dua nya lagi untuk Kakak dan Adiknya yang sedang sakit. Sekarang Halilintar jadi sering bergadang lagi, entah mengurusi perusahaan atau tugas sekolah nya. Walaupun sudah terbiasa melihat sang Kakak bergadang tetap saja Taufan merasa kasihan, Halilintar itu sangat perlu waktu luang. Kadang ia memang ingin membantu nya. Tapi apalah daya dengan tugas sekolah nya sendiri yang belum selesai.

PAIN [Boboiboy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang