Boboiboy dkk adalah milik monsta saya hanya meminjam karakter nya saja.dan cerita ini asli punya saya
AU,Family,Angst(maybe?),Humor,Hurt,Drama,Friendship,Elementals Siblings
Rate : T
13+===
Jika ingin hidup bahagia, jangan biarkan masa lalu mengganggu ketenanganmu.
===
"Kak Hali!"
Taufan yang baru saja memasuki salah satu kamar di rumah sakit langsung menyerukan namanya. Mungkin karena hampir satu minggu mereka tidak bertemu.
Halilintar sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa. Membuat mereka jadi lebih leluasa.
"Oh, Taufan," gumamnya.
Melihat semangat Taufan tadi tiba-tiba menghilang, membuat Halilintar sedikit heran.
"Kenapa Fan?"
Bukannya menjawab, Taufan malah memeluknya. Membuat Halilintar tambah heran.
"Kak, lo boleh marahin gue, bentak gue, atau apalah yang lo mau, tapi .... jangan pernah coba buat tinggalin kita."
"Maaf, Maaf selalu maksa lo, selalu nyusahin, selalu jadi beban, selalu-"
"Ngomong apa sih Fan? Kalian gak pernah jadi beban, lagian buat apa minta maaf? Kamu gak salah apa-apa."
Ice baru menyadari sesuatu. Kemana Mamanya?
"Ah iya, itu siapa?" tanya Halilintar yang melihat seorang gadis kecil di samping Gempa.
"Mama mana? Kalian gak sama mama kesini?"
"Hah?" Mereka kompak menganga. Halilintar menanyakan Nindya?
"Lo nanyain mama kak?" tanya Blaze.
"Kenapa?" Halilintar malah bertanya balik.
Taufan yang sudah melepaskan pelukannya sejak tadi kembali mendekatkan wajahnya pada Halilintar.
"Gue gak salah denger?" tanyanya.
"Salah denger apanya?"
"Kak? Lo gak amnesia kan?" tanya Solar.
"Aneh-aneh aja."
"Gue siapa?" tanya Taufan memastikan.
"Taufan kan? Masa Solar?"
"Nama lengkap?"
"Ngapain sih Fan?"
"Jawab aja!" desak Taufan.
"Taufan. Raffael. Ardian." Halilintar sengaja menekan setiap katanya. "Masa lupa sama adek sendiri?"
Ice yang duduk diam di sofa akhirnya berdiri. Ia berada di samping Taufan.
"Papa mana kak?" tanya Ice. Sengaja.
"Papa?"
Ice melihat ekspresi Halilintar yang biasa saja. Biasanya kakaknya itu menjadi sensitif kalau sudah membahas Ardian.
"Kenapa nanya?"
"Papa gak pulang-pulang, kakak tau kemana?"
"Hm? Kalian kenapa?" tanya Halilintar makin tidak paham. "Papa kan udah gak ada, kakak kan udah bilang, ikhlasin papa, jangan sedih terus-"
"Justru lo yang biasanya sedih kak!"
"Kakak?" guman Ice. Halilintar tidak pernah menyebut dirinya sendiri kakak. Kecuali dulu, iya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAIN [Boboiboy]
Teen Fiction[REVISI] "Segitu bencinya lo sama dia kak?" -Taufan "Lo gak lupa kan fan, siapa yang buang kita?" -Halilintar "Lo juga gak lupa kan kak, siapa yang lahirin kita?" -Taufan "Kalo bisa minta, gue gak mau di lahirin." -Halilintar Diabaikan, dilupakan, l...