54| Eskapisme

4.9K 490 147
                                    

Boboiboy dkk adalah milik monsta saya hanya meminjam karakter nya saja.dan cerita ini asli punya saya

AU,Family,Angst(maybe?),Humor,Hurt,Drama,Friendship,Elementals Siblings

Rate : T
13+

===

Hidup itu tentang perjalanan bukan pelarian.

===

"Fan?"

"Fan bangun."

"Udah siang."

"Fan!"

"Gue siram kalo lo gak bangun."

"Fan!"

Byurrrr!

Taufan terbangun dengan nafas terengah-engah. Matanya bergerak mencari jam dinding. Dan ia menyadari ada yang salah. Kamar siapa ini? Ini bukan kamarnya. Iyalah! Kan kamar Halilintar!

Taufan mengusap-usap wajahnya. Mencoba untuk menghilangkan kantuk. Ia duduk di tepi tempat tidur, membiarkan kedua kakinya menggantung.

Beberapa hari ini Taufan selalu tidur di kamar Halilintar. Tepatnya semenjak-

"KAK!"

Blaze tiba tiba datang sambil berteriak. Membuat nyawa Taufan terkumpul sepenuhnya.

"Yahh kirain belom bangun," ujar Blaze memasang wajah cemberut. "Yaudah ayo sarapan ditungguin mama tuh."

Taufan beranjak dari tempat tidurnya. Ralat. Tempat tidur Halilntar. Ia meregangkan tubuhnya sebentar, lalu menyusul Blaze yang sudah keluar kamar.

Taufan mengingat-ingat mimpi tadi. Biasanya siraman rohani, eh siraman air yang ia dapatkan dari Halilntar begitu menyebalkan. Apakah tidak adda cara lain untuk membangunkannya? Namun sekarang, Taufan menjadi sedikit rindu.

Sekolahnya masih libur dalam rangka persiapan ujian nasional. Bukannya belajar, Taufan malah banyak menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak berguna. Melamun contohnya.

Taufan berpapasan dengan Ice yang baru saja menaiki tangga. Wajah-wajah mengantuknya masih terlihat padahal sebentar lagi mereka pasti akan berangkat ke sekolah. Karena yang libur hanya kelas 12 saja.

"Pagi Taufan," sapa Mamanya. Sementara Taufan hanya menjawab dengan gumaman dan duduk di sebelah Thorn.

"Ma, hari ini jadi, kan?" tanya Blaze yang baru selesai menghabiskan sarapannya.

"Iya, nanti abis pulang sekolah, kalian langsung aja."

____________

"Hali ..."

"Hm?"

"Gak ada yang salah."

"Hali tau."

"Jadi jangan salahin diri kamu sendiri."

"Iya, Hali cuma ngerasa kalo Hali terlalu egois, terlalu mengekang mereka, Hali lupa kalo mereka udah dewasa, bukan lagi anak kecil yang selalu ngikutin Hali dari belakang."

"Apa salah kalo Hali minta waktu untuk berhenti? Sebentar aja, Hali belum puas ngehabisin waktu bareng mereka. Karena Hali tau satu per satu dari mereka bakal berubah, termasuk Hali sendiri, dan Hali belum siap untuk itu."

"Sejahil-jahilnya Taufan dulu, dia masih bisa diatur, masih mau dengerin Hali."

"Gempa juga, dia yang paling bisa diandalkan, paling nurut, gak pernah ngebantah."

PAIN [Boboiboy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang