46| Dewasa

4.6K 469 58
                                    

Boboiboy dkk adalah milik monsta saya hanya meminjam karakter nya saja.dan cerita ini asli punya saya

AU,Family,Angst(maybe?),Humor,Hurt,Drama,Friendship,Elementals Siblings

Rate : T
13+

Tumbuh dewasa memang menyenangkan, tapi tumbuh dewasa juga harus melalui rasa sakit ini.

===

Hembusan angin menerbangkan rambutnya untuk yang kesekian kali. Helaan nafas bosan lagi lagi keluar dari mulutnya. Kakinya ia biarkan tergantung begitu saja, lalu matanya masih terus memandangi sepatunya. Pemuda itu pun mendongak menatapi langit yang tidak terlalu cerah, lalu kembali menunduk menatapi keadaan di bawahnya. Berulang kali ia melakukan hal itu, hanya untuk menghilangkan rasa bosan yang masih tetap mengganggu.

Sekarang guru guru sedang mengadakan rapat, dan itu adalah kabar bahagia untuk seluruh murid lebih bahagia lagi jika dipulangkan lebih cepat. Tapi itu tidak terjadi. Dan disinilah Halilintar sekarang. Rooftop sekolah tentu saja. Halilintar tidak seperti Gopal yang kalau jam kosong pergi ke kantin. Ia bukan Gempa ataupun Solar yang mengisi waktu kosong dengan belajar. Ia bukan Taufan dan Blaze yang akan keluyuran kesetiap kelas kelas. Dan Ia juga bukan siswa perempuan yang akan diam berjam jam di kamar mandi.

Berkali kali juga Halilintar memperhatikan jam tangannya, menunggu bel pulang sekolah yang entah kapan akan berbunyi. Tapi setidaknya ia bersyukur sampai sekarang belum ada yang menghampiri nya kemari.

"Hali?"

Baiklah. Halilintar tarik kembali kata kata nya. Tanpa menoleh Halilintar tau siapa pemilik suara itu. Ia sudah sangat hafal. Siapa lagi yang akan menghampiri nya kesini kalau bukan Yaya? Tidak mungkin adik adiknya kan? Kalau disekolah mereka terlalu sibuk pada diri masing masing. Ya, akhir akhir ini Halilintar merasakan sesuatu yang berbeda dari mereka. Mereka seperti... tidak menganggapnya? Ah tidak tidak. Mungkin mereka hanya sedang sibuk. Sibuk pada dunia masing masing. Halilintar paham itu. Mereka bukan lagi anak kecil. Mereka sudah dewasa, sudah mulai melangkah di jalan mereka sendiri.

Tidak seharusnya Halilintar mengkhawatirkan mereka seperti ini. Halilintar akui itu. Melihat mereka yang semakin dewasa membuat Halilintar khawatir. Takut. Tapi yang bisa ia lakukan hanyalah mengawasi. Memperingatkan. Juga mendukung setiap keputusan mereka. Sedih? Tentu saja. Menyedihkan itu ketika melihat orang orang yang biasanya selalu berada disampingmu, kini perlahan menjauh seiring berjalannya waktu. Bukan menjauh karena suatu masalah. Tapi karena memang sudah seharusnya. Dan sudah seharusnya juga tidak terlalu memikirkan mereka lagi.

Dirinya, Taufan dan Gempa sebentar lagi kuliah. Blaze dan Ice naik ke kelas 12. Lalu Thorn dan Solar naik ke kelas 11. Dan tanpa sadar, mereka juga akan lulus SMA dan memasuki dunia perkuliahan. Disanalah puncaknya. Puncak dimana mereka tidak akan bisa seperti dulu lagi. Bahkan sekarang pun Halilintar sudah merasa sangat berbeda. Adik adiknya itu terlalu cepat tumbuh. Bisakah diperlambat lagi? Atau bisakah dihentikan sebentar saja? Halilintar masih belum puas untuk menghabiskan waktu bersama mereka. Dan Halilintar belum siap menahan rasa rindu ketika mereka tidak lagi bersama.

Halilintar sendiri kesal kenapa fikiran nya sudah melayang sejauh ini. Seolah olah besok memang mereka akan tumbuh dewasa sepenuhnya. Mungkin kejadian kejadian sebelumnya yang membuat Halilintar berfikiran seperti ini. Mulai dari pertengkaran nya dengan Taufan karena Halilintar tidak mengizinkannya mengikuti club Skateboard.

"Kak! Upan tuh bukan anak kecil lagi! Kakak gak bisa larang larang terus!"

"ini juga buat lo sendiri Fan!"

PAIN [Boboiboy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang