DreamCatcher||05

760 74 0
                                    

Happy Reading!!

Jangan lupa Voment ya manteman 🤗🤗🤗

<><><>

Alana berjalan di koridor dengan langkah santai. Ia berbelok dan menaiki tangga menuju kelasnya. Namun ia berhenti karena melihat seseorang yang paling di bencinya itu juga berhenti di depannya dengan tampang sok. Sejak kejadian kemarin, Alana semakin membenci Azka. Sangat membencinya.

Alana menghela napas. Ia kembali berjalan, berlalu begitu saja tanpa melirik sedikitpun ke arah Azka. Cowok itu sempat melirik Alana. Sepertinya setelah kejadian kemarin, sikap Alana jadi berubah. Dulu mereka akan langsung beradu mulut, tapi sekarang Alana seolah menghindar dan tidak mau lagi berurusan dengannya.

Tapi baguslah, jika Alana menjauh darinya. Hidupnya akan tenang tanpa perdebatan dengan Alana.

"Tumben, kalian berdua nggak cekcok," sahut Aidil melihat kedua musuh abadi itu tidak saling melempar argumen.

"Kalian ada masalah ya, Ka?" tanya Fahri memutar kepalanya ke arah Azka yang sejak tadi memperhatikan Alana.

"Lo ngomong apaan sih? Tiap hari juga ada masalah kali," ketus Azka.

Fahri terkekeh. "Benar juga, ya," ujarnya.

Mereka kembali berjalan menuruni tangga.

Sampainya di kelas, Alana langsung duduk di bangkunya. Ketiga temannya yang melihat Alana tidak bersemangat pagi ini merasa aneh. Takut temannya itu kenapa-kenapa.

"Lan, lo nggak apa-apa?" tanya Ziva mengusap pundak Alana.

"Hm," Alana mengangguk. Sebenarnya ia tidak bersemangat untuk sekolah hari ini. Bukan hanya karena mood nya sedang jelek saja, tapi juga karena ada faktor lain yang membuatnya semakin tidak bersemangat.

"Lo kenapa sih? Cerita aja sama kita," kata Mita.

"Iya, Lan. Ngomong aja sama kita. Kita pasti dengerin kamu kok," sahut Nayla. Mita yang duduk di sampingnya menoleh dengan alis bertaut.

"Tumben nyambung," ujarnya membuat Ziva dan Alana terkekeh.

"Gue nggak apa-apa. Cuma lagi gak semangat aja sih," jawab Alana.

"Beneran?" Mita kembali memastikan.

Alana mengangguk yakin.

Tak lama, seorang wanita paruh baya masuk kedalam kelas mereka. Semuanya langsung berpencar dan duduk di bangku masing-masing.

"Baiklah anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo, silahkan masuk!"

Semuanya menoleh ke arah pintu untuk melihat murid baru yang di maksud oleh guru mereka. Seorang perempuan berambut coklat gelombang berjalan masuk kedalam kelas XI IPA-2.

Alana yang melihat cewek itu seketika tersentak. Kaget karena ia kembali lagi bertemu dengan cewek itu. Cewek yang dulu pernah ada di hari-harinya dan orang itu.

Cewek itu tersenyum ke seluruh murid di kelas barunya. "Hai semuanya, perkenalkan nama saya Bianca Adriana. Saya pindahan dari Bandung. Salam kenal," ujarnya.

Semuanya bertepuk tangan menyambut murid baru tersebut.

"Saya harap, kita semua bisa—" kata-katanya terhenti saat matanya terpaku pada seseorang yang sekarang juga menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Tatapan mereka saling bertemu. Keduanya terdiam, membuat penghuni XI IPA-2 heran dan menoleh ke arah mereka berdua bergantian.

DreamCatcher [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang