DreamCatcher||08

723 68 0
                                    

Happy Reading!!

Jangan lupa Voment ya manteman 🤗🤗🤗

<><><>

Alana masih mengikuti kemana Dylan menariknya. Sampai di belakang perpustakaan, cowok itu melepaskannya dan membalik badan menghadap Alana.

Alana hanya diam sembari menundukkan kepalanya. Masih memikirkan setiap kata-kata yang di lontarkan Bianca padanya. Bahkan Alana tidak begitu peduli kemana Dylan membawanya tadi. Pikirannya masih bergelung pada Bianca.

Apa sebenci itukah Bianca padanya? Kejadian di masa lalu yang membuat mereka jadi seperti sekarang.

"Sebenarnya lo ada masalah apa sih sama cewek tadi?"

Alana mendongak, menatap Dylan yang menatapnya datar. Alana mengepalkan tangannya kuat menahan gejolak dalam dadanya. Ia benar-benar ingin marah dan melampiaskan kebodohannya sekarang. Ingin rasanya Alana berteriak sekencang-kencangnya untuk melepaskan beban hatinya. Beban yang selama ini ia pendam sendirian.

"B-bukan urusan kak Dylan." Alana mengalihkan pandangannya. Tidak mau menatap mata Dylan yang menuntut.

"Gue tau ini bukan urusan gue. Tapi setiap kali gue liat kalian bertengkar, pasti ujung-ujungnya main fisik."

Alana diam. Masih berkutat dengan pikirannya sendiri.

"Lo denger gue gak sih?"

Dylan menghadapkan paksa Alana padanya karena cewek itu masih diam dan tidak mau menatapnya. Ia kesal melihat cewek ini hanya diam begitu saja disaat ada orang lain yang menghinanya. Seharusnya Alana melakukan perlawanan untuk membela dirinya sendiri.

Dylan menangkup wajah Alana dan seketika ia tersentak. Tubuh Alana bergetar dan matanya sudah berkaca-kaca, siap tumpah jika cewek itu mengedipkan matanya sekali saja.

"Ini bukan urusan kak Dylan. Jadi lebih baik kak Dylan nggak usah ikut campur." Lirih Alana dengan suara serak hendak menangis.

Alana melepaskan tangan Dylan yang menangkup wajahnya. Lalu berlalu pergi meninggalkan Dylan yang masih terpaku di tempatnya. Dylan menatap punggung Alana yang berlari menjauh. Apa dia benar-benar sudah keterlaluan masuk dalam urusan orang lain?

Sebenarnya Dylan tidak pernah seperti ini. Dia tidak akan peduli dengan orang lain apalagi ikut campur jika itu bukan menyangkut dirinya. Tapi saat kejadian di rooftop waktu itu membuat Dylan sengaja atau tidak selalu masuk dalam urusan Alana.

Dylan menghela napas gusar. Apa yang harus ia lakukan?

---o0o---

Alana masuk ke dalam kelas. Ia melirik ke arah Bianca yang tengah menatapnya tajam lalu membuang muka ke arah lain. Alana menghela napas dan berjalan ke bangkunya.

"Eh, Lan. Darimana lo?" tanya Ziva.

"Habis dari toilet," jawab Alana tenang. Bahkan dalam nada suaranya tidak terdengar bahwa cewek itu mempunyai masalah.

Ziva mengangguk-angguk.

Seorang guru masuk ke kelas mereka dan memulai pelajaran. Alana masih melirik Bianca yang tampak fokus dengan pelajaran mereka. Sampai Bianca menoleh dan tatapannya bertemu dengan Alana.

Bianca menatap Alana datar. Alana bahkan tidak dapat membaca ekspresi dari tatapan datar Bianca. Ia kembali menoleh ke depan dan menghela napas.

Apakah akan seperti ini? Harus seperti ini selamanya?

DreamCatcher [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang