DreamCatcher||29

431 47 0
                                    

Happy Reading!!

Jangan lupa Voment ya manteman 🤗🤗🤗

<><><>

Perlahan Azka membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit ruangan berwarna putih. Juga ia mencium aroma obat-obatan di sekitarnya.

Azka meringis saat merasakan kepalanya sedikit berdenyut. Membuat kelima teman-temannya yang sejak tadi menunggu Azka bangun langsung mendekat ke arah cowok itu.

"Ka, lo nggak apa-apa? Kepala lo masih sakit?" tanya Riko cemas.

"Kalian disini?" tanya Azka bingung.

"Iya, Alana yang ngasih tau kita kalau lo di rumah sakit," jawab Vino.

"Alana? Sekarang dia dimana?" tanya Azka mencari keberadaan Alana.

"Dia udah pulang. Katanya ada urusan penting," jawab Fahri. "Oh ya, tadi dia nitip ini. Katanya suruh ngasih sama lo kalau lo udah sadar."

Fahri memberikan sebuah kotak berwarna biru navy yang di pegangnya pada Azka. Azka mengambilnya dan membuka kotak tersebut. Ternyata isinya adalah sebuah dasi berwarna biru navy dengan garis-garis berwarna silver.

Disana juga terdapat sebuah memo. Azka membacanya dan seketika ia menegang.

Tadi ibunya kesini menemuinya? Tadi ibunya kesini menjenguknya? Benarkah? Azka merasa bahwa itu hanyalah khayalannya. Tapi dengan memo itu membuktikan bahwa ia tidak sedang berkhayal.

Dua belas tahun lamanya ia tidak bertemu dengan ibunya lagi. Dan saat mereka bertemu, Azka malah tidak melihat ibunya secara langsung.

Azka menghela napas. Apa maksud dari semua ini?

---o0o---

Alana berjalan di trotoar dengan langkah santai. Menunduk memikirkan semua hal yang terjadi pada Azka. Sungguh, ia benar-benar merasa bersalah pada cowok itu. Selama ini mereka bertengkar bukan karena Azka sering menganggunya begitu saja tanpa alasan. Semua yang di lakukan cowok itu hanya bentuk pelampiasan rasa kesepiannya saja.

Alana berhenti berjalan, menghela napas dan mendongak menatap langit cerah tak berawan. Alana mengulurkan tangannya untuk menutupi matahari yang terik.

Tiitt... Tiitt....

Alana menoleh mendengar suara klakson mobil di sampingnya. Sebuah Honda jazz warna merah berhenti dengan kaca mobil di turunkan, sehingga Alana dengan jelas bisa melihat pengemudi sekaligus pemilik mobil itu.

"Kak Reyhan?" ujar Alana.

Cowok berkacamata itu tersenyum, "ayo masuk. Gue anterin pulang."

Alana tidak menolak. Ia segera masuk kedalam mobil Reyhan dan mereka pun pergi. Di perjalanan Alana terus memikirkan tentang Azka. Entah kenapa akhir-akhir ini ia selalu memikirkan tentang Azka. Cowok rese yang sudah membuat darahnya selalu mendidih setiap bertemu. Tapi setelah tahu sisi kehidupan Azka yang sebenarnya membuat Alana kembali berpikir dua kali untuk membenci cowok itu.

"Lo ngelamunin apaan, sih?" tanya Reyhan heran melihat Alana tiba-tiba diam seperti ini. Biasanya juga Alana akan ribut dengan segala ocehannya.

"Nggak kok. Nggak ngelamunin apa-apa," jawab Alana gugup.

Reyhan memutar stir mobilnya dan masuk ke kawasan sebuah cafe.

"Kita ngapain disini? Bukannya Kak Reyhan mau nganterin gue pulang?" tanya Alana heran.

DreamCatcher [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang