DreamCatcher||12

572 58 0
                                    

Happy Reading!!

Jangan lupa Voment ya manteman 🤗🤗🤗

<><><>

"Makasih ya, mas."

Azka mengambil dua botol minuman dan memberikan uangnya pada penjual tersebut. Ia berjalan ke arah Alana yang duduk di sebuah kursi tak jauh dari stan tempat Azka membeli minuman tersebut.

"Nih," Azka memberikan minuman tersebut pada Alana. Alana mengambilnya walaupun masih dengan tatapan bingung.

"Tumben lo baik."

Azka meneguk minumannya, lalu menoleh sekilas ke arah Alana. "Gue emang baik kok."

"Baik darimana? Lo selalu bikin gue naik darah tau nggak." Alana membuka tutup botol dan meminumnya.

"Lo juga. Bikin darah gue mendidih dan mau meledak." Balas Azka.

"Emangnya bom, pake meledak segala," gumam Alana yang masih di dengar oleh Azka.

Kemudian mereka diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Tapi rasanya juga aneh, biasanya mereka akan cek-cok kalau bertemu. Tapi sekarang mereka malah akur. Walaupun masih adu mulut sih, tapi tidak sering dan tidak pakai emosi.

"Lo kesini sama siapa?" Azka akhirnya bertanya. Ia tidak terlalu suka dengan suasana awkward seperti ini. Ada yang janggal dalam dirinya.

"Sama temen-temen," jawab Alana sekenanya.

"Terus, mereka dimana?"

Alana mengangkat bahunya tidak tahu "Lagi asik nonton konser kali."

Azka terkekeh pelan. Alana menatap Azka bingung. Benar dugaannya, ada yang aneh dengan Azka. Sepertinya cowok itu punya kepribadian ganda.

"Kenapa lo?" tanya Azka melihat Alana menatapnya aneh. Memang ada yang salah dengan dirinya?

Alana tiba-tiba berdiri, membuat Azka semakin bingung. "Lo kenapa sih?" tanyanya lagi.

"Lo aneh," jawab Alana. Jujur, ia sedikit takut dengan sikap Azka saat ini. Siapa tahu nanti dia berubah jadi psikopat dan menculiknya.

Azka mengangkat alisnya. Menggeleng-gelengkan kepala. "Lo yang aneh."

"Kok gue?" tunjuk Alana pada dirinya.

"Ya, lo emang aneh. Cewek aneh lebih tepatnya." Alana langsung menendang kaki Azka kesal dan kembali duduk.

"Lo beda aja hari ini," ucap Alana dengan serius.

Azka menatap Alana. "Lebih ganteng ya?" goda Azka kemudian tertawa.

Alana langsung melayangkan tatapan tajamnya. Azka malah tertawa saat ia bicara serius.

"Bukan fisik, tapi sifat lo! Biasanya selalu nyari ribut sama gue. Eh, sekarang malah sok care gini. Lo kayak orang lain dalam tubuh yang sama, tau nggak."

Azka berhenti tertawa. Menatap Alana tanpa berkedip. Seperti ada sesuatu dari tatapan matanya tersebut.

Alana yang terus diperhatikan oleh Azka merasa risih. Perasaannya sudah mulai tidak enak. Sepertinya dugaannya benar bahwa sebentar lagi Azka akan berubah menjadi psikopat dan menangkapnya.

Perlahan, Azka mulai mendekat ke arah Alana. Membuat cewek itu kaget dan berusaha memundurkan tubuhnya dari Azka.

"Ka, lo kenapa sih?" tanyanya mulai ketakutan. Tatapan Azka benar-benar tidak bisa ia baca.

DreamCatcher [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang