Happy Reading!!Jangan lupa Voment ya manteman 🤗🤗🤗
<><><>
Setelah kejadian di kamar Alana, dimana Alana dan Bianca saling meminta maaf atas kesalahan mereka masing-masing. Setelah dua tahun lamanya, akhirnya mereka bisa kembali menjalin hubungan persahabatan seperti dulu lagi. Dan Alana berharap bahwa hubungan persahabatannya dengan Bianca dan juga yang lainnya lebih baik dari sebelumnya.
Sekarang, Alana dan Bianca sudah berkumpul bersama teman-temannya, termasuk Ziva, Mita, dan Nayla yang sudah mengetahui masa lalu Alana dan saling mengenal dengan sahabat SMP Alana.
"Gue senang banget, akhirnya kita bisa kumpul lagi berenam kayak dulu. Bi, gue kangen banget sama lo!" Lia memeluk Bianca dan dibalas oleh cewek itu.
"Gue juga kangen banget sama kalian. Sori, ya, karena gue egois. Seharusnya gue lebih bisa berpikir dewasa dan tidak bersikap kekanak-kanakkan hanya karena masalah perasaan. Sekarang gue udah terima semuanya. Walaupun gue nggak bisa dapatin Rama, tapi gue yakin bahwa Tuhan udah mempersiapkan yang terbaik buat gue," ujar Bianca.
"Amin!" seru mereka semuanya kompak.
Tiba-tiba Linda datang dan meminta izin untuk bicara berdua dengan Alana. Linda membawa Alana ke tempat yang lebih tenang.
"Mama mau bicara apa?" tanya Alana berhadapan dengan Linda.
"Mama mau nanya sama kamu. Kenapa Azka belum datang, ya? Dari tadi Mama cariin Azka nggak ada," ujar Linda.
Alana menghela napas. Perasaannya benar-benar masih kecewa dengan sikap Azka beberapa hari lalu padanya. Saat Azka tidak menghargai sama sekali undangan dari mamanya.
"Nggak datang kali," ujar Alana cuek.
"Loh, undangannya udah kamu kasih sama Azka, 'kan? Nggak mungkin lah Azka nggak datang."
"Udahlah, Ma! Nggak usah berharap deh kalau dia bakalan datang."
Linda mengerutkan keningnya heran dengan sikap Alana yang emosian jika menyangkut Azka.
"Kamu kenapa, sih? Lagi berantem sama Azka?" goda Linda menyenggol lengan Alana.
"Mama apaan, sih! Siapa yang berantem," elak Alana.
"Tuh, dari wajah kamu aja Mama udah tau kalau kamu lagi ada masalah sama Azka."
Alana menghela napas. "Mama sok tau. Yang penting, Azka tuh nggak bakalan datang kesini. Titik!" tegas Alana.
Ia benar-benar kesal karena Linda sudah memancing obrolan mengenai Azka. Membuat moodnya tiba-tiba langsung berubah.
"Siapa yang nggak bakalan datang?"
Alana tersentak mendengar suara Azka di belakangnya. Lantas ia berbalik dan benar, bahwa Azka sudah berdiri di depannya sembari tersenyum tipis pada Alana. Mata Alana mengerjap bahwa ini bukanlah halusinasinya saja, melainkan fakta bahwa Azka benar-benar sudah berdiri di depannya.
"Azka? Lo ngapain disini?" tanya Alana jutek.
"Loh, bukannya lo sendiri yang ngundang gue buat datang ke acara Anniversary orang tua lo? Ya jelas gue bakalan datang lah," jawab Azka.
"Azka, Tante udah nungguin kamu dari tadi. Tante pikir kamu nggak bakalan datang ke acara Tante sama Papanya Alana," ujar Linda mendekat ke arah Azka.
"Maaf, Tante. Tadi Azka ada urusan penting dulu, baru deh kesini. Oh ya, Tante happy anniversary, ya. Semoga rumah tangga Tante sama Om selalu harmonis dan bahagia," ujar Azka tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
DreamCatcher [ END ]
Teen FictionAzkano Alfandra, cowok famous yang paling membuat seorang Alana Auristela selalu darah tinggi. Begitu pun Azka, baginya Alana adalah musuh abadinya. Dimana pun mereka, pasti akan terjadi keributan antara Alana dan Azka. Bahkan seisi sekolah itu tah...