Happy Reading!!
Jangan lupa Voment ya manteman 🤗🤗🤗
<><><>
Sebuah motor berhenti di depan sebuah cafe. Setelah membuka helm dan turun dari motornya, cowok tampan itu menghela napas. Menenangkan dirinya untuk bertemu dengan seseorang yang selama ini tidak pernah ia temui lagi setelah kejadian itu. Perasaan yang tidak dapat ia prediksi saat ini. Disisi lain ia ingin melupakan, tapi disisi yang satunya ia sungguh merindukan gadis itu. Ingin bertemu setelah dua tahun lamanya berpisah dan tidak pernah saling mengabari lagi.
Setelah yakin dengan hatinya, cowok itu masuk kedalam cafe dan menyapu pandangannya keseluruh penjuru cafe, mencari seseorang. Matanya kemudian terpaku melihat seorang gadis cantik berambut hitam yang duduk sendiri di sebuah meja didekat sudut cafe. Sambil melirik jam tangannya dan melihat keluar. Seperti sedang menunggu seseorang.
Cowok itu berjalan mendekat dan memanggil nama gadis itu untuk memastikannya.
"Lia?"
Gadis itu menoleh saat namanya dipanggil. Sebuah lekukan bibirnya terangkat melihat orang yang sudah lama tidak ia lihat berdiri di depannya. Masih sama, ia masih tampan walaupun dengan pakaian kasual seperti ini.
"Adam?" balas gadis itu tersenyum senang.
"Boleh, gue duduk disini?"
Lia mengangguk. "Itu emang kursi buat lo kok," jawab Lia.
Adam menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Lia yang menatapnya dengan tatapan rindu yang bisa Adam baca. Adam menghela napas pelan.
"Lo ... apa kabar?" tanya Adam basa-basi.
"Baik. Kamu sendiri?"
Adam tersenyum. Lia masih belum berubah. Dia masih menggunakan kata 'aku-kamu' padanya. Padahal sudah lama sekali ia tidak mendengar kata-kata itu lagi dari Lia.
"Gue juga baik," jawab Adam tersenyum tipis.
"Oh ya, Alana gimana? Dia sehat aja, 'kan?"
Adam mengangguk. Lia memang sudah kenal dengan Alana. Karena mereka dulu berteman sebelum Lia pindah ke luar negeri mengikuti orang tuanya yang ingin mengembangkan bisnis. Sejak saat itu, mereka tidak pernah lagi bertemu. Sampai Adam pindah ke Jerman.
"Dia sehat. Walaupun beberapa hari yang lalu dia sempat sakit."
"Sakit apa?" tanya Lia khawatir.
"Cuma demam. Tapi sekarang sudah sembuh dan masih kayak dulu, konyol."
Lia terkekeh pelan. Mengingat betapa konyolnya tingkah Alana dulu selalu membuatnya tertawa. "Aku dengar ... Rama masih koma, ya?" tanya Lia hati-hati.
Adam mengangguk lesu. "Tapi Alana masih setia. Sampai sekarang dia masih menunggu Rama," jelas Adam.
Lia jadi terenyuh mendengarnya. Dulu Lia, Adam, Alana, dan Rama berteman sejak SMP. Mereka sangat dekat dan mereka semua tahu seberapa besar cinta Alana pada Rama. Alana sangat mencintai Rama.
Lia semakin merasa sedih mengingat temannya itu. Lia merasa dirinya egois. Disaat temannya sedang berjuang untuk tetap hidup, dia malah tidak ada di samping pemuda itu untuk memberikan semangat. Apalagi Alana yang selama ini masih tetap bertahan tanpa tergoyahkan.
"Aku harap Rama cepat sembuh, dan Alana bisa kembali bahagia," ucap Lia tulus.
Adam mengangguk sembari tersenyum tipis. "Semoga."
KAMU SEDANG MEMBACA
DreamCatcher [ END ]
Teen FictionAzkano Alfandra, cowok famous yang paling membuat seorang Alana Auristela selalu darah tinggi. Begitu pun Azka, baginya Alana adalah musuh abadinya. Dimana pun mereka, pasti akan terjadi keributan antara Alana dan Azka. Bahkan seisi sekolah itu tah...