Happy Reading!!Jangan lupa Voment ya manteman 🤗🤗🤗
<><><>
Alana berjalan di koridor setelah dari toilet. Ia berbelok dan melihat orang-orang tengah berkumpul di depan mading. Sangat ramai sampai-sampai membuat Alana penasaran dan berjalan mendekat.
"Permisi!" ujar Alana menerobos kerumunan tersebut. Ia berhasil dan sekarang sudah berdiri tepat di depan mading.
Alana menoleh ke sampingnya saat menyadari ada Bianca. Mata Bianca terus tertuju ke arah mading, tanpa mengetahui bahwa Alana sudah ada di sampingnya.
"Bi?" panggil Alana, namun Bianca tidak menoleh.
Alana mengikuti arah pandang Bianca, seketika matanya membulat saat melihat foto Bianca dengan kata-kata di bawahnya. Alana seketika mengepalkan tangannya melihat setiap kata yang tercantum disana. Kata-kata yang dibuat cukup besar yang bertuliskan 'BIANCA ANAK HARAM!' tercetak jelas disana.
"Gue nggak nyangka, ternyata anak baru itu anak haram."
"Pentesan sendirian aja. Jarang bergaul sama orang karena takut rahasianya terbongkar."
Alana menoleh ke sampingnya saat dua orang siswi tengah menghujat Bianca dengan cukup lantangnya.
Bianca merobek foto dirinya dan langsung pergi dari kerumunan itu dengan tangan mengepal. Tatapan matanya menajam, dengan langkah cepat ia pergi menuju seseorang yang sudah mencari masalah dengannya.
"Bianca!" teriak Alana memanggilnya, namun Bianca tidak peduli dan tetap berjalan.
Alana keluar dari kerumunan tersebut dan pergi mengejar Bianca. Ia takut, jika nanti Bianca membuat keributan maka Bianca akan dapat masalah dari pihak sekolah. Alana tahu jika Bianca sudah marah seperti tadi, maka Bianca akan langsung melabrak orang tersebut, bahkan ia tidak akan segan untuk melakukan kekerasan fisik sekalipun.
Alana sampai di sebuah kelas yang sudah di kerumuni oleh orang-orang. Alana yakin bahwa Bianca berada di sana. Alana menerobos kerumunan tersebut dan melihat bahwa Bianca sudah menjambak rambut Clara dengan kasar. Bahkan Bianca tidak peduli saat Clara meronta untuk minta di lepaskan.
"Lepasin, Bianca! Lo mau nyari mati, hah!" teriak Clara meronta.
"Seharusnya lo yang mati! Apa maksud lo nyebarin hal kayak gini?!" Bianca menunjukkan foto dirinya yang ia ambil dari mading pada Clara.
"Emangnya kenapa? Fakta 'kan? Lo emang anak haram!"
"Tutup mulut lo, Clara!!"
Bianca mengangkat tangannya hendak menampar Clara, namun sebuah tangan memegang lengannya untuk mencegah tamparan tersebut. Bianca dan Clara menoleh mendapati Alana lah orangnya.
"Lepasin, Bi," ucap Alana.
"Lepasin, Lan! Gue mau ngasih pelajaran sama cewek kayak dia!" Bianca meronta untuk melepaskan tangannya. Dengan kesabaran yang sudah mencapai puncaknya, Alana melepaskan tangan Bianca yang menjambak rambut Clara. Mendorong keduanya untuk menjaga jarak satu sama lain.
"Aww!!" ringis Clara merasakan kulit kepalanya seperti mau lepas karena jambakan Bianca.
"Kalian tuh kayak anak kecil! Apa kalian nggak bisa nyelesain masalah kalian lebih baik lagi? Apa dengan cara membuli satu sama lain adalah cara kalian untuk menyelesaikan masalah!?" bentak Alana. Ia benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan semua ini.
"Ini semua gara-gara lo, Alana! Lo yang udah menyebabkan kita semua kayak gini!" seru Clara menyalahkan semuanya pada Alana.
"Gue tau gue salah. Gue udah mencoba untuk memperbaiki kesalahan yang gue buat dimasa lalu. Gue udah mencoba untuk bersabar dengan semua kesalahan yang dilimpahkan sama gue. Gue tau! Dan gue selalu mencoba untuk tetap kuat dan berusaha menguatkan diri gue sendiri! Disaat kalian tidak mau lagi menganggap gue ada!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DreamCatcher [ END ]
Teen FictionAzkano Alfandra, cowok famous yang paling membuat seorang Alana Auristela selalu darah tinggi. Begitu pun Azka, baginya Alana adalah musuh abadinya. Dimana pun mereka, pasti akan terjadi keributan antara Alana dan Azka. Bahkan seisi sekolah itu tah...