Happy Reading!!Jangan lupa Voment ya manteman 🤗🤗🤗
<><><>
Hari ini adalah hari yang sudah di tunggu-tunggu oleh semua orang, termasuk anak-anak SMA Galaxy yang menjadi tuan rumah pada pekan olahraga tahun ini. Semuanya sudah di persiapkan dengan teliti oleh para panitia penyelenggara. Mereka tentunya tidak mau nama sekolah mereka jadi jelek hanya karena semua persiapan yang mereka siapkan tidak efisien dan membuat perwakilan dari sekolah lain yang ikut berlomba mengejek mereka karena persiapan yang kurang matang.
Hampir semua orang sudah berdatangan dan memenuhi lokasi SMA Galaxy. Bukan hanya oleh murid-muridnya, tapi juga perwakilan dari berbagai sekolah yang juga sudah mulai berdatangan.
Para tim cherleders bersorak gembira di tengah-tengah lapangan menyambut hari ini. Karena spesial hari ini ada acara maka proses belajar mengajar hari ini ditiadakan khusus untuk acara perlombaan olahraga ini.
Semuanya yang datang untuk melihat perlombaan masih diwajibkan untuk memakai seragam sekolah mereka seperti biasa. Tidak ada yang memakai pakaian bebas. Karena bagaimanapun peraturan tetaplah peraturan.
"Alana!"
Alana yang sedang bersiap di ruang ganti berbalik mendengar seruan namanya. Ia melihat ketiga temannya berjalan menghampiri dirinya.
"Lan, semangat, ya. Kita pasti nonton pertandingan lo!" ujar Ziva menyemangati Alana yang sebentar lagi akan bertanding.
"Iya, Lan. Lihat, kita udah buat spanduk dengan nama lo. Keren nggak?" Mita memperlihatkan sebuah spanduk berukuran sedang yang tertera nama Alana disana.
Alana tertawa dengan sikap ketiga temannya ini. Ini kan hanya pertandingan antar sekolah, bukan pertandingan antar negara. Kenapa jadi heboh begini? Tapi Alana senang dengan suport ketiga temannya.
"Thanks, ya. Gue akan berusaha."
Alana lalu beralih pada Nayla yang sejak tadi hanya diam. "Nay." Alana menepuk pelan bahu Nayla, membuat cewek manis itu mendongak menatapnya. "Lo nggak apa-apa? Kok diem aja sih?" lanjutnya.
"Aku nggak apa-apa. 'Kan aku udah biasa diem karena Mita selalu nyuruh aku diem, Lan," jawab Nayla melirik Mita, bercanda.
"Lo nyalahin gue?" tunjuk Mita pada dirinya sendiri. "'Kan gue nyuruh lo diem karena semua yang kita omongin nggak pernah nyangkut di kepala lo," lanjutnya.
"Iya, Mita. Aku nggak nyalahin kamu, kok. 'Kan aku cuma jawab pertanyaan Alana kenapa aku diem."
"Terserah lah. Gue lagi nggak pengen ribut sama lo." Mita kali ini menyerah. Ia tidak mau pusing dengan kelemotan Nayla, karena hari ini adalah hari penting bagi sekolahnya dan juga bagi Alana. Ia harus fokus untuk menyemangati Alana dan juga teman-teman perwakilan dari sekolahnya. Walaupun ia tidak tahu siapa saja yang ikut dalam perlombaan kali ini.
"Ya udah, Lan. Yang penting sekarang lo harus fokus sama pertandingan lo. Nggak usah mikirin hal yang lain. Oke!" Ziva memperlihatkan jari tangannya yang dibuat seperti kode 'Ok'
"Gue pasti berusaha," ujar Alana menyemangati dirinya. Walaupun pikirannya masih belum bisa terlalu fokus dengan pertandingan kali ini. Setengah dari fokusnya selalu tertuju pada Rama.
"Semangat!!" seru mereka kemudian tertawa.
Tiba-tiba terdengar sebuah pengumuman. Semua peserta lomba harus berkumpul di lapangan untuk meresmikan perlombaan ini. Langsung saja, Alana keluar dari ruangan bersama ketiga temannya dan berjalan menuju lapangan. Disana sudah banyak orang yang berkumpul.
Alana berjalan menuju barisan sekolahnya. Tak lama seorang guru paruh baya dengan kacamata berjalan ke depan. Dia adalah kepala sekolah SMA Galaxy yang akan memberikan kata sambutan dan meresmikan perlombaan kali ini.
Setelah kepala sekolah meresmikannya, suara tepuk tangan langsung terdengar oleh semua orang yang berkumpul disana. Setelah diarahkan ke tempat perlombaan masing-masing, semuanya mulai memisahkan diri dan pergi ke tempat perlombaan mereka masing-masing. Termasuk Alana yang berjalan menuju ruangan tempat perlombaan taekwondo yang akan di lombakan.
"Lan!"
Alana berhenti dan berbalik. Melihat Azka berlari ke arahnya dengan menggunakan pakaian basket sekolah mereka. Di lengan kiri cowok itu terdapat sebuah tanda bahwa ia adalah kapten tim basket dari tim sekolahnya.
Tampak keren, Batin Alana bergumam.
Alana langsung menggelengkan kepalanya. Pikirannya selalu saja aneh-aneh tentang Azka. Dia hanya memujinya karena Azka tampak berbeda hari ini. Bukan karena ia suka. Tidak. Alana tidak mungkin memiliki perasaan seperti itu pada Azka. Karena bagaimanapun perasaannya masih utuh untuk Rama.
"Ada apa?" tanya Alana setelah Azka berhenti di depannya.
"Semangat, ya, buat pertandingan nanti. Inget, baca bismillah dulu sebelum mulai. Do'a itu penting," ujar Azka.
Alana tersenyum dan mengangguk. "Gue pasti ingat. Lo juga semangat, ya, buat pertandingannya. Harus menang, oke!"
Azka tertawa lalu mengacak rambut Alana gemas. Alana lagi-lagi terdiam. Sikap Azka benar-benar tidak bisa ia prediksi dan selalu membuat jantungnya berdegup kencang.
"Gue pasti menang. Lo belum tau aja siapa gue." Azka membanggakan dirinya sendiri membuat Alana jengah.
"Terserah lo deh mau ngomong apa. Susah kalau ngomong sama orang yang tingkat kegeerannya udah kambuh," balas Alana.
"Gue bukan geer. ini fakta."
Alana tidak begitu menanggapi Azka. Cowok itu benar-benar tingkat percaya dirinya terlalu tinggi. Susah untuk di turunkan.
"Lo nggak percaya?" tanya Azka melihat Alana yang sepertinya tidak percaya dengan kata-katanya. "Oke, gue bakal buktiin sama lo kalau gue pasti bakalan menang. Tapi dengan syarat!"
Alana tiba-tiba menoleh mendengar ada sebuah syarat dari Azka. Sepertinya ini sebgan "Syarat?" tanya Alana memastikan. Sepertinya ini sebuah tantangan. "Syarat apa?"
Azka mengangguk yakin. "Kalau gue menang, lo juga harus menang."
"Kenapa gitu?"
"Harus menang pokoknya. Nanti kalau lo menang, gue bakal kasih hadiah buat lo. Dan kalau gue juga menang, lo juga harus kasih hadiah sama gue." Azka bersedekap memperhatikan wajah Alana yang sedang memikirkan ucapannya. Azka tersenyum melihat raut wajah Alana yang sangat menggemaskan di matanya.
"Oke. Jadi, kalau kita menang, masing-masing dari kita saling ngasih hadiah, 'kan?"
"Yap!" Azka mengangguk.
"Siapa takut!" seru Alana.
"Oke. Kalau gitu semangat!" Azka mengepalkan tangannya tanda semangat.
"Lo, juga," balas Alana.
Mereka kemudian berpisah untuk ke tempat pertandingan masing-masing. Sebenarnya ada rasa resah dalam hati Azka karena ia tidak bisa melihat pertandingan Alana secara langsung dan menyemangati cewek itu.
Jujur, sebenarnya ia ingin sekali melihat pertandingan Alana. Tapi karena ia juga harus bertanding dengan teman-teman se-timnya, maka Azka harus bertanding. Karena ini juga demi nama sekolah mereka.
---o0o---
KAMU SEDANG MEMBACA
DreamCatcher [ END ]
Ficção AdolescenteAzkano Alfandra, cowok famous yang paling membuat seorang Alana Auristela selalu darah tinggi. Begitu pun Azka, baginya Alana adalah musuh abadinya. Dimana pun mereka, pasti akan terjadi keributan antara Alana dan Azka. Bahkan seisi sekolah itu tah...