Happy Reading!!
Jangan lupa Voment ya manteman 🤗🤗🤗
<><><>
Alana berjalan masuk ke pekarangan sekolah dengan langkah santai, berjalan di koridor menuju kelasnya. Baru saja ia hendak melangkah masuk, sebuah suara tiba-tiba menginstruksinya. Alana berbalik dan melihat dua orang cewek dengan penampilan modis dan cantik. Alana mendengus melihat kedua cewek itu.
"Jadi ini, cewek ganjen yang semalam jalan sama Azka?"
Alana menaikkan sebelah alisnya mendengar ucapan salah satu cewek itu.
"Maksud lo?" tanya Alana tidak mengerti.
Cewek itu tersenyum sinis. "Katanya musuh, benci, nggak suka. Tapi kenapa semalam jalan bareng? Lo emang munafik, ya jadi orang."
Alana berhadapan dengan Clara. Menatapnya dingin.
"Lo bilang gue munafik? Lebih munafik mana, orang yang katanya setia tapi tiba-tiba pergi gitu aja setelah dapat yang baru? Lo cuma manfaatin orang kan?"
Wajah Clara mengeras mendengar kata-kata Alana. Ia mengepalkan tangannya menatap Alana tajam.
Alana tersenyum sinis dan bersedekap. Seolah menantang Clara.
"Gue kadang kasihan sama korban-korban lo itu. Apa mereka nggak sadar, kalau selama ini mereka udah di begoin sama orang kayak lo." Lanjut Alana.
"Lo nggak usah ikut campur urusan gue!" tegas Clara.
"Oh, tentu gue bakalan ikut campur. Karena gara-gara lo, Angga jadi menderita." Tatapan Alana berubah tajam, menusuk mata Clara.
"Emang dasarnya aja bego." Balas Clara, membuat Alana benar-benar ingin menampar cewek di depannya ini.
Ia tidak akan pernah terima jika ada orang yang menghina orang-orang terdekatnya. Termasuk cewek seperti Clara yang selalu menfaatin orang lain demi keuntungannya sendiri. Alana benar-benar sudah jengah dengan sikap cewek itu yang tidak pernah berubah sama sekali. Bahkan gara-gara itulah persahabatan mereka dari SMP dulu renggang, karena Alana tidak suka dengan sikap Clara yang ternyata busuk.
Clara maju selangkah, berhadapan dengan Alana sembari menatapnya tajam. Tapi Alana tidak takut sama sekali, malah ia menantang Clara dengan tatapan yang sama tajamnya.
"Jauhi Azka, kalau lo masih peduli sama Angga." Bisik Clara sebelum pergi bersama temannya.
Alana mengepalkan tangannya kuat menatap punggung Clara dengan penuh benci. Berani-beraninya cewek itu mengancamnya dengan menggunakan orang-orang terdekatnya. Tidak, Alana tidak akan termakan oleh jebakan cewek tersebut. Kali ini Alana akan melawan apapun resikonya. Karena ia tidak ingin melihat orang terdekatnya kembali jatuh seperti dulu. Tidak akan.
"Lan, lo kenapa?"
Alana menoleh mendapati Ziva disampingnya. Menatapnya dengan kening berkerut.
"Nggak apa-apa kok." Alana tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. Benar-benar pandai menyembunyikan perasaan.
"Yaudah, yuk masuk." Ziva berjalan lebih dulu diikuti Alana.
Saat sampai di bangkunya, tiba-tiba teman-teman kelasnya langsung menyerbu Alana. Cewek itu menatap satu persatu teman-temannya bingung.
"Kenapa sih?" tanya Alana.
"Lan, beneran semalam lo jalan sama Azka?" tanya Indri to the point. Bukan hanya dia yang penasaran, malah seluruh kelasnya sangat penasaran dengan kabar yang beredar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DreamCatcher [ END ]
Teen FictionAzkano Alfandra, cowok famous yang paling membuat seorang Alana Auristela selalu darah tinggi. Begitu pun Azka, baginya Alana adalah musuh abadinya. Dimana pun mereka, pasti akan terjadi keributan antara Alana dan Azka. Bahkan seisi sekolah itu tah...