DreamCatcher||11

629 61 0
                                    

Happy Reading!!

Jangan lupa Voment ya manteman 🤗🤗🤗

<><><>

Alana tak henti-hentinya tertawa. Sampai-sampai ia memegang perutnya sendiri mendengar ucapan Ziva barusan. Ketiga temannya hanya menatap Alana aneh.

"Iihhh, lo kok malah ketawa sih?! Gue serius! Kak Dylan kayaknya suka sama lo!" tegas Ziva karena Alana menganggap ucapannya adalah sebuah lelucon.

"Iya, Lan. Kalo nggak suka apa coba namanya? Kak Dylan itu terkenal anti kan sama cewek. Dia juga orangnya jutek. Mana ada cewek yang mau deket-deket sama dia. Lah lo, nggak tau kapan udah deket aja. Kan aneh." Tambah Mita.

Alana menghapus air mata di sudut matanya. Ia sampai mengeluarkan air mata karena tertawa.

"Eh, lo berdua darimana bisa nyimpulin hal kayak gitu? Ada-ada aja." Alana geleng-geleng kepala. "Lagian ya, emang salah kalo misalkan kak Dylan nganterin gue? Siapa tau dia cuma mau temenan sama gue, ya kan?" lanjutnya.

"Huhh, terserah lo deh. Pusing gue," kata Ziva menyerah. Sahabatnya yang satu ini benar-benar tidak peka dengan cinta. Bahkan banyak cowok-cowok di sekolahnya yang mendekati Alana, tapi cewek itu hanya bilang kalau mereka dekat karena ingin berteman. Padahal semua cowok yang berusaha dekat dengan Alana itu sudah menyimpan perasaan mereka pada cewek ini. Alana benar-benar tidak peka.

"Eh, kalian mau kemana nih? Udah rapi aja." Alana menatap ketiga temannya yang sudah rapi dan wangi.

"Oh, iya. Hampir lupa mau ngasih tau lo." Mita menepuk jidatnya. "Kita mau ke acara festival. Lo mau ikut nggak?"

"Ikut!!!" seru Alana antusias. Ia sangat senang jalan-jalan ke acara festival seperti itu. "Eh, tapi gue telpon Adam dulu ya. Takutnya ntar dia kesini gue gak ada lagi." Alana mengambil ponselnya dan mencari kontak Adam.

"Lah, Adam pulang? Kapan?" tanya Ziva. Teman-teman Alana sudah kenal dengan Adam. Karena cowok itu sering nongkrong bersama mereka saat Adam pulang ke Indonesia.

"Kemarin," jawab Alana. Setelah dapat kontak Adam, Alana langsung mendialnya. Hanya butuh dua kali nada sambung sampai Adam mengangkatnya.

"Halo, by. Ini gue mau ke rumah lo." jawab Adam.

"Ohh, gitu. Gue rencananya sih mau ke acara festival sama temen-temen. Lo mau ikut nggak?" tawar Alana.

"Gue ikut. Sekalian jalan-jalan."

"Oke, gue tunggu di rumah ya. Bye!"

"Bye!"

Alana mematikan sambungan telponnya.

"Adam mau ikut katanya," ujar Alana memberitahu ketiga temannya.

"Naik apa? Soalnya gue bawa mobil," kata Mita memperlihatkan kunci mobilnya. Alana mengangkat bahunya tidak tahu.

Alana berjalan ke lemari dan mencari pakaiannya. Setelah siap mengganti pakaian, ia mengambil tas kecilnya untuk menyimpan ponsel dan dompetnya. Mereka keluar dari kamar Alana dan turun kebawah.

"Oma, Alana sama yang lain mau ke acara festival dulu. Boleh kan?" tanya Alana pada omanya yang sedang duduk di sofa ruang tengah sambil membaca koran.

"Berempat saja?" tanya Omanya.

Alana menggeleng, "Adam juga ikut. Lagi mau kesini."

Omanya mengangguk. "Kalian hati-hati, ya. Jangan pulang kemalaman." Peringat omanya.

DreamCatcher [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang