Happy Reading!!Jangan lupa Voment ya manteman 🤗🤗🤗
<><><>
Alana masih membiarkan Azka memeluknya. Ia tahu, bahwa Azka sedang ada masalah dan membutuhkan sebuah sandaran. Walaupun jantungnya masih berdegup kencang, tapi Alana mencoba untuk tetap bersikap tenang.
Setelah merasa lebih baik, Azka melepaskan pelukannya dengan Alana. "Sori, Lan. Gue nggak bermaksud buat meluk lo. Gue cuma butuh sandaran," ucap Azka.
Alana tersenyum maklum. "Nggak apa-apa. Gue senang bisa berguna buat orang lain."
Azka tersenyum. Ternyata Alana tidak keberatan saat ia tadi dengan tiba-tiba memeluk cewek itu. Sebenarnya Azka juga tidak sadar kenapa ia bisa melakukan hal itu. Tubuhnya seolah bergerak sendiri untuk memeluk Alana.
"Lo ada masalah?" tanya Alana hati-hati. "Lo boleh cerita sama gue, supaya beban lo bisa lebih ringan. Gue akan buka telinga dan tutup mulut. Gue janji."
Azka menumpu tangannya di paha, menautkan kedua tangannya dan kembali menghela napas berat.
"Nyokap gue nikah lagi, dan dia pengen gue datang di acara pernikahannya."
Alana tertegun. Sekarang ia tahu bagaimana perasaan Azka saat ini. Cowok itu pasti sangat terpukul saat mengetahui bahwa ibu kandungnya sendiri akan menikah dengan laki-laki lain.
"Gue nggak tau harus ngapain. Jujur, sebenarnya gue nggak mau hal kayak gini terjadi dalam keluarga gue. Gue cuma pengen punya keluarga utuh. Gue cuma pengen ada seseorang yang nungguin gue pulang sekolah. Gue cuma pengen ada seseorang yang khawatir sama gue di saat gue pulang telat. Gue cuma pengen ada seseorang yang begitu cemas di saat gue sakit dan terus nyemangatin gue supaya gue bisa cepat sembuh."
"Apa gue nggak pantas buat dapatin itu? Apa di kehidupan gue hanya ada rasa kesepian seperti ini?"
Azka menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Jujur, sebenarnya ia sudah mulai lelah dengan semua kepura-puraan ini. Semua senyum palsu yang selalu ia perlihatkan pada teman-temannya dan orang-orang di sekitarnya. Sebuah topeng yang secara perlahan mulai retak karena ketidakmampuan dirinya lagi.
"Gue benar-benar capek dengan semuanya. Gue lelah," lirih Azka sendu.
Perlahan, Alana mendekat dan memeluk Azka dari samping. Mengusap punggung cowok itu untuk menenangkannya.
"Menurut gue lo udah hebat. Selama ini lo udah nipu semua orang termasuk gue dengan sikap lo. Membuat diri lo seolah-olah tidak memiliki kelemahan," lirih Alana di telinga Azka.
Azka menoleh, menatap wajah Alana yang begitu dekat dengannya. Ia masih terpaku dengan wajah Alana dan mencoba mencerna semua kata-kata cewek itu. Azka dapat melihat bahwa di mata Alana sekarang terdapat kehangatan dan ketenangan dalam waktu bersamaan.
Azka menarik tangan Alana dan menautkannya dengan tangannya. Alana menoleh menatap tautan tangannya dengan Azka. Lagi-lagi desiran aneh itu kembali menjalar di sekujur tubuhnya. Dan rasanya kali ini lebih hebat dari sebelumnya.
"Thanks, Lan. Lo udah dengerin keluh kesah gue," ucap Azka seperti berbisik tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Alana.
Alana tersenyum lalu mengangguk.
---o0o---
Alana meletakkan kepalanya di atas meja. Sejak kejadian semalam ia merasa benar-benar sudah terlalu jauh bersama Azka. Ia sendiri tidak sadar bahwa ia bisa begitu lembut pada cowok itu. Padahal sebelumnya ia tidak pernah melakukan hal itu bahkan pada Rama sekalipun. Alana mulai merasa bahwa akhir-akhir ini tubuh dan otaknya memang tidak bisa berkompromi lagi jika sudah di dekat Azka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DreamCatcher [ END ]
Teen FictionAzkano Alfandra, cowok famous yang paling membuat seorang Alana Auristela selalu darah tinggi. Begitu pun Azka, baginya Alana adalah musuh abadinya. Dimana pun mereka, pasti akan terjadi keributan antara Alana dan Azka. Bahkan seisi sekolah itu tah...