DreamCatcher||09

641 64 0
                                    

Happy Reading!!

Jangan lupa Voment ya manteman 🤗🤗🤗

<><><>

"Assalamualaikum!" seru Alana masuk kedalam rumah.

"Waalaikumsalam!" Arga berjalan ke depan pintu. Menyalim tangan Alana yang duduk di sofa sedang melepaskan sepatunya.

"Oma mana?" tanya Alana pada Arga.

"Lagi di kamar, istirahat," jawab Arga.

Alana berdiri meletakkan sepatunya di rak sepatu. "Yaudah, cici ke kamar dulu ya." Arga mengangguk.

Alana berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Ia membuka pintu dan masuk kedalam. Meletakkan tasnya di atas kasur.

Tiba-tiba dari belakang, seseorang menutup mata Alana. Sontak Alana memegang tangan orang tersebut dan berusaha melepaskannya.

"Siapa sih!!" kesalnya. Tangan tersebut terlepas. Alana berbalik dan melihat seorang cowok berambut hitam tersenyum padanya.

Alana menutup mulut tidak percaya. Ia memperhatikan cowok tersebut dari atas sampai bawah, lalu ke atas lagi.

"Adam?" tunjuknya masih terkejut. Masih belum percaya jika di depannya ini adalah orang yang selama ini ia rindukan.

Cowok tersebut berkacak pinggang melihat sikap Alana. Kesal karena Alana bersikap di luar dugaannya. Ia pikir Alana akan terkejut saat melihatnya. Tapi cewek itu malah diam tercengang menatap dirinya.

"Gak kangen sama gue?" cowok itu menggoda Alana dengan menaik turunkan alisnya.

"Adaaam!!!!!!" teriak Alana langsung berhambur memeluk cowok itu. Bahkan dibawah sana, Arga sampai meringis mendengar suara teriakkan kakaknya sendiri. Sungguh memekakkan telinga.

Adam balas memeluk Alana erat sambil berputar. Sungguh, ia benar-benar merindukan cewek yang berada di pelukannya saat ini.

"Ya ampun, lo kapan pulang? Kenapa nggak kasih tau gue sih?" Alana memukul lengan Adam kesal. Selalu saja cowok itu tidak pernah mengatakan apapun padanya. Membuatnya khawatir saja.

"Aaww!! Iya, iya, sorry by. Gue kan cuma mau ngasih surprise sama sahabat gue iniiiiii." Adam menangkup wajah mungil Alana, membuat bibirnya maju beberapa senti. Tampak lucu dan menggemaskan.

"Surprise sih surprise. Tapi gak usah buat orang khawatir juga kali." Alana menepis tangan Adam di wajahnya.

"Lo khawatir sama gue?" goda Adam lagi menaik-turunkan alisnya.

Melihat itu, Alana kembali memukul lengan Adam kesal. "Ya khawatir lah! Lo kan sahabat gue, gimana sih."

Adam terkekeh dan mengacak rambut Alana gemas.

Adam adalah sahabat Alana sejak kecil. Mereka sangat dekat dan sering bersama. Tapi sejak Adam dan keluarganya pindah keluar negeri, Alana jadi merasa kesepian karena tidak ada sahabat yang selalu mendengarkan keluh kesahnya lagi. Sahabat yang selalu ada untuknya disaat ia sedih ataupun senang. Sahabat yang selalu merangkulnya dan membantunya di saat ia jatuh.

Adam adalah segalanya bagi Alana. Adam sudah seperti orang tua bagi Alana. Karena cowok itu selalu memberikan penyemangat disaat Alana butuh. Adam selalu bersamanya, mengisi waktu luang disaat kesepian melandanya.

"Oh, ya. Om sama Tante juga disini?" tanya Alana.

Adam menggeleng diatas tempat tidur Alana. Sudah tidak heran lagi jika cowok itu masuk dan tidur di dalam kamar Alana. Karena dari kecil, mereka sudah bersama-sama. Dan Adam juga tidak seenaknya, ia tahu akan batas saat di dalam kamar cewek apalagi itu Alana, sahabatnya sendiri.

DreamCatcher [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang