O4. Melihat Kebersamaan

131 20 7
                                    

Kecemburuan bukanlah
suatu kejahatan melainkan
sebuah bentuk pertunjukan rasa
akibat suatu kejadian di depan mata.

Suara kelaparan menyeruak. Panggilan sarkas dari si pemilik perut yang sudah kelaparan tak henti-henti nya terdengar. Di sudut kantin, Waktu menyesap kopi susu ditemani Kenangan juga es teh manis yang senantiasa bersama.

"Hari ini jadi ekstra kan?" tanya Kenangan di tengah keheningan meja mereka. Padahal di sekitar mereka riuh tak terkira.

"Pak Joni udah koar-koar di grub pengurus. Minta buat kita lebih produktif di ekstra, jadi setelah musyawarah sama pengurus lain, kita sepakat buat bikin ektra dua hari dalam seminggu."

Kenangan mengangguk mengerti. "Hari apa aja tuh?"

Waktu kembali menyesap kopi susu nya. "Rabu sama Kamis, setuju nggak?"

Kenangan mengaduk gelas es teh manis nya lalu menatap Waktu.

"Kalo kamis, gue ada ekstra nyanyi, gapapa kalo misal gue ijin setiap kamis?" tanya Kenangan tidak enak.

"Ohh, tabrakan sama ekstra lain ya? Kalo gitu nanti deh kita musyawarah lagi. Lo juga ikut," tunjuk Waktu.

Kenangan menunjuk dirinya. "Gue? Gue kan bukan pengurus, ngapain ikut?"

"Udah ikut aja."

-

Waktu berjalan santai menuju ruang ekstra yang berada di lantai tiga dan bersebalahan dengan kelas sepuluh IPA-1. Sesekali ia melihat ke sekitar, siswa-siswi sudah berhamburan kembali menuju ke kantin. Memang sudah waktunya makan siang.

Tapi, Waktu dan pengurus ekstra fotografi harus berkumpul untuk memutuskan hari mereka ekstra, agar semua pihak bisa ikut berpartisipasi.

"Lo apasih, ih rambut gue Ren!"

"Hahaha, awas sini."

"Huh! Lari nggak liat-liat. Kayak anak tk aja masih lariㅡ"

"Ssstt, udah jangan marah-marah mulu nanti cepet tua."

"Maksud lo gue tua gitu Ren!!!?"

"Wooooa, tenang dulu dong jangan ngegas gitu neng."

"Wawa!"

Waktu menggelengkan kepalanya sekilas, lalu membalas lambain tangan Kenangan yang berjalan menuju ke arah nya dengan Ruang di sebelahnya.

Kenangan menggelayut di lengan Waktu, melupakan Ruang yang sedari tadi menggoda nya.

"Kok nggak nungguin gue sih tadi?"

Ruang ¦ Huang Renjun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang