Ruang mengangkat panggilan telepon di ponselnya. Sembari duduk diatas wening masih di parkiran sekolah.
“Iya As?”
“Lo bisa mampir ke sini ngga? Ada yang mau gue ceritain.”
“Bisa kok, free nih. Mau gue bawain sesuatu gitu?”
“Ngga usah, yang penting lo dateng pake nyawa.”
“Cih.”
Suara tawa terdengar disana.
“Yaudah gue matiin, otw.”
“Oke.”
Ruang mematikan ponsel nya, kembali menaruh benda itu pada saku jaket denim nya. Lalu membawa wening bersamanya menembus jalanan Surabaya yang siang itu lumayan terik menuju ke rumah sakit.
✨ ✨ ✨
Sampai di rumah sakit. Setelah parkir, Ruang segera mengarahkan langkah menuju ruang rawat Waktu. Karena Ruang kira Han akan ada disana, menunggu Waktu seperti biasanya.
“Hey Ren!”
Langkah Ruang terhenti. Sebuah seruan yang terdengar memanggil namanya itu membuatnya memutar kepala mencari siapa yang memanggilnya.
Ketemu. Ruang menarik simetris di wajahnya. Pun orang yang ada di sebelah utara nya dengan jarak enam langkah kaki dari nya.
“Ke kantin dulu gimana? Gue laper boss.”
Rangkulan lengan jatuh di bahu Ruang. Ruang kembali menarik simetris di wajahnya. Sedangkan sang pemberi rangkulan mendorong bahu Ruang agar segera berjalan.
“Buruuuuu.”
“Iya-iya tapi kepala gue jangan lo tarik-tarik gini.”
“Habis lama banget.”
“Eh-bentar, yang jagain Wawa siapa?”
Ruang menurunkan lengan milik Han dari bahu nya.
“Ada suster kok, tenang aja,” jawab Han santai. Lalu ia kembali menarik Ruang yang masih diam ditempat menuju kantin.
Sampai di kantin, Han memesan nasi soto lengkap dengan secangkir es teh.
“Lo apa Ren?”
“Samain aja.”
Ruang menarik kursi di salah satu meja plastik untuk dua orang. Sengaja agar hanya ia dan Han yang mengisi.
“Lo sering kesini?” tanya Ruang. Mata nya sibuk menelisik isi kantin yang bisa di lihat lumayan ramai.
“Nggak juga, kalo ada temen aja.”
Ruang mengangguk. Sekon berikutnya pesanan mereka datang. Han antusias menyambut. Sampai lupa belum baca doa sebelum makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang ¦ Huang Renjun ✔️
Teen FictionAU (Alternative Universe) Ft. Huang Renjun Kesalahan demi kesalahan di masa lalu mulai terkuak. Akibatnya kehidupan saat ini menjadi ajang balas dendam yang merenggut banyak jiwa. Mulai dari penculikan yang berujung kematian serta hilang nya ingata...