Epilog; Menghindar

61 9 2
                                    

HALOOOOO HEHEHE, LAMA BANGET GA BUKA WORK INI ㅠㅠ
GIMANA, MASIH ADA YANG NUNGGU? INI MAH AKU NYA MENGGANTUNG WKWKWKWK HAMPURA PISAN.

BTW BACANYA BIASA AJA YA GAUSAH NGEGAS, SOALNYA AKU KALEM. KOK MAKIN KEMANA-MANA??

OKAYY, JADI INI FINAL CHAPTER, AKU HARAP KALIAN BISA MENGAMBIL APA YANG SEHARUSNYA KALIAN AMBIL DARI CERITA INI, DAN BUANG HAL TOXIC ATAU BURUK YANG ADA DI CERITA INI.

EM-MAKASIH BANYAK BUAT YANG UDAH KAISH APRESIASI PUN BUAT YANG SUDAH MELUANGKAN WAKTU UNTUK BACA WORK INI. SEMOGA BAHAGIA SELALU.

KALAU ADA YANG MAU DITANYAIN, SOK AJA YA. BTW DM KU ERROR, JADI LANGSUNG DI KOMENTAR AJA YUP. BTW LAGI AKU ADA WORK BARU, LANGSUNG CHECK PROFILE YUP. JANGAN LUPA MASUKIN READING LIST😍 AKU TUNGGU DISANA✨

TERIMAKASIH SEMUANYA🥰 SEE YOU 🥰

TERIMAKASIH SEMUANYA🥰 SEE YOU 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ruang Pov,

Tujuh tahun berlalu. Cita-cita gue selama ini terkabul. Walau harus menunggu sampai umur gue 21 tahun dan sekarang gue menginjak umur 28 tahun. Sejak tujuh tahun yang lalu pasca gue koma 2 bulan. Cita-cita gue dikabulkan sama Tuhan, em sebenernya sama Haris juga.

Karna ya emang cita-cita gue berhubungan sama dia. Maksudnya, cita-cita gue adalah bisa hidup bareng sama dia selayaknya adik-kakak.

Gue bener-bener gamau inget segala kejadian lalu, baik itu suka maupun duka. Gue memutuskan buat adil untuk keduanya. Gue gamau inget masa lalu duka dan gue juga harus lupain masa lalu suka, walau pun itu susah. Tapi, gue yakin bisa.

Sebenernya, ngelupain sesuatu hal itu gak mudah. Of course, semua orang tau itu. Tapi, segala sesuatu harus dimulai, gue harus berani ambil langkah maju buat hal yang mau gue tuju.

Di tahun pertama gue memulai lembaran baru, gue bisa tiba-tiba nangis. Gue bahkan sampai susah napas, susah tidur, dan gak napsu makan. Gue juga sering mimpi buruk, kadang juga kepikiran hal-hal lalu, denger suara-suara tangis, suara tawa. Nakutin emang, tapi emang itu proses yang gue lewati.

Eit, bukan cuma gue, tapi Haris juga gitu. Gue sama Haris memutuskan untuk melakukan tujuan kami bersama. Siapa sih yang mau hidup terbelenggu masa lalu? Apalagi masa lalu itu masa lalu yang menyakitkan buat di ingat. Jadi, demi kebahagian bersama, gue dan Haris mencoba pergi menjauh dari kota kelahiran, kota masa lalu kalo kata Haris.

Iya, gue pindah tapi masih di negara yang sama. Kalian bisa tebak gue dimana?ㅡ

“Kak, mau makan apa?”

Bentar ya, Haris manggil dari dapur. Gue segera berlari menuju dapur. “Oseng mie kasih sosis, pake kecap juga. Jangan dikasih cabe banyak-banyak ya!”

Ruang ¦ Huang Renjun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang