30. Awal Mula

45 11 4
                                    

Terhitung hampir dua bulan Waktu keluar dari rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terhitung hampir dua bulan Waktu keluar dari rumah sakit. Tentu saja, Ruang bersyukur karena akhirnya Waktu bisa pulang. Selama ini Waktu tinggal bersama Ruang. Maksud nya di sebelah kost Ruang. Untuk biaya kost juga Ruang yang menanggung.

Entah mengapa, Ruang selalu ingin dan ingin untuk membantu Waktu. Melihat kondisi fisik dan mental Waktu yangㅡah sudahlah. Kalian sudah tau bukan? Apalagi sama sekali tidak ada kerabat. Ruang sebenarnya juga tidak habis pikir.

Masa iya sama sekali nggak ada keluarga?

Tapi lagi dan lagi. Kenyataannya memang seperti itu. Buktinya, selama kasus penculikan Waktu sampai saat ini tidak ada satu orang pun yang mencari Waktu dan mengaku sebagai keluarga. Sama sekali.

✈ ✈ ✈

“Hari ini lo ikut gue ya?”

“Kita mau kemana?”

Ruang menarik kedua ujung bibirnya sebelum menjawab pertanyaan Waktu.

“Rahasia...yuk?”

Ruang mengisyaratkan Waktu untuk menggandeng nya. Tapi gagal. Waktu sudah lebih dulu berlari kecil menuju sepeda motor Ruang.

Ruang mendengus. Lalu menyusul Waktu.

Sepanjang perjalanan menuju tempat rahasia yang Ruang katakan. Sering kali Waktu melontarkan pertanyaan. Pertanyaan simpel, seperti;

“Ini taman nya nama nya apa?”

“Lah, bagus banget buat spot foto, kita boleh kesana ngga?”

“Ih mau ikut ke danau juga, kapan-kapan ya?”

“Ren, aku aneh ya?”

Pertanyaan terakhir membuat Ruang tertegun. Jujur, sikap Waktu selama hampir dua bulan ini memang aneh—ah, maksudnya setelah Waktu sadar dari koma. Rasanya bukan Waktu yang Ruang kenal dulu. Waktu yang sekarang lebih polos, seperti anak-anak? Ya seperti itulah.

“Enggak kok, wajar lah. Lo 'kan kehilangan memori, maklum kok. Ntar lama-lama juga balik lagi ke semula. Percaya deh sama gue.”

Dibelakang. Waktu menghembuskan napas pasrah, mengeratkan lengan di perut Ruang. Mencoba percaya dengan apa yang Ruang ucap. Semoga saja benar.

15 menit kemudian.

“Yay! Sampai~”

Ruang mematikan sepeda motor nya. Lalu melepaskan helm yang Waktu kenakan. Senyum di wajah pria manis itu sedari tadi bertengger disana. Melihat perempuan di depan nya itu menatap sekeliling dengan mata yang berbinar.

“Ren! Bagus banget tempat nya.”

Ruang mengacak rambut Waktu lembut. “Iya dong, tempat favorit gue!”

Ruang ¦ Huang Renjun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang