Ketakutan akan kegagalan
Akan selalu ada di dalam diri manusia
Terlebih jika terus membiarkannya hidup
Dengan cara bersembunyi
Tanpa berani aksi melawan diri sendiriRuang memosisikan diri agar lengan kiri tidak terhimpit oleh tubuhnya saat berbaring. Hari ini ia sudah diperbolehkan pulang, walau setelah hari ke-tiga di rumah harus kembali ke rumah sakit untuk melihat perkembangan kesembuhan nya. Alias check-up.
Pukul lima sore, terdengar pintu kamar kos Ruang diketuk. Ruang mengerang kesal sebelum akhirnya mendengar suara yang tak samar masuk ke gendang telinga.
“Kunci nya di atas pintu, ambil aja. Gue di dalam.” Laki-laki yang ada di luar rumah kost itu mengikuti perintah dari sang pemilik kost.
Ceklek. Pintu terbuka, sepasang sepatu lengkap dengan sang pemiliknya ikut masuk menghirup oksigen yang sama dengan Ruang yang tengah rebah di atas kasur.
“Gue bawain martabak Bang Sus, mau dimakan sekarang atau gue makan duluan?” Ruang berdecih. Laki-laki yang tak lain adalah Han Askara itu mengambil segelas air putih di dapur.
“Lo kalau nggak niat ngasih nggak usah bawain gue,” ujar Ruang.
Han tertawa kecil. “Bukan gue yang ngasih btw, tapi cewek yang barusan pergi setelah denger suara lo tadi.”
Ruang diterkam bingung.
Han merogoh kantong jaketnya. “Dia juga nitip ini, katanya jangan lupa kabarin dia, dia juga butuh kabar.” lanjut Han.
Lalu menyerahkan benda persegi panjang ke depan wajah Ruang. Belum sampai tangan Ruang menggapai benda 4G itu, Han sudah melepaskan ponsel tersebut.
“Lo punya dendam apasih sama gue As?” Nada bicara Ruang terdengar datar tetapi penuh penekanan.
Han yang sebelumnya meneguk air putih dalam gelasnya memuncratkan apa yang ada dalam mulutnya. Dan sialnya, tepat di depan wajah Ruang.
“Eh-Maaaaap astaga, gak sengaja gue.” Han segera melepas jaket dan mengamankan nya, lalu mencari pakaian Ruang di lemari yang sudah dipastikan untuk apa.
“Ngapain lo buka-buka lemari gue As? WOY PRIVASI WOY!” Han tidak menggubris seruan dari Ruang. Ia memilih satu lembar atasan berwarna hitam polos lalu mengeringkan sekitar wajah Ruang akibat air semburan nya.
Sudah dapat dipastikan Ruang misuh-misuh walau tidak dapat terdengar jelas. Namun menimbulkan cekikian dari Han.
“Dah bersih~~” ujar Han senang, lalu membuang sembarangan atasan Ruang.
“Bener-bener ya lo, itu baju kesayangan gue. Lo bisa ganti apa!?”
Han menarik kursi belajar milik Ruang lalu mendaratkan bokong nya disana. “Sssst, jangan bacot.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang ¦ Huang Renjun ✔️
Genç KurguAU (Alternative Universe) Ft. Huang Renjun Kesalahan demi kesalahan di masa lalu mulai terkuak. Akibatnya kehidupan saat ini menjadi ajang balas dendam yang merenggut banyak jiwa. Mulai dari penculikan yang berujung kematian serta hilang nya ingata...