Pagi yang biasanya ditemani matahari. Kali ini di hari Kamis, pagi ditemani dengan gerimis yang terus-menerus turun tipis-tipis. Membuat pemuda yang berdiri menyandar pada sebuah tembok berwarna abu-abu itu mengeluh.
"Kalo begini gimana mau balik ke sekolah, huh!"
Atensi perempuan di sebelah pemuda itu terangsang. "Udah jangan ngeluh, lagian pasti lo seneng juga nggak ikut pelajaran, kan?"
Semburat senyum nampak di wajah Ruang, lalu sebuah tawaan menggelegar keluar dari bibir nya. "Bener juga ya, gue nggak mikir sampe situ." Ruang kembali tertawa. Sedangkan Waktu berdecih.
Mungkin efek bosan, Waktu memainkan sepatu nya di antara gemercik air yang turun dari atas sana. Mencoba bermain-main dengan hujan seperti nya seru, batin Waktu.
"Dasar bocil, main kok sama hujan."
Atensi Waktu kembali teralihkan kepada pemuda di sebelah nya. "Sirik aja yang tua."
"Wah, nantangin."
"Padahal gue ngomong sendiri."
Ruang berdecak, lalu tangan-tangan nya tanpa perintah menangkup air langit dan menyiratkan nya pada Waktu.
Cpak cpak cpak
"Wah, ngajak perang." Waktu melakukan hal yang sama kepada Ruang.
Keduanya larut dalam candaan yang didukung dengan atmosfer hujan hari itu. Sampai lengan Ruang menangkup punggung Waktu yang tanpa sengaja oleng karena tergelincir lantai yang pinggiran nya penuh dengan lumut.
Kedua netra mereka bertemu sepersekian detik. Sampai sebuh deheman dari Waktu menyadarkan Ruang. Keduanya kembali ke posisi awal. Berdiri bersebelahan, kali ini tubuh mereka lebih tegap dari sebelumnya.
Akhh, bagaimana mungkin jadi seperti ini.
Bohong jika Ruang tidak merasakan jantung nya berdegup dengan kencang, apalagi darah nya berdesir karena melihat iris yang Waktu punya.
Ruang sendiri tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya. Atmosfer yang semula nya dingin, adem, ayem, berubah menjadi gerah, panas danㅡcanggung?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang ¦ Huang Renjun ✔️
Teen FictionAU (Alternative Universe) Ft. Huang Renjun Kesalahan demi kesalahan di masa lalu mulai terkuak. Akibatnya kehidupan saat ini menjadi ajang balas dendam yang merenggut banyak jiwa. Mulai dari penculikan yang berujung kematian serta hilang nya ingata...