Sesekali Waktu meringis karena kepalanya yang pusing belum lagi perih dari sikunya yang lecet. Entah terbentur apa, saat sadar siku kanan Waktu sudah mengeluarkan darah.
Padahal kejadian di rumah sakit itu sudah berlalu tiga hari yang lalu. Tapi entah mengapa Waktu menjadi sering pusing akhir-akhir ini.
Tok. Tok. Tok
“Iya?” ucap Waktu dengan nada tinggi.
“Gue.”
“Bentar, lagi jalan.”
Waktu berjalan menuju pintu, masih dengan atasan kaos polos abu-abu dengan celana jeans pendek selutut berwarna hitam. Waktu membuka pintu kost-nya.
“Ikut gue mau?”
Ruang to the point.
“Ke?”
“Ada deh, mau gak? Eh iya, masih suka pusing ngga lo?”
Waktu duduk di kursi kayu depan kost nya. Ruang mengikuti. “Lumayan sih, apa faktor mau sembuh ya?”
“Emang iya apa?”
Ruang meletakan telapak tangan nya pada dahi Waktu tiba-tiba, Waktu terdiam. “Gak demam juga, mau ke rumah sakit aja?”
Waktu menggeleng. “Engga ah, ntar lo tinggal lagi.”
Ruang mendelik. Baru saja Waktu menyindir Ruang karena tiga hari yang lalu di rumah sakit Ruang meninggalkan nya begitu saja.
“Gue kan nebus obat.”
“Cih, kenapa ngga bilang dulu? Mana gue sadar udah ada di kost-an.”
“Iya gue salah ninggalin lo tiba-tiba, maafin orang ganteng ya?”
“Cih.”
Setelah melewati dua lampu merah dari kost mereka. Ruang berhenti di pinggir trotoar, Waktu mengamati sekitar. Nampak banyak anak laki-laki sebaya nya bahkan lebih muda darinya tengah duduk di trotoar dengan teman masing-masing serta segelas kopi di hadapan nya, beberapa ada yang masih mengepulkan asap beberapa juga ada yang tinggal separuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang ¦ Huang Renjun ✔️
Teen FictionAU (Alternative Universe) Ft. Huang Renjun Kesalahan demi kesalahan di masa lalu mulai terkuak. Akibatnya kehidupan saat ini menjadi ajang balas dendam yang merenggut banyak jiwa. Mulai dari penculikan yang berujung kematian serta hilang nya ingata...