24-pilihan

4.8K 207 0
                                    

Happy Reading!

Awas Typo!

***

Matahari pagi yang menyejukkan di kota bandung, membangunkan Arletha yang masih terbaring di ranjang rumah sakit.

Matanya menyipit terkena cahaya lampu. Mengerjap beberapa kali menjelaskan penglihatannya.

"Udah bangun?"

Arletha menoleh, mencari asal suara. "Mah.." panggilnya.

"Kamu bisa menjalankan ujian enggak? Hari ini di sekolah lagi ujian, kepala sekolah kamu tadi nawarin Ujian disini. Tapi, kalau gak bisa nan--"

"Iya, Letha mau ujian disini." Arletha menyela ucapan Laura.

"Beneran? Kamu memang kuat? Gak ngapalin juga lho." Ucap Laura cemas.

Arletha mengangguk mantap. "Iya. Mama tau sendiri kan, kalo Letha dulu sering belajar, semuanya Arletha pelajari. Masih inget juga." Katanya, tersenyum meyakinkan pada mamanya itu.

Laura menatap cemas sang anak, tapi mengangguk juga, mengiyakan. Tangannya mengambil handphone dari meja. Menelepon kepala sekolah.

Arletha memperhatikan mamanya yang sedang menelepon. Jika dipikir-pikir, ada yang aneh. Kemarin dia bangun, semua orang tampak lega dan bahagia dan besoknya--sekarang-- di sekolah tengah menjalankan ujian untuk kelas XII. Padahal jika dia mengingatngingat dia kecelakaan satu bulan sebelum ujian yang menyebabkannya ada di sini.

Eh, tunggu. Satu bulan sebelum ujian? Berarti dia tidur selama satu bulan juga dong?

"Tha," panggil Laura.

Arletha mengerjap. "Eh, hah? Kenapa?"

"Katanya sebentar lagi ada pengawas kesini." Arletha mengangguk.

"Mah?"

"Apa?"

"Letha..tidur berapa lama?" Tanyanya dengan tatapan bingung.

Laura terdiam sebelum menjawab. "Kamu koma setelah kecelakaan. Selama satu bulan lebih."

"Hah?!" Jadi benar. Oh, untung saja dia bisa melewati masa komanya. Jika tidak dia akan menyusul sahabatnya disana. Dia tidak mau itu terjadi, dia belum siap.

"Iya, kamu buat semua orang khawatir. Akbar juga nanyain kamu terus. Oh iya, apalagi pacar kamu tuh, Kenzo. Dia ijin sekolah selama kamu di rumah sakit, katanya mau jagain kamu." Jelasnya, kemudian tersenyum menggoda pada Arletha.

Arletha tersenyum kecut. "Letha udah enggak pacaran sama dia." Ungkapnya pelan. Laura melotot kaget.

"Eh, kenapa?"

"Letha..putusin dia. Letha..Letha.." Arletha tak melanjutkan ucapannya karena seseorang mengetuk pintu.

Laura membuka pintu. "Eh, bu. Mari masuk." Ucap Laura mempersilahkan.

Arletha memperhatikan mereka yang terlihat tengah mengobrol itu. Lalu menghampiri dirinya.

"Arletha Shivania?" Arletha mengangguk. "Udah baikan? Yakin mau ikut ujian sekarang?" Arletha mengangguk lagi.

Bad Girlfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang