"Aw..pelan-pelan dong" Ringis Gerald pada Rani yang sedang mengobatinya.
Mereka sedang berada di UKS. Baru kali ini Gerald dikalahkan oleh perempuan. Ya, dia tadi kena tonjokan maut dari Arletha diwajahnya, sampai-sampai dia tak kuat lagi berdiri. Ajaib emang.
"Lo sih! Gak tau apa? Dia itu udah jago bela diri dari kecil!" Omel Rani, dia juga kan yang kena imbasnya, mengobati Gerald. Arletha, dia dibawa oleh Kenzo.
"Dari kecil? Arletha? Letha? Dia..Letha? Wajahnya mirip, kelakuannya yang berbeda" tebak Gerald dalam hati.
"Lo..Rani Wijaya? Bokap lo.. Bagas Wijaya?" Tanya Gerald. Rani terkejut, dari mana dia tau nama ayahnya?
"Tau dari mana lo?!" Selidik Rani curiga. Tidak ada yang tau nama ayahnya, walaupun ayahnya seoramg pengusaha sukses, tak ada yang menyadari dia anak dari Bagas.
"Jadi..bener?" Tanyanya tak memperdulikan pertanyaan dari Rani.
"Iya!" Balas Rani ketus.
Gerald terkejut, dia diam cukup lama kemudian memeluk Rani erat seolah tak ingin ia lepaskan.
"Ih! Apaan sih lo?!" Rani terkejut saat menerima pelukan tiba-tiba dari Gerald.
"Rara..lo Rara.." gumam Gerald. Rani bertambah terkejut, panggilan masa kecilnya.
"Lo..sebenernya siapa?" Tanya Rani gugup.
"Gue..Avi" jawabnya. Rani tambah terkejut, air matanya mengalir deras kemudian ia membalas pelukan Gerald.
"Hiks..lo..lo kemana aja?" Tanyanya tersendat akibat menangis.
"Maafin gue..maaf..gue bukannya gak mau kenal lo lagi sama Letha" pinta Gerald.
"Terus..ada apa? Lo kenapa? Hiks.." tanyanya meminta penjelasan.
....
"Ken!! Gue gak tau ini gimana! Gue pusing! Udah dong!" Arletha mengusap mukanya kasar.
"Gak!" Balas Kenzo dingin. Mereka sedang berada di perpustakaan sekolah.
"Hiks..Vi.." tangis Arletha pecah. Sungguh, dia bingung, dia tidak mengerti apapun yang dibahas Kenzo. Dia sebenarnya tidak mau menangis, hanya saja dia sudah tidak tahan, otaknya mendidih.
"Lo kenapa?" Tanya Kenzo bingung juga sedikit agak panik. Baru kali ini dia melihat seorang perempuan menangis dihadapannya.
"Gak tau! Sana pergi lo! Cape gue!! Jangan ganggu gue!" Teriak Arletha, untung saat ini perpustakaan sedang sepi, juga penjaganya sedang tidak ada.
"Gak! Belajar lo!" Paksa Kenzo sembari menyodorkan beberapa kertas yang berisi soal-soal untuknya.
"Hiks..Ra..Vi..gak kuat gue!" Ucap Arletha pelan.
Kenzo semakin pusing dibuatnya. "Yaudah, lanjut nanti!" Final Kenzo yang membuat Arletha mendongkakkan kepala lalu tersenyum bahagia.
"Hhe makasih ya Ken!" Air mata Arletha hilang diganti dengan senyuman bahagianya.
"Lo akting ya?!" Kesal Kenzo. Arletha menggaruk rambutnya yang tidak gatal, kemudian menyengir sampai matanya menyipit.
"Hhe..nggak kok! Tadi..tadi emang kepala gue pusing" Bantah Arletha sedikit gugup.
Kenzo menatap tajam Arletha lalu membereskan buku-buku, kemudian memasukannya ketempat semula.
Arletha masih diam memperhatikan Kenzo yang sedang menata buku-buku. Dia sedikit terpana dengan paras tampan Kenzo, dilihat-lihat Kenzo emang ganteng sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girlfriend (END)
Teen Fiction[Follow dulu yuk sebelum baca:)] "Lo! jadi pacar gue sekarang!" Ucap Kenzo lantang seolah perintah yang tak bisa ditolak. "Dih! Apa-apaan sih?!" Sinis Arletha. "Gak ada penolakan!" Setelah mengatakan itu ia pun melenggang pergi meninggalkan Arletha...