Happy reading!
Awas Typo!
***
"Kamu itu pinter Arletha, kenapa ditutup-tutupi?" Bu Sintia ternganga kaget melihat hasil tes tadi.
Arletha menghela nafas jengah. Kesal dengan Bu Sintia yang terus memanggilnya keruangan ini.
"Terus kalo saya pinter, harus gitu nyombongin diri? Saya gak mau pinter saya dimanfaatin orang!" Arletha menjawab tanpa ragu.
"Jadi, ibu jangan kasih tau kalau saya pinter ke orang lain. Cukup guru yang lain, sama Dirga." Lanjutnya.
Bu Sintia menggelengkan kepala heran. "Iya terserah kamu, tapi jangan berpura-pura seperti itu." Arletha mengangguk lalu keluar tanpa permisi.
...
"Pulang sama siapa lo?" Tanya Rani. Arletha menggeleng.
"Bareng sama gue ayo!" Ajak Rani, Arletha menggeleng kembali dengan tatapan resahnya.
"Lo kenapa sih? Ada masalah?"
"Enggak! Ayo gue bareng sama lo!" Jawab Arletha cepat. Rani menggeleng heran dengan tingkah Arletha yang tak biasanya.
"Iya, ayo.."
Mereka berdua naik ke jemputan mobil Rani yang berada di gerbang sekolah.
"Pak, anter dulu Arletha ya?"
"Siap non!" Pria paruh baya itu mengacungkan jempolnya pada Rani.
"Tha? Lo napa sih?!" Rani bertanya pada Arletha yang sedang menatap jalanan.
"Gak tau, hati gue dari tadi gak enak" Arletha menjawab dengan lirih.
"Ah perasaan lo aja itu!"
"Enggak! Gue ke inget terus sama Naya.." Arletha memelankan suarnya di akhir kalimat.
"Na-Naya?" Rani begitu terkejut dengan penuturan Arletha.
"Iya, dia ninggalin kita udah beberapa tahun yang lalu. Tapi, ada yang aneh di hati gue, entah apa." Arletha mencurahkan isi hatinya pada Rani.
"Kita ke rumah dulu Naya tinggal yu?" Rani mengangguk. Dia juga penasaran, ada apa sebenarnya.
"Pak, ke rumah Naya.." dengan rasa terkejutnya dia mengangguk. Dia sudah lama menjadi supir dikediaman Rani. Dia juga tau soal Naya.
Mereka sudah sampai di kediaman Naya dulu. Rumahnya masih sama seperti dulu. Tak ada yang berubah. Rumah minimalis dengan cat putih yang kini mulai pudar termakan usia.
Tok tok tok!
Beberapa menit kemudian, seseorang datang membuka pintu. Arletha dan Rani tersenyum senang. Sudah lama dia tidak melihatnya.
"Bi ijem!! Asalammualaikum!" Arletha dan Rani berteriak girang lalu memeluk wanita tua dihadapannya ini.
"Ya allah! Non Letha, Non Rara! Waalaikumsalam" Bi Ijem membalas pelukan mereka dengan mata yang berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girlfriend (END)
Teen Fiction[Follow dulu yuk sebelum baca:)] "Lo! jadi pacar gue sekarang!" Ucap Kenzo lantang seolah perintah yang tak bisa ditolak. "Dih! Apa-apaan sih?!" Sinis Arletha. "Gak ada penolakan!" Setelah mengatakan itu ia pun melenggang pergi meninggalkan Arletha...