09-penantian berharga

6.6K 307 1
                                    

Malam ini Arletha sudah siap dengan pakaian andalannya. Yaitu, baju lengan pendek berwarna hitam polos dengan jins putih panjang, dan sepatu kets putihnya.

Wajahnya tak dipoles apapun, alias natural. Dia tidak membawa dompet atau pun tas, ribet. Apalagi nanti akan di traktir, jadi dia tak perlu membawa uang. Handphone nya pun hanya dia pegang.

"Ma, Arletha pergi dulu" pamitnya. Laura yang sedang menyiapkan makan malam menoleh.

"Iya, hati-hati" tak masalah bagi Laura jika anaknya akan pergi bersama Rani, karena dia anak baik-baik.

"Oke, papah nggak pulang?"

"Lagi dijalan katanya"

Arletha hanya ber'oh' saja sebagai balasan. " Assalamualaikum" Arletha mengambil tangan Ibunya itu lalu menciumnya.

Arletha seorang gadis bengal, susah diatur, suka melawan. Tak pernah sekali pun dia menyakiti hati orang tuanya. Walaupun dia suka berbuat ulah tapi orang tuanya mengerti tentang keadaan.

"Waalaikumsalam"

Arletha berjalan keluar dengan santai. Tapi raut mukanya berubah ketika melihat seseorang yang sedang duduk di jok motornya.

"Mau kemana lo?" Tanya Arletha sewot. Orang itu mengernyit heran.

"Gak inget tadi sore gue bilang apa?" Tanyanya balik.

"Ha?" Arletha berpikir tadi sore..

'plak'

Suara geplakan tangan itu terdengar nyaring. Arletha mengusap keningnya, meringis.

"Jadi maksud lo. 'sama gue' itu berangkatnya?"

Kenzo hanya mengangguk datar. Bodoh banget ini anak.

"Tapi gue mau dijemput"

"Siapa?"

Arletha mengernyit sebentar lalu mengangguk kecil.

"Kepo!"

Kenzo menatapnya datar dengan wajah dinginnya. "Sama gue"

"Dih! Gue kan mau dijemput! Sana pulang!" Usir Arletha sembari mengibaskan tangannya.

Tin tin!

Suara klakson mobil terdengar nyaring. Menghentikan perdebatan Arletha dan Kenzo.

"Tha! Ayo cepet!" Seru Rani dibalik kaca hitam mobilnya tersebut. Kedua orang itu menoleh.

"Iya Ra bentar!" Lalu Arletha menoleh kembali ke arah Kenzo. "Pulang sana!" Usir nya lalu berjalan ke mobil Rani.

Kenzo memutar bola mata malas. Dia memang tidak berniat ke rumah Arletha malam ini, hanya saja hatinya mengajaknya untuk datang.

Dan, ternyata dia dibohongi. Yang datang Rani bukan gebetan yang tadi sore Arletha katakan.

Matanya melirik mobil Rani yang sudah melaju jauh.

Kenzo menyalakan motornya kemudian melaju cepat pada tujuannya saat ini. Rumah.

...

"Tadi Kenzo?" Tanya Rani tanpa mengalihkan pandangannya ke depan.

"Iya" balas Arletha.

"Tha, sebenernya gue gak sendirian" tutur Rani menoleh lalu kembali menatap ke depan.

"Iyalah ogeb! Lu kan sama gue?! Aneh!" Cibir Arletha menatap Rani gemas.

"Ih maksudnya kita nanti disana bakal ketemu seseorang" jelas Rani.

Bad Girlfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang