Happy Reading guys!!
Awas typo!
Arletha sedang termenung di balkon kamarnya menatap jutaan bintang yang terlihat sangat indah dimatanya.
Namun, dia tau bintang tak dihargai dan tidak kembali disanjung ketika cahaya matahari menghalanginya.
"Hey" bisikan itu seolah menyihirnya untuk menengok ke asal suara.
"Bang Arka?" Kaget Arletha saat melihat pria dihadapannya ini.
"Iya, gak seneng gitu gue disini?" Tanyanya menaikan alisnya.
"Huaaaaaa!! Seneng banget!!!!!!!" Heboh Arletha lalu memeluk tubuh tinggi tegap milik Arka lalu melepasnya.
"Lo jahat banget sih! Gak pernah ngabarin!" Cemberut Arletha.
"Ya disana juga gue sibuk kali!" Balasnya lalu mencubit hidung mancung Arletha.
"E-Ehh sakit woy!!" Protes Arletha memukul mukul tangan Arka.
"Alah lebay!" Arka pun melepaskan hidung Arletha yang sudah merah.
"Keterlaluan lo! Mau gue bunuh lo?!"
"We..nyante dong!" Arka menyengir lalu berlari keluar kamar Arletha.
"Awas ye lu!!!" Teriak Arletha kencang.
...
Mentari pagi menyinari kota bandung saat ini. Seorang gadis dengan pakaian yang tidak disiplin tengah menghadap tiang bendera dengan tangan yang hormat.
"Gara-gara si botak gue harus panas-panasan disini!" Gumam Arletha kesal.
"Ngomong apa kamu Arletha?!" Bentak pria paruh baya dengan kepala botaknya.
"Apaan sih pak? Nggak ngomong juga!" Kilah Arletha dengan keringat yang sudah bercucuran di dahinya.
Pasti tau kan alasan Arletha di hukum seperti ini?
Telat. Sudah tak asing jika Arletha datang telat, tapi tadi dia kepergok manjat gerbang belakang sekolah.
"Jangan bohong kamu Arletha! Bapak tambah hukuman kamu! Keliling lapangan sepuluh kali!"
"Sekarang pak?" Tanya Arletha membuat Pak Bento geram ditempatnya.
"Iya Arletha!" Bentaknya kesal.
"Hehe..oke pak!" Perlahan Arletha menurunkan tangannya lalu berlari di lapangan.
"Satu!" Arletha terlihat biasa saja berlari mengelilingi lapangan.
"Dua!" Masih sama.
"Tiga!" Masih sama.
"Empat!" Masih sama.
"Lima!" Arletha bersenandung ria sambil terus berlari.
"Enam!" Muka Arletha merah, tapi tak ayal dia tetap melanjutkan larinya dengan santai.
"Tujuh!" Keringat mulai bercucuran di dahinya, mukanya merah.
"Delapan!" Bajunya sudah basah oleh keringat, nafasnya sudah terengah-engah.
"Sembilan!" Larinya sudah tak secepat tadi, semakin melambat.
"Sepul-"
Bruk!
Tubuh Arletha sudah tak seimbang, ia terjatuh, lebih tepatnya pingsan.
"Astagfirullah!" Ucap pak Bento kaget melihat Arletha pingsan. Dengan cepat dia berlari ke arah Arletha, membuat perut buncitnya bergoyang kesana kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girlfriend (END)
Fiksi Remaja[Follow dulu yuk sebelum baca:)] "Lo! jadi pacar gue sekarang!" Ucap Kenzo lantang seolah perintah yang tak bisa ditolak. "Dih! Apa-apaan sih?!" Sinis Arletha. "Gak ada penolakan!" Setelah mengatakan itu ia pun melenggang pergi meninggalkan Arletha...