34-Mading

3.5K 170 17
                                    

Happy Reading!

Awas Typo!

***

Mentari menyinari kota Bandung hari ini, memberikan semangat untuk tetap mensyukuri hidup, membiarkan yang sedang tertidur lelap membuka matanya.

Kali ini berbeda, biasanya dia akan tertidur lelap dan tak akan pergi sekolah. Namun, kali ini dia tampak bersemangat pergi.

"Tha!!" Arletha menoleh, dilihatnya mobil hitam milik Gerald didepan pagar rumahnya.

"Apaa?!"

"Ayo berangkat bareng!!" Arletha mengernyit saat seruan itu tidak hanya satu.

Perlahan kaca mobil terbuka, menampakan Gerald, Rani, Aldan dan Geo.

Arletha pun menghampiri mobil, "Terus gue duduk dimana?" Tanyanya bingung, pasalnya kursi depan sudah di isi Gerald dan Rani sementara dibelakang Aldan dan Geo, jangan bilang..

"Di belakang kita kan kosong, Tha. Apa mau bertiga?" Balas Geo.

Arletha mendengus kesal, sudah ia duga!

"Jadi, mau dimana nih?" Tanya Aldan.

"Gue disini aja, sama kalian." Balas Arletha tak mau ribet, kalo dibelakang kan harus benerin dulu kursi, lama.

"Oke, lo ditengah aja." Arletha pun masuk ke dalam mobil.

"Dirga kemana? Gak bareng?" Tanya Arletha saat mobil sudah berjalan meninggalkan pekarangan rumahnya.

Semuanya diam, tak bersuara sedikit pun hingga pada akhirnya Rani menjawab.

"Dia gak sekolah."

Arletha mengernyit, "Kenapa?" Tanyanya membuat Aldan dan Geo yang tepat disebelahnya gugup.

"Ke Jakarta." Aldan membalasnya cepat.

"Ngapain? Kok gue gak tau?"

"Mungkin dia buru-buru." Balas Gerald.

"Tapi kan--" ucapan Arletha terhenti saat Geo menyambar cepat.

"Sampe juga!!" Teriaknya membuat Arletha menjitak kepala laki-laki itu kesal.

"Aww.. jahat lu, Tha!" Geo segera keluar setelah mobil terparkir takut jika Arletha akan menjitaknya kembali.

"Biarin, salah lo nyebelin." Balas Arletha sengit, "Ayo Ra ke kelas!" Ajaknya.

Rani mengangguk, kemudian mereka pamit duluan. Banyak orang menatapnya sinis membuat keduanya mengernyit heran.

"Hai Cantik!" Mereka berdua menoleh pada asal suara, Rani bergidik ngeri melihat manusia-manusia di belakangnya, muka mereka terlihat penuh luka dan sangar. Dia segera mendekat pada Arletha.

Arletha memutar bola mata jengah, "Ngapain sih?!" Bentaknya.

"Ngajak lo ke kantin," balas Agra.

Bad Girlfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang