Ino dan Ahana saling tatap, saat yang tadinya mereka sedang duduk di kursi besi sambil menunggu bus di halte dekat kampus. langsung berdiri ketika melihat Tiba-tiba mobil sedan berwarna silver itu melaju ke arah mereka.
Membuat keduanya bingung. Ahana bertanya dengan menggunakan kode, mulutnya komat-kamit tanpa mengeluarkan suara, sedangkan Ino hanya menggelengkan kepalanya sekali. perrtanda gadis itu tidak tau siapa si pengendara mobil sedan yang tiba-tiba menghampiri mereka.
keduanya terkejut saat melihat kaca cendela mobil di hadapan mereka perlahan turun kebawah lalu di ganti oleh wajah Tara yang tampan, pria itu tersenyum seraya mengangkat satu tangannya lalu menggoyangkannya ke kanan dan ke kiri berulang-ulang.
"Halo!" sapa Tara dari dalam mobil.
Ino tersenyum mengembang, Ahana memutar bola matanya malas. Berlari mendekati Tara Ino mendekatkan kepalanya ke dekat cendela lalu membalas sapaan Tara yang belum ia jawab.
"Halo juga kak senior," jawab Ino kegirangan.
"Ino dari pada naik bus, mending nebeng bareng aku." ajak Tara.
Ino berpikir sambil menatap langit biru di atasnya.
Detik setelahnya Ino selesai berpikir. gadis itu kembali menatap pria di depannya yang sedari tadi menunggu jawaban darinya.
"Oke lah! Ino tanya Hana dulu ya kak?" ujar Ino yang di angguki Tara.
Ahana tersenyum miring lalu mendesis pelan. Melihat Tara dan Ino saling menyapa entah kenapa membuatnya sedikit kesal.
Kenapa harus Ino?
Kenapa?
"Ahana! Kak senior ngajak pulang bareng ni! Skuy!" teriak Ino seraya menatap Ahana yang sedang duduk di kursi besi sambil memasang wajah datar.
Berpikir sejenak, membuat kerutan di dahi Ahana.
"Tunggu," sahut Ahana dengan santai, lalu dengan langkah lambat Ahana berjalan mendekati mobil sedan milik Tara.
"Ino kamu duduk di samping aku," Tara menepuk kursi empuk itu dua kali. Menyuruh Ino agar duduk di sana. Sedangkan Ahana biar saja wanita itu duduk di belakang.
"Ahana kamu di duduk di belakang nggak apa-apa kan?" tanya Tara.
Ahana menghela napas lalu menganguk malas.
Apa sebaiknya dia tidak usah ikut saja, dari pada harus terjebak di antara dua orang aneh di depannya.
Seperti perintah, Ino duduk di kursi paling depan di samping Tara.
Memasangkan sabuk pengaman Ino, Tara mengulas senyuman manis.
"Terima kasih kak," ujar Ino.
"Kembali kasih," kata Tara lalu menyalakan mesin mobilnya.
"Mobil kak senior bagus ya," ucap Ino reflek saat mengamati seisi dalam mobil milik Tara.
Tara tersenyum lebar. Dengan pandangannya yang tetap fokus menatap jalan raya di depannya.
"Ya gitu lah," kata Tara.
Ino manggut-manggutkan kepalanya. Lalu menaik turunkan kaca mobil Tara.
"Harga mobil ini berapa kak?" tanya Ino. Mana tau kan tamat kuliah nanti ia bisa beli.
"Ehmm, kalau gak salah 250 juta. Eh bukan, tapi 300 juta." ralat Tara, sambil melirik Ino yang tiba-tiba bengong dengan mulut gadis itu terbuka.
Menyentuh pundak Ino sekali,Tara bertanya.
"Ino, ada apa?" tanyannya.
Tersadar Ino mengedipkan matanya hingga berulang-ulang. Kata 300 juta membuat raga gadis itu melayang untuk sesaat.
Mungkin bagi Tara uang 300 juta itu tidaklah seberapa, tapi bagi Ino? 300 juta itu bukan lah uang yang sedikit.
Jika di pikir-pikir kembali lebih baik jika uang 300 juta itu untuk biaya makannya saja sehari-hari.
Selain murah, makanan Ino juga ringan.
"Kaget ya?" tanya Tara sambil terkekeh.
Ino mengangguk kecil.
Tara tertawa, gemas melihat ekspresi Ino yang sekarang.
mengacak rambut Ino Tara berkata.
"Kamu mau, Mobil? Kalau mau biar aku belikan, tapi..." Tara tersenyum jahil. Ino mengerutkan keningnya bingung.
"Jadi istri aku dulu baru aku belikan. Kalau perluh sama pabriknya..." kata Tara.
Ino tersedak oleh air ludahnya sendiri. Menikah?
Terus Sai mau di kemanain. Buang ke tong sampah?
"Ehem..hem.." Ahana berdehem.
kedua tangannya terlipat di atas dada. Melirik punggung Tara dan Ino di depannya.
Percakapan dua makhluk di depannya itu membuat Ahana geram.
mereka berbicara seolah dirinya tidak ada di sana.
"Eh Ahana," kaget Tara.
Sepertinya pria itu tidak menyadari ada gadis lain di dalam mobilnya.
"Yang tadi, aku bercanda kok, jangan bilang ke siapa-siapa ya..." ujar Tara.
Ahana mengangguk malas lalu memasang kembali earphone ke telinganya.
tbC.
Gak mau ngemis vote
Kalau suka silahkan vote